Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, harga tembakau pada musim tanam 2023 ini mencapai Rp50 ribu per kilogram untuk tembakau kualitas paling bagus.
"Harga tembakau itu tergantung dari kualitas, kalau bagus bisa mencapai Rp50 ribu per kilogram dari harga normal sebelumnya Rp40 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Muhammad Kamrin di Praya, Jumat.
Ia mengatakan, meskipun kondisi tanaman tembakau ada yang rusak dampak perubahan cuaca pada musim kemarau itu, tetap bisa dijual, sehingga kerugian para petani itu bisa dikurangi.
"Artinya tanaman tembakau petani itu tidak hancur total, karena bisa dimanfaatkan untuk dijadikan tembakau rajangan atau dijual," katanya.
Meskipun pada musim kemarau 2023 ini terdapat tanaman tembakau mengalami kerusakan akibat diguyur hujan pada Juli 2023 itu, produksi tembakau di Lombok Tengah tetap normal.
Hal itu dikarenakan luas tanaman tembakau di Lombok Tengah mencapai 14 ribu hektare atau mengalami penambahan bila di bandingkan dengan luas tanam di 2022 yang mencapai 11 ribu hektare.
"Ada penambahan luas tanam itu 3 ribu hektare, sehingga produksi tahun ini tetap normal," katanya.
Dampak perubahan cuaca di pertengahan 2023 itu sebanyak 5.128 hektare tanaman tembakau yang rusak, tersebar di empat kecamatan.
"Dari total 14.395 hektare luas tanaman tembakau di Lombok Tengah, yang rusak dampak hujan di musim kemarau ini mencapai 5.128 hektare," katanya.
Petani tembakau di Lombok Tengah itu tersebar di 10 kecamatan yakni di Kecamatan Praya Timur dengan luas tanah 5.576 hektare dan yang terdampak itu mencapai 3.732 hektare. Untuk di Kecamatan Praya Tengah luas tanaman tembakau itu mencapai 1.328 hektare dan yang terdampak itu 116 hektare. Kemudian di Kecamatan Pujut luas tanaman tembakau mencapai 2.083 hektare dan yang terdampak hujan atau rusak 1.049 hektare.
Sedangkan untuk di Kecamatan Praya Barat luas tanaman tembakau itu mencapai 630 hektare dan yang rusak 232 hektare.
"Tembakau yang terdampak hujan baik rusak berat, sedang dan ringan itu ada di empat kecamatan itu," katanya.
Sementara itu, untuk di Kecamatan Kopang luas tanaman tembakau mencapai 331 hektare, di Kecamatan Janparia 4.282 hektare, Kecamatan Praya Barat Daya, 8,5 hektare, Kecamatan Praya 98,5 hektare, Kecamatan Batukliang 56 hektare dan Kecamatan Jonggat 1,5 hektare.
"Untuk tanaman tembakau yang ada di enam kecamatan itu tidak terdampak, meskipun curah hujan yang terjadi sama dengan di kecamatan yang terdampak," katanya.
Ia mengatakan, tanaman tembakau yang tidak terdampak itu, karena petani atau warga telah melakukan persiapan teknis sebelum menanam dengan membuat saluran irigasi. Sehingga ketika hujan turun, air hujan tidak menggenangi tanaman tembakau petani, karena airnya langsung mengalir.
"Berbeda dengan kondisi tanaman tembakau yang terdampak itu, tidak ada saluran irigasi yang dibuatkan," katanya.
"Harga tembakau itu tergantung dari kualitas, kalau bagus bisa mencapai Rp50 ribu per kilogram dari harga normal sebelumnya Rp40 ribu per kilogram," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Muhammad Kamrin di Praya, Jumat.
Ia mengatakan, meskipun kondisi tanaman tembakau ada yang rusak dampak perubahan cuaca pada musim kemarau itu, tetap bisa dijual, sehingga kerugian para petani itu bisa dikurangi.
"Artinya tanaman tembakau petani itu tidak hancur total, karena bisa dimanfaatkan untuk dijadikan tembakau rajangan atau dijual," katanya.
Meskipun pada musim kemarau 2023 ini terdapat tanaman tembakau mengalami kerusakan akibat diguyur hujan pada Juli 2023 itu, produksi tembakau di Lombok Tengah tetap normal.
Hal itu dikarenakan luas tanaman tembakau di Lombok Tengah mencapai 14 ribu hektare atau mengalami penambahan bila di bandingkan dengan luas tanam di 2022 yang mencapai 11 ribu hektare.
"Ada penambahan luas tanam itu 3 ribu hektare, sehingga produksi tahun ini tetap normal," katanya.
Dampak perubahan cuaca di pertengahan 2023 itu sebanyak 5.128 hektare tanaman tembakau yang rusak, tersebar di empat kecamatan.
"Dari total 14.395 hektare luas tanaman tembakau di Lombok Tengah, yang rusak dampak hujan di musim kemarau ini mencapai 5.128 hektare," katanya.
Petani tembakau di Lombok Tengah itu tersebar di 10 kecamatan yakni di Kecamatan Praya Timur dengan luas tanah 5.576 hektare dan yang terdampak itu mencapai 3.732 hektare. Untuk di Kecamatan Praya Tengah luas tanaman tembakau itu mencapai 1.328 hektare dan yang terdampak itu 116 hektare. Kemudian di Kecamatan Pujut luas tanaman tembakau mencapai 2.083 hektare dan yang terdampak hujan atau rusak 1.049 hektare.
Sedangkan untuk di Kecamatan Praya Barat luas tanaman tembakau itu mencapai 630 hektare dan yang rusak 232 hektare.
"Tembakau yang terdampak hujan baik rusak berat, sedang dan ringan itu ada di empat kecamatan itu," katanya.
Sementara itu, untuk di Kecamatan Kopang luas tanaman tembakau mencapai 331 hektare, di Kecamatan Janparia 4.282 hektare, Kecamatan Praya Barat Daya, 8,5 hektare, Kecamatan Praya 98,5 hektare, Kecamatan Batukliang 56 hektare dan Kecamatan Jonggat 1,5 hektare.
"Untuk tanaman tembakau yang ada di enam kecamatan itu tidak terdampak, meskipun curah hujan yang terjadi sama dengan di kecamatan yang terdampak," katanya.
Ia mengatakan, tanaman tembakau yang tidak terdampak itu, karena petani atau warga telah melakukan persiapan teknis sebelum menanam dengan membuat saluran irigasi. Sehingga ketika hujan turun, air hujan tidak menggenangi tanaman tembakau petani, karena airnya langsung mengalir.
"Berbeda dengan kondisi tanaman tembakau yang terdampak itu, tidak ada saluran irigasi yang dibuatkan," katanya.