Hangzhou (ANTARA) -
Kegiatan latihan di luar negeri menjadi harapan sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri agar dia dapat mempertajam catatan waktunya, setelah gagal meraih medali pada lomba lari 100 meter putra Asian Games 2022.
Pada final yang berlangsung di Stadion Hangzhou Olympics Sports Centre, Hangzhou, Sabtu (30/9), pelari asal Nusa Tenggara Barat itu finis di posisi keenam dengan catatan waktu 10,16 detik. "Kalau boleh sih begitu (TC di luar negeri). Karena memang kalau kita di negara orang itu, semangatnya itu lebih gitu. Ada pesaing, ada motivasi yang, apalagi kalau kita try out di Amerika, pelari Amerika jago-jago gitu. Lebih semangat aja gitu kalau latihan di luar," tutur Zohri saat ditemui usai lomba.
Apalagi Zohri masih menyimpan ambisi untuk dapat mengukir catatan waktu lari 100 meter di bawah 10 detik. Sehingga dengan mode dan lokasi latihan yang tepat, ia masih menyimpan asa untuk dapat memiliki catatan waktu tersebut.
"Yang pertama sih yang buat saya tetap semangat itu karena memang target yang saya inginkan itu lari di bawah 10 (detik) itu memang saya menargetkannya dari 2019. Cuma target itu belum sampai detik ini saya taklukkan, karena cedera berbagai macam, bangkit, cedera lagi, bangkit, cedera lagi," ujar Zohri.
Saat melakoni final lari 100 meter putra, Zohri menilai kekurangannya adalah pada speed endurance. Hal itu dinilainya kurang dapat dipersiapkan secara maksimal, karena pelatihan Asian Games 2022 terlalu dekat dengan penyelenggaraan SEA Games 2023 Mei lalu.
Pada SEA Games 2023, Zohri membawa pulang medali perunggu di nomor lari 200 meter putra. Ia sebelumnya mundur di nomor lari 100 meter putra karena mengalami cedera otot paha depan.
Baca juga: Asian Games: Lifter Juliana Klarisa rasakan persiapan kurang maksimal
Baca juga: Asian Games: Dua Pelari Robi dan Rikki pecahkan catatan waktu terbaik
"Karena memang Asian Games terlalu dekat gitu. Karena habis cedera dari SEA Games kemarin, cuma ya Alhamdulillah lah waktunya (di Asian Games) bisa dibilang bagus. Ini sebagai motivasi buat saya ke depan," tutur Zohri.
Apalagi Zohri masih menyimpan ambisi untuk dapat mengukir catatan waktu lari 100 meter di bawah 10 detik. Sehingga dengan mode dan lokasi latihan yang tepat, ia masih menyimpan asa untuk dapat memiliki catatan waktu tersebut.
"Yang pertama sih yang buat saya tetap semangat itu karena memang target yang saya inginkan itu lari di bawah 10 (detik) itu memang saya menargetkannya dari 2019. Cuma target itu belum sampai detik ini saya taklukkan, karena cedera berbagai macam, bangkit, cedera lagi, bangkit, cedera lagi," ujar Zohri.
Saat melakoni final lari 100 meter putra, Zohri menilai kekurangannya adalah pada speed endurance. Hal itu dinilainya kurang dapat dipersiapkan secara maksimal, karena pelatihan Asian Games 2022 terlalu dekat dengan penyelenggaraan SEA Games 2023 Mei lalu.
Pada SEA Games 2023, Zohri membawa pulang medali perunggu di nomor lari 200 meter putra. Ia sebelumnya mundur di nomor lari 100 meter putra karena mengalami cedera otot paha depan.
Baca juga: Asian Games: Lifter Juliana Klarisa rasakan persiapan kurang maksimal
Baca juga: Asian Games: Dua Pelari Robi dan Rikki pecahkan catatan waktu terbaik
"Karena memang Asian Games terlalu dekat gitu. Karena habis cedera dari SEA Games kemarin, cuma ya Alhamdulillah lah waktunya (di Asian Games) bisa dibilang bagus. Ini sebagai motivasi buat saya ke depan," tutur Zohri.