Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan musim hujan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) diprakirakan mundur bila dibandingkan dengan normalnya atau musim hujan 2023/2024 bakal terjadi bulan November.
"Awal musim hujan di NTB mulai November Dasarian II hingga bulan Desember Dasarian III 2023," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I NTB, Nuga Putrantijo, dalam keterangan tertulis di Mataram, Selasa.
Baca juga: Warga diimbau waspadai gelombang laut hingga 4 meter di Selat Bali dan Lombok
Ia mengatakan apabila dibandingkan dengan kondisi rata–ratanya, awal musim hujan 2023/2024 NTB cenderung mundur 1 hingga lebih dari 3 dasarian dibandingkan normalnya. Kondisi ENSO saat ini dalam posisi El Nino moderate dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga Desember 2023 - Januari 2024.
"Kondisi suhu muka laut di sekitar perairan NTB yang saat ini terpantau masih dalam kondisi netral dan diprediksi akan menghangat mulai Desember 2023," katanya
Angin timuran masih mendominasi hingga awal bulan November 2023. Selanjutnya angin baratan diprediksi mulai aktif yang akan membawa udara yang relatif basah.
"Kondisi-kondisi tersebut mengindikasikan masuknya awal musim hujan 2023/2024 di NTB berpotensi akan lebih lambat dibandingkan normalnya, dan diprakirakan sebagian besar wilayah NTB akan mengalami musim hujan dengan durasi yang lebih pendek dari normalnya," kata Nuga.
Musim hujan pada November Dasarian II meliputi Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara bagian selatan, sebagian kecil Lombok Tengah bagian tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu.
"Puncak musim hujan diprakirakan pada umumnya terjadi pada Desember 2023-Maret 2024," katanya.
Pada periode peralihan musim, kata dia, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Pemerintah daerah dan masyarakat di daerah rawan banjir dan tanah longsor diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan pada saat periode puncak musim hujan, terutama di wilayah yang sering mengalami banjir dan tanah longsor.
"Waspada bencana alam saat puncak musim hujan terjadi," katanya.
"Awal musim hujan di NTB mulai November Dasarian II hingga bulan Desember Dasarian III 2023," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I NTB, Nuga Putrantijo, dalam keterangan tertulis di Mataram, Selasa.
Baca juga: Warga diimbau waspadai gelombang laut hingga 4 meter di Selat Bali dan Lombok
Ia mengatakan apabila dibandingkan dengan kondisi rata–ratanya, awal musim hujan 2023/2024 NTB cenderung mundur 1 hingga lebih dari 3 dasarian dibandingkan normalnya. Kondisi ENSO saat ini dalam posisi El Nino moderate dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga Desember 2023 - Januari 2024.
"Kondisi suhu muka laut di sekitar perairan NTB yang saat ini terpantau masih dalam kondisi netral dan diprediksi akan menghangat mulai Desember 2023," katanya
Angin timuran masih mendominasi hingga awal bulan November 2023. Selanjutnya angin baratan diprediksi mulai aktif yang akan membawa udara yang relatif basah.
"Kondisi-kondisi tersebut mengindikasikan masuknya awal musim hujan 2023/2024 di NTB berpotensi akan lebih lambat dibandingkan normalnya, dan diprakirakan sebagian besar wilayah NTB akan mengalami musim hujan dengan durasi yang lebih pendek dari normalnya," kata Nuga.
Musim hujan pada November Dasarian II meliputi Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara bagian selatan, sebagian kecil Lombok Tengah bagian tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, dan Dompu.
"Puncak musim hujan diprakirakan pada umumnya terjadi pada Desember 2023-Maret 2024," katanya.
Pada periode peralihan musim, kata dia, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Pemerintah daerah dan masyarakat di daerah rawan banjir dan tanah longsor diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan pada saat periode puncak musim hujan, terutama di wilayah yang sering mengalami banjir dan tanah longsor.
"Waspada bencana alam saat puncak musim hujan terjadi," katanya.