Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Ratusan warga dari 8 Desa di Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah, melakukan aksi unjuk rasa di kantor DPRD Lombok Tengah, Kamis (5/9).
Mereka menuntut ketidakbijakkan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terkait proyek saluran air tidak ada yang mengalir ke wilayah mereka.
Kepala Desa Selebung, Adi mengatakan pemerintah kabupaten hanya melihat dengan satu mata, saluran pipa air sekedar melintasi wilayah Kecamatan Batukliang tanpa ikut menyirami kawasan tersebut.
"Tolong pemerintah tidak melihat kami dengan satu mata, kami butuh kebijakan, kami menuntut untuk saluran pipa dibukakan 6 inch saja," kata Adi saat orasi di kantor DPRD Lombok Tengah.
Kades Selebung dan warga juga menuntut untuk dibuatkan bendungan di wilayah mereka untuk menambah debit air saat musim kemarau panjang.
Ia meminta waktu satu pekan untuk pemerintah segera mengambil kebijakan.
"Jika dalam satu minggu ke depan belum ada respon dari pemerintah, maka kami sendiri akan menutup saluran air ke wilayah Praya dan membuka sepenuhnya untuk kami," tegasnya.
Warga menceritakan, saluran pipa air yang melintas diteruntuk kan untuk wilayah selatan bagian Praya dan tidak ada jatah wilayah Batukliang dan sampai saat ini masih terdampak ke para petani yang tanamannya tidak kunjung hidup.
"Kacang yang kami tanam dan kami harapkan sudah mati akibat kekurangan air," kata Rosidi, salah satu petani korban kekurangan air.
Mereka menuntut ketidakbijakkan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terkait proyek saluran air tidak ada yang mengalir ke wilayah mereka.
Kepala Desa Selebung, Adi mengatakan pemerintah kabupaten hanya melihat dengan satu mata, saluran pipa air sekedar melintasi wilayah Kecamatan Batukliang tanpa ikut menyirami kawasan tersebut.
"Tolong pemerintah tidak melihat kami dengan satu mata, kami butuh kebijakan, kami menuntut untuk saluran pipa dibukakan 6 inch saja," kata Adi saat orasi di kantor DPRD Lombok Tengah.
Kades Selebung dan warga juga menuntut untuk dibuatkan bendungan di wilayah mereka untuk menambah debit air saat musim kemarau panjang.
Ia meminta waktu satu pekan untuk pemerintah segera mengambil kebijakan.
"Jika dalam satu minggu ke depan belum ada respon dari pemerintah, maka kami sendiri akan menutup saluran air ke wilayah Praya dan membuka sepenuhnya untuk kami," tegasnya.
Warga menceritakan, saluran pipa air yang melintas diteruntuk kan untuk wilayah selatan bagian Praya dan tidak ada jatah wilayah Batukliang dan sampai saat ini masih terdampak ke para petani yang tanamannya tidak kunjung hidup.
"Kacang yang kami tanam dan kami harapkan sudah mati akibat kekurangan air," kata Rosidi, salah satu petani korban kekurangan air.