Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan stok beras di wilayah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dengan ketersediaan sebanyak 4.578,53 ton.

"Stok ketersediaan beras berdasarkan perhitungan prognosa dengan pengambilan data sebanyak 4.578,53 ton. Dengan stok tersebut, khusus Gunungkidul cukup longgar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Selasa.

Ia mengatakan petugas DPP Gunungkidul melakukan pendataan mingguan. Mahalnya harga beras di tingkat pedagang ada dua sisi, yakni memberikan keuntungan bagi para petani dan momentum petani melakukan diversifikasi tanaman pangan selain beras.

Hal ini dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, sekaligus juga sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada beras. Di Gunungkidul, diversifikasi tanaman pangan sudah dimulai sejak 2015 dengan rintisan berupa lomba cipta menu non-beras.

Namun demikian, pelaksanaan program diversifikasi ini masih sebatas rutinitas sehingga pengembangan belum masif. Hal itu terlihat dari angka ketergantungan terhadap beras masih dominan dibandingkan dengan bahan pangan lainnya

“Kami terus berupaya untuk menggalakkan program ketahanan pangan non beras di masyarakat sebab, untuk pangan ada bahan lainnya seperti ketela, singkong atau ubi-ubian, jagung, sorgum dan lainnya,” katanya.

Rismiyadi mengatakan diversifikasi pangan mulai digalakkan melalui program pemberdayaan kelompok wanita tani, program pekarangan lestari dan lain sebagainya. Diharapkan melalui berbagai program investasi bisa memperkaya bahan pangan di masyarakat. "Harapannya ketergantungan terhadap beras bisa ditekan,” katanya

Menurut dia, keanekaragaman bahan pangan akan memberikan banyak manfaat. Selain untuk mengurangi bahan pangan beras, juga memperkuat ketahanan di tengah  isu krisis pangan secara global. “Makanya harus diperkuat dan semakin bervariasi bahan pangan yang dimiliki, maka akan semakin baik,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan penguatan ketahanan pangan menjadi isu nasional yang harus dijalankan. Untuk prosesnya bahan pangan yang dikembangkan juga lebih variatif sehingga tidak terus bergantung pada komoditas beras.

Baca juga: Dinas Pertanian: Lombok Tengah bebas dari anjing rabies
Baca juga: Distan: realisasi produksi padi Mataram mencapai 14.712 ton

Penguatan ketahanan pangan tidak harus dilakukan di ladang maupun sawah. Program ini juga dikembangkan di area lingkungan rumah. “Pemanfaatan lahan di sekitaran rumah bisa dioptimalkan,” katanya.

 

Pewarta : Sutarmi
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024