Mataram (ANTARA) - Keluarga pedagang bakulan di Pasar Duman, Lombok Barat, kebingungan mencari biaya pengobatan di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUP NTB) karena biaya pengobatan dalam waktu tiga hari dua malam sudah menembus Rp43 juta.

"Kami bingung mencari biayanya. Perawatan tiga hari dua malam saja, sudah habis Rp43 juta. Bagaimana kalau seminggu, kami memperhitungkan bisa tembus Rp100 jutaan. Sedangkan pendapatan orang tua kami hanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per harinya," kata keluarga Pedagang Bakulan, Abbas, kepada ANTARA NTB, di Mataram, Rabu.

Ia menceritakan neneknya, Rumiah (78) terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit setelah terkena serangan pecah pembuluh darah di kepalanya saat tengah membawa barang dagangannya ke Pasar Duman.

Kemudian, pihak keluarga membawa ke RSUP NTB untuk mendapatkan pertolongan pertama. "Saat ini, kondisi nenek saya dalam keadaan kritis di ruangan ICU RSUP NTB," katanya.

Sebenarnya, kata dia, keluarga berharap masalah biaya tersebut dapat diatasi melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, namun pasien belum terdaftar sebagai peserta BPJS.

"Sebenarnya sudah kami urus untuk BPJS Mandiri, tapi BPJS akan aktif 14 hari setelah pendaftaran. Sedangkan rumah sakit hanya memberikan waktu 3 x 24 jam menunjukkan keanggotaan BPJS. Di luar waktu itu, maka pasien harus bayar seperti pasien umum," tandasnya.

Disebutkan, dirinya mendapatkan informasi keanggotaan BPJS bisa berlaku 14 hari itu dari akun BPJS. "Saya sudah mengecek kembali ke rumah sakit, ternyata masih belum aktif kepesertaannya di BPJS," katanya.

Abbas menambahkan keluarga besar saat ini kebingungan untuk mencari solusi terkait pembayaran tersebut. "Saya memohon ada solusi menghadapi masalah ini. Untuk mencari uang ratusan juta rupiah dari mana?," katanya.


 

Pewarta : ANTARA NTB
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024