Hangzhou (ANTARA) - Lifter putri Indonesia Juliana Klarisa mengaku kurang maksimal melakukan persiapan untuk bertanding di Asian Games Hangzhou, di mana ia hanya mampu finis peringkat ke-9 pada kelas 55kg, Sabtu.
Di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, peraih medali emas SEA Games Kamboja itu mencatatkan total angkatan 185kg, dari 82kg snatch dan 103kg clean & jerk. Namun, angka itu masih belum menyamai catatan yang dibuat atlet berusia 21 tahun itu pada kejuaraan dunia di Riyadh, Arab Saudi pada awal bulan September yaitu 186kg; 79kg snatch dan 107kg clean & jerk. "Saya rasa kurang persiapan. Karena setelah kami tanding di Arab, persiapannya tidak sampai satu bulan sebelum tanding lagi, jadi kurang maksimal," kata Klarisa ketika ditemui ANTARA.
Ia tercatat gagal mengeksekusi dua upaya mengangkat 107kg pada percobaan kedua dan ketiga clean & jerk meskipun mengaku tidak terbebani dengan target medali di Asian Games tahun ini.
"Setelah tanding kami sempat libur empat hari jadi sedikit turun angkatannya. Kemarin juga pas latihan baru bisa mengangkat 100kg. Sebenarnya sudah pernah berhasil, tapi setelah tanding kemarin baru bisa mengangkat lagi," kata dia. "Target pribadi saya angkatan yang bagus saja, bisa melewati angkatan yang di Arab kemarin."
Setelah Asian Games Hangzhou, Klarisa bakal mengikuti kejuaraan dunia di Qatar pada Desember sebagai salah satu kualifikasi Olimpiade. Ia kemungkinan turun ke kelas 49kg dan bersaing dengan Windy Cantika Aisah, peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Cantika di Asian Games juga diturunkan ke kelas 55kg, namun belum mampu mengeluarkan penampilan terbaiknya. Ia mencatatkan angkatan snatch 85kg setelah gagal pada upaya ketiganya menambah beban menjadi 88kg, satu kg lebih berat dari catatan terbaiknya.
Kemudian dari clean & jerk, lifter 21 tahun itu tak meraih angka setelah tiga kali gagal mengangkat beban 100kg yang ditargetkan. Cantika dan Klarisa juga menyaksikan sendiri bagaimana Korea Utara membuat kejutan besar hari ini ketika Hyongyong Kang mengangkat beban seberat 103kg pada angkatan snatch terakhirnya dan mengalahkan rekor dunia yang dipegang oleh lifter putri China Li Yajun dengan selisih satu kg.
Dia juga menjadi pemegang rekor dunia baru clean & jerk setelah mengangkat 130kg pada upaya ketiganya, juga rekor dunia angkatan total 233kg, sekaligus yang menjadi patokan anyar di tingkat Asia dan Asian Games.
Baca juga: Asian Games : Lifter Windy Cantika kandas di kelas 55 kg putri
Baca juga: Presiden IWF terpukau aksi Rahmat Erwin di SEA Games
Rekan senegaranya, Suyon Ri membantu Korut mengawinkan perak dan emas kelas 55kg putri setelah finis runner up dengan total angkatan 222kg; 96kg snatch dan 126kg clean & jerk. Wakil China Zhihui Hou berhak atas perunggu dengan total angkatan 210kg; 95kg snatch dan 115kg clean & jerk.
Di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, peraih medali emas SEA Games Kamboja itu mencatatkan total angkatan 185kg, dari 82kg snatch dan 103kg clean & jerk. Namun, angka itu masih belum menyamai catatan yang dibuat atlet berusia 21 tahun itu pada kejuaraan dunia di Riyadh, Arab Saudi pada awal bulan September yaitu 186kg; 79kg snatch dan 107kg clean & jerk. "Saya rasa kurang persiapan. Karena setelah kami tanding di Arab, persiapannya tidak sampai satu bulan sebelum tanding lagi, jadi kurang maksimal," kata Klarisa ketika ditemui ANTARA.
Ia tercatat gagal mengeksekusi dua upaya mengangkat 107kg pada percobaan kedua dan ketiga clean & jerk meskipun mengaku tidak terbebani dengan target medali di Asian Games tahun ini.
"Setelah tanding kami sempat libur empat hari jadi sedikit turun angkatannya. Kemarin juga pas latihan baru bisa mengangkat 100kg. Sebenarnya sudah pernah berhasil, tapi setelah tanding kemarin baru bisa mengangkat lagi," kata dia. "Target pribadi saya angkatan yang bagus saja, bisa melewati angkatan yang di Arab kemarin."
Setelah Asian Games Hangzhou, Klarisa bakal mengikuti kejuaraan dunia di Qatar pada Desember sebagai salah satu kualifikasi Olimpiade. Ia kemungkinan turun ke kelas 49kg dan bersaing dengan Windy Cantika Aisah, peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Cantika di Asian Games juga diturunkan ke kelas 55kg, namun belum mampu mengeluarkan penampilan terbaiknya. Ia mencatatkan angkatan snatch 85kg setelah gagal pada upaya ketiganya menambah beban menjadi 88kg, satu kg lebih berat dari catatan terbaiknya.
Kemudian dari clean & jerk, lifter 21 tahun itu tak meraih angka setelah tiga kali gagal mengangkat beban 100kg yang ditargetkan. Cantika dan Klarisa juga menyaksikan sendiri bagaimana Korea Utara membuat kejutan besar hari ini ketika Hyongyong Kang mengangkat beban seberat 103kg pada angkatan snatch terakhirnya dan mengalahkan rekor dunia yang dipegang oleh lifter putri China Li Yajun dengan selisih satu kg.
Dia juga menjadi pemegang rekor dunia baru clean & jerk setelah mengangkat 130kg pada upaya ketiganya, juga rekor dunia angkatan total 233kg, sekaligus yang menjadi patokan anyar di tingkat Asia dan Asian Games.
Baca juga: Asian Games : Lifter Windy Cantika kandas di kelas 55 kg putri
Baca juga: Presiden IWF terpukau aksi Rahmat Erwin di SEA Games
Rekan senegaranya, Suyon Ri membantu Korut mengawinkan perak dan emas kelas 55kg putri setelah finis runner up dengan total angkatan 222kg; 96kg snatch dan 126kg clean & jerk. Wakil China Zhihui Hou berhak atas perunggu dengan total angkatan 210kg; 95kg snatch dan 115kg clean & jerk.