Badung, Bali (ANTARA) - Kementerian BUMN mengembangkan sumber daya manusia bertalenta digital yang dimulai dari kampus untuk mengimbangi pesatnya terobosan teknologi dan besarnya potensi ekonomi berbasis digital.“
Transformasi digital dan talenta digital harus disiapkan, tidak hanya di BUMN tapi juga di swasta,” kata Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata di Kampus Universitas Udayana (Unud) Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Untuk itu, melalui mitra di Kementerian BUMN yakni Forum Digital BUMN (Fordigi) mendatangi perguruan tinggi salah satunya Kampus Unud untuk memberikan kesadaran kepada para generasi muda soal pentingnya digitalisasi yang mendukung kehidupan manusia di masa depan.
Dalam kesempatan itu, para mahasiswa mengikuti seminar dan panel diskusi terkait pengembangan digital yang dibawakan sejumlah BUMN.
Pemerintah mendata dalam waktu 10-15 tahun mendatang Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta SDM bertalenta digital atau sekitar 600 ribu orang per tahun.
Tak melek digital, lanjut dia, para generasi muda juga perlu disertai karakter yakni etika untuk menyeimbangkan perkembangan teknologi yang cepat misalnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Ada pun teknologi berbasis AI saat ini diterapkan sejumlah perusahaan BUMN salah satunya di sektor jasa keuangan.
Untuk itu, generasi muda perlu terus menumbuhkan pola pikir belajar agar tidak ketinggalan dengan canggihnya perkembangan teknologi.
Sementara itu, Ketua Bidang IV Fordigi BUMN Beatrix Santi Anugrah menjelaskan apabila generasi muda tidak memiliki talenta digital, maka berpotensi ketinggalan dalam berbagai bidang termasuk pengembangan karir hingga menumbuhkan usaha mikro kecil menengah yang kini banyak memanfaatkan kecanggihan digital.
Ia menyebut berdasarkan data konsultan McKinsey dan Bloomberg, saat ini sebanyak 90 persen data terbaru terbentuk dalam dua tahun terakhir, kemudian sebanyak satu triliun perangkat terkoneksi pada 2022.
Selain itu, jual beli saham sebanyak 90 persen sudah dilakukan dalam sistem algoritma dan lebih dari 50 persen teknologi seluruh dunia sudah saling terkoneksi.
Di sisi lain, berdasarkan data Kementerian Keuangan yang mengestimasi pada 2025 ekonomi berbasis digital tumbuh signifikan dengan potensi mencapai 146 miliar dolar AS.
“Untuk itu kami perlu melakukan transformasi, membutuhkan talenta digital,” imbuh Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi PT Reasuransi Indonesia (Persero) itu.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana Agoes Ganesha Rahyuda menjelaskan transformasi digital juga berperan penting dalam mendukung sektor UMKM.
Namun, belum semua UMKM mencakup cara kerja digital mengingat ada tiga terminologi yang berbeda yakni digitasi, digitalisasi dan transformasi digital.
Baca juga: BNI meningkatkan inklusi keuangan buat UMKM belum "bankable"
Baca juga: Polres Malang salurkan modal bagi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan
“Digitasi itu perubahan UMKM dari dulu analog sekarang digital, kalau digitalisasi itu lebih luas lagi yakni mesin beroperasional mandiri dan transformasi digital lebih kepada ekosistem agar digitalisasi mampu berjalan,” ucapnya.