Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Lampung, Mingrum Gumay meminta mahasiswa untuk berperan memikirkan nasib bangsa ke depan. "Kehidupan kampus adalah sebuah perjalanan yang akan membentuk karakter dan membuka peluang baru bagi mahasiswa. Peranan mahasiswa atau pemuda dalam menentukan arah dan masa depan bangsa Indonesia ke depan sangatlah penting," kata Mingrum pada acara pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru (PKKMB) Universitas Tulang Bawang (UTB) di Bandarlampung, Minggu.
Mingrum Gumay pada kesempatan itu menjadi narasumber untuk memberikan pengetahuan bagaimana berkehidupan berbangsa dan bernegara kepada mahasiswa baru sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ia juga minta mahasiswa dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar dengan tekun. "Anda adalah agen perubahan masa depan. Sukses Anda bukan hanya tentang mencapai prestasi akademik, tetapi juga bagaimana dapat memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat sekitar," kata Mingrum Gumay.
Ketua DPRD Lampung menyebutkan negara ini tidak membutuhkan mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk dirinya sendiri bahkan Bung Karno juga pernah menyebutkan peranan pemuda dalam menentukan arah dan masa depan bangsa Indonesia ke depan sangatlah penting.
"Mahasiswa harus memikirkan nasib bangsanya ke depan dengan cara yang sesuai dengan konstitusional dan elegan, sampaikan pokok pikiran maupun gagasan dengan baik agar apa yang dimaksud tersampaikan secara menyeluruh," ujar Mingrum.
Mantan Aktivis GMNI ini juga berharap mahasiswa dapat mengambil peran sebagaimana fungsi dari mahasiswa itu sendiri, jangan mau di adu domba maupun melakukan hal-hal yang sifatnya tanpa kajian dan analisa yang mendalam. "Kita ingin semua pihak memberikan masukan dan kritik sebagai sosial kontrol yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila itu sendiri, mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan segalanya merupakan wujud dari demokrasi yang sebenarnya," Ungkapnya.
Terakhir ia juga mengulas bagaimana Kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang di bom, pada 6 dan 9 Agustus 1945, pada saat ini pemerintahan Jepang langsung bertanya berapa sisa guru yang masih hidup.
Baca juga: Pakar: Pemerintah berhak memutus kontrak investor biarkan lahan mangkrak
Baca juga: Mahasiswa Unram olah masakan 'ares' menjadi produk instan
"ini artinya bagaimana peran guru atau dosen sangatlah tidak mudah untuk melahirkan generasi penerus bangsa ke depan yang memiliki akhlak yang baik, budi pekerti yang baik serta kecerdasaan yang pada hakikatnya akan digunakan untuk berkontribusi terhadap bangsa dan negara ke depan, hormati dan sayangi dosen yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa,tidaklah mungkin apa yang diberikan tidak ada manfaatnya bagi kalian,itu yang harus di ingat," tutupnya.
Mingrum Gumay pada kesempatan itu menjadi narasumber untuk memberikan pengetahuan bagaimana berkehidupan berbangsa dan bernegara kepada mahasiswa baru sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ia juga minta mahasiswa dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar dengan tekun. "Anda adalah agen perubahan masa depan. Sukses Anda bukan hanya tentang mencapai prestasi akademik, tetapi juga bagaimana dapat memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat sekitar," kata Mingrum Gumay.
Ketua DPRD Lampung menyebutkan negara ini tidak membutuhkan mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk dirinya sendiri bahkan Bung Karno juga pernah menyebutkan peranan pemuda dalam menentukan arah dan masa depan bangsa Indonesia ke depan sangatlah penting.
"Mahasiswa harus memikirkan nasib bangsanya ke depan dengan cara yang sesuai dengan konstitusional dan elegan, sampaikan pokok pikiran maupun gagasan dengan baik agar apa yang dimaksud tersampaikan secara menyeluruh," ujar Mingrum.
Mantan Aktivis GMNI ini juga berharap mahasiswa dapat mengambil peran sebagaimana fungsi dari mahasiswa itu sendiri, jangan mau di adu domba maupun melakukan hal-hal yang sifatnya tanpa kajian dan analisa yang mendalam. "Kita ingin semua pihak memberikan masukan dan kritik sebagai sosial kontrol yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila itu sendiri, mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan segalanya merupakan wujud dari demokrasi yang sebenarnya," Ungkapnya.
Terakhir ia juga mengulas bagaimana Kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang di bom, pada 6 dan 9 Agustus 1945, pada saat ini pemerintahan Jepang langsung bertanya berapa sisa guru yang masih hidup.
Baca juga: Pakar: Pemerintah berhak memutus kontrak investor biarkan lahan mangkrak
Baca juga: Mahasiswa Unram olah masakan 'ares' menjadi produk instan
"ini artinya bagaimana peran guru atau dosen sangatlah tidak mudah untuk melahirkan generasi penerus bangsa ke depan yang memiliki akhlak yang baik, budi pekerti yang baik serta kecerdasaan yang pada hakikatnya akan digunakan untuk berkontribusi terhadap bangsa dan negara ke depan, hormati dan sayangi dosen yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa,tidaklah mungkin apa yang diberikan tidak ada manfaatnya bagi kalian,itu yang harus di ingat," tutupnya.