Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan keberadaan teknologi digital telah mampu mendukung terwujudnya kemerdekaan dalam pembelajaran baik bagi pendidik maupun peserta didik.
“Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian untuk menciptakan berbagai inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani dalam Kuliah Umum PembaTIK Level IV 2023 di Jakarta, Senin.
Nunuk menuturkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi medium untuk terciptanya berbagai model inovasi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Hal tersebut, menurutnya, membuat peserta didik merdeka untuk mengimplementasikan model pembelajaran sesuai yang mereka inginkan sehingga diharapkan prestasi peserta didik semakin baik.
Tak hanya itu, kata dia, keberadaan teknologi tersebut juga harus mampu membuat para pendidik semakin terpacu untuk bisa mengembangkan media-media atau model-model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Adanya pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini bisa mendorong pendidik berkreasi mengembangkan media-media pembelajaran,” ujarnya.
Senada dengan Nunuk, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengatakan teknologi dapat dimanfaatkan bagi para pendidik untuk menggali potensi dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan Kemendikbudristek untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK adalah melalui program Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PembaTIK). Sasaran dari program ini, kata dia, adalah para pendidik sehingga diharapkan mampu membuat bahan ajar yang dikorelasikan dengan Kurikulum Merdeka.
Terlebih lagi, menurut Suharti, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat timpang karena terdapat beberapa daerah dengan kualitas pendidikan yang baik namun masih banyak daerah dengan kualitas pendidikan yang kurang baik. Oleh sebab itu Program PembaTIK diharapkan bisa menjadi salah satu strategi pemerintah untuk meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.
“Melalui pemanfaatan teknologi, guru diharapkan tidak hanya mampu menerapkan di kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukannya sendiri, namun juga berbagi inovasi dalam pembelajaran kepada yang lain,” katanya.
Sebagai informasi, PembaTIK merupakan program peningkatan kompetensi pendidik dalam kegiatan belajar, mengajar, dan berkarya, untuk mendukung terciptanya Inovasi pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dengan mengedepankan teknologi.
Baca juga: Kemendikbud optimistis 3,5 juta masyarakat terlibat dalam RBD
Baca juga: Kemendikbudristek menggalakkan program penuntasan buta aksara
Program PembaTIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO ini memiliki empat level standar kompetensi yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi.
“Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian untuk menciptakan berbagai inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani dalam Kuliah Umum PembaTIK Level IV 2023 di Jakarta, Senin.
Nunuk menuturkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi medium untuk terciptanya berbagai model inovasi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Hal tersebut, menurutnya, membuat peserta didik merdeka untuk mengimplementasikan model pembelajaran sesuai yang mereka inginkan sehingga diharapkan prestasi peserta didik semakin baik.
Tak hanya itu, kata dia, keberadaan teknologi tersebut juga harus mampu membuat para pendidik semakin terpacu untuk bisa mengembangkan media-media atau model-model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Adanya pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini bisa mendorong pendidik berkreasi mengembangkan media-media pembelajaran,” ujarnya.
Senada dengan Nunuk, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengatakan teknologi dapat dimanfaatkan bagi para pendidik untuk menggali potensi dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan Kemendikbudristek untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK adalah melalui program Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PembaTIK). Sasaran dari program ini, kata dia, adalah para pendidik sehingga diharapkan mampu membuat bahan ajar yang dikorelasikan dengan Kurikulum Merdeka.
Terlebih lagi, menurut Suharti, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat timpang karena terdapat beberapa daerah dengan kualitas pendidikan yang baik namun masih banyak daerah dengan kualitas pendidikan yang kurang baik. Oleh sebab itu Program PembaTIK diharapkan bisa menjadi salah satu strategi pemerintah untuk meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.
“Melalui pemanfaatan teknologi, guru diharapkan tidak hanya mampu menerapkan di kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukannya sendiri, namun juga berbagi inovasi dalam pembelajaran kepada yang lain,” katanya.
Sebagai informasi, PembaTIK merupakan program peningkatan kompetensi pendidik dalam kegiatan belajar, mengajar, dan berkarya, untuk mendukung terciptanya Inovasi pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dengan mengedepankan teknologi.
Baca juga: Kemendikbud optimistis 3,5 juta masyarakat terlibat dalam RBD
Baca juga: Kemendikbudristek menggalakkan program penuntasan buta aksara
Program PembaTIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO ini memiliki empat level standar kompetensi yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi.