Lampung Selatan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mencatat sebanyak 4.593 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terjadi pada bulan Agustus 2023 atau saat musim kemarau.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Jamaluddin, saat dihubungi dari Pesisir Barat, Sabtu mengatakan pada Agustus 2023 pihaknya menangani 33 kasus ISPA pneomoni di bawah usia satu tahun. "Untuk bulan Agustus 2023 ISPA pneomoni 33 kasus di bawah usia satu tahun, 1-5 tahun 82 kasus," kata dia.
Kemudian kata dia, untuk non pneomoni, pihaknya mencatat ribuan anak terpapar penyakit ISPA. "Non pneomoni umur kurang dari satu tahun 2.144 kasus, usia 1-5 tahun ada 2.334 kasus," katanya. Namun ia mengatakan, untuk bulan September 2023, pihaknya belum mendapatkan laporan dari puskesmas maupun rumah sakit.
Menurut dia, imunitas para anak masih dalam perkembangan sehingga di saat daya tahan tubuhnya menurun maka dengan mudah anak terserang virus maupun bakteri penyebab ISPA. Jamaluddin menjelaskan, pencegahan yang paling efektif adalah menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin, rajin berolahraga, menggunakan masker serta sebisa mungkin menjauhi kerumunan dan menghindari asap rokok.
Baca juga: Dinkes NTB mengimbau warga waspada ISPA saat kemarau
Baca juga: Dikes Lombok Tengah meminta warga pakai masker antisipasi dampak El Nino
"Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan cara cuci tangan secara teratur setelah melakukan aktifitas di tempat umum, menghindari kebiasaan merokok, meminimalisir sentuhan tangan pada wajah, terutama bagian hidung, banyak mengkonsumsi buah dan sayur," ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Jamaluddin, saat dihubungi dari Pesisir Barat, Sabtu mengatakan pada Agustus 2023 pihaknya menangani 33 kasus ISPA pneomoni di bawah usia satu tahun. "Untuk bulan Agustus 2023 ISPA pneomoni 33 kasus di bawah usia satu tahun, 1-5 tahun 82 kasus," kata dia.
Kemudian kata dia, untuk non pneomoni, pihaknya mencatat ribuan anak terpapar penyakit ISPA. "Non pneomoni umur kurang dari satu tahun 2.144 kasus, usia 1-5 tahun ada 2.334 kasus," katanya. Namun ia mengatakan, untuk bulan September 2023, pihaknya belum mendapatkan laporan dari puskesmas maupun rumah sakit.
Menurut dia, imunitas para anak masih dalam perkembangan sehingga di saat daya tahan tubuhnya menurun maka dengan mudah anak terserang virus maupun bakteri penyebab ISPA. Jamaluddin menjelaskan, pencegahan yang paling efektif adalah menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin, rajin berolahraga, menggunakan masker serta sebisa mungkin menjauhi kerumunan dan menghindari asap rokok.
Baca juga: Dinkes NTB mengimbau warga waspada ISPA saat kemarau
Baca juga: Dikes Lombok Tengah meminta warga pakai masker antisipasi dampak El Nino
"Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan cara cuci tangan secara teratur setelah melakukan aktifitas di tempat umum, menghindari kebiasaan merokok, meminimalisir sentuhan tangan pada wajah, terutama bagian hidung, banyak mengkonsumsi buah dan sayur," ujarnya.