Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Putri Tanjung mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak inovator digital dari generasi muda untuk memajukan perputaran ekonomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). “Kita membutuhkan lebih banyak lagi inovator-inovator digital atau pelaku-pelaku yang standar-standar atau fokusnya membantu UMKM, butuh jembatan-jembatan biar goals para UMKM lebih cepat tercapai,” ujar Putri saat menghadiri AFPI UMKM DIGITAL SUMMIT 2023 di Jakarta, Kamis.
Putri mengatakan, upaya untuk melahirkan lebih banyak inovator digital itu yakni dengan menumbuhkan pola pikir kewirausahaan atau enterpreneurship mindset dan sifat adaptif agar mampu bersaing dalam kompetisi perekonomian masa kini.
Selain itu, menurut Putri, seorang wirausaha harus mampu menangkap dan menciptakan peluang. “Jadi kalau misalkan kita nggak bisa melihat peluang, ya kita ciptakan, itulah sebenarnya semangat pebisnis,” kata Putri.
Menurutnya, pengusaha UMKM dan anak-anak muda yang memiliki pola pikir kewirausahaan sangat diperlukan. Tujuannya, agar mereka dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia.
Selanjutnya Putri mengungkapkan bahwa pentingnya edukasi mengenai teknologi, tak hanya kepada pelaku UMKM tapi juga kepada pembeli. Hal tersebut agar pelaku UMKM dan pembeli dapat sama-sama memanfaatkan teknologi dengan baik sehingga mereka semakin sejahtera, besar, dan memiliki hidup yang lebih baik. “Teknologi itu adalah sebuah tools, sebuah cara, dan dengan adanya ekosistem digital tersebut bisa mempercepat dan membuat UMKM kita lebih sustainable,” kata Putri.
Baca juga: Stafsus Presiden RI Ari Dwipayana: Budaya Kawi berkontribusi membangun keindonesiaan
Baca juga: Stafsus Presiden Jokowi apresiasi kinerja BP2MI
Ia mengungkapkan sustainable yang dimaksud berarti bisnisnya menjadi lebih sehat, efektif, bisa merambah pasar global sehingga pelaku bisnis, keluarganya, dan lingkungan sekitarnya dapat sejahtera. Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM, pemerintah menargetkkan sebanyak 24 juta UMKM onboard digital pada 2023. Hingga Desember 2022, jumlah UMKM yang menerapkan digitalisasi telah mencapai 20,76 juta.
Putri mengatakan, upaya untuk melahirkan lebih banyak inovator digital itu yakni dengan menumbuhkan pola pikir kewirausahaan atau enterpreneurship mindset dan sifat adaptif agar mampu bersaing dalam kompetisi perekonomian masa kini.
Selain itu, menurut Putri, seorang wirausaha harus mampu menangkap dan menciptakan peluang. “Jadi kalau misalkan kita nggak bisa melihat peluang, ya kita ciptakan, itulah sebenarnya semangat pebisnis,” kata Putri.
Menurutnya, pengusaha UMKM dan anak-anak muda yang memiliki pola pikir kewirausahaan sangat diperlukan. Tujuannya, agar mereka dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia.
Selanjutnya Putri mengungkapkan bahwa pentingnya edukasi mengenai teknologi, tak hanya kepada pelaku UMKM tapi juga kepada pembeli. Hal tersebut agar pelaku UMKM dan pembeli dapat sama-sama memanfaatkan teknologi dengan baik sehingga mereka semakin sejahtera, besar, dan memiliki hidup yang lebih baik. “Teknologi itu adalah sebuah tools, sebuah cara, dan dengan adanya ekosistem digital tersebut bisa mempercepat dan membuat UMKM kita lebih sustainable,” kata Putri.
Baca juga: Stafsus Presiden RI Ari Dwipayana: Budaya Kawi berkontribusi membangun keindonesiaan
Baca juga: Stafsus Presiden Jokowi apresiasi kinerja BP2MI
Ia mengungkapkan sustainable yang dimaksud berarti bisnisnya menjadi lebih sehat, efektif, bisa merambah pasar global sehingga pelaku bisnis, keluarganya, dan lingkungan sekitarnya dapat sejahtera. Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM, pemerintah menargetkkan sebanyak 24 juta UMKM onboard digital pada 2023. Hingga Desember 2022, jumlah UMKM yang menerapkan digitalisasi telah mencapai 20,76 juta.