Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI bersama Lembaga Pendidikan Kompetensi Nasional (LPKN) Mataram Nusa Tenggara Barat menggelar pelatihan tenaga perhotelan dalam mengurangi angka pengangguran di wilayah itu.
Direktur LPKN Mataram Naktika Sari Dewi mengatakan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) Platinum ini adalah program Kemendikbud-Ristek melalui Direktorat Advokasi Kursus dan Pelatihan dengan menggandeng LPKN Mataram.
"Untuk tahun ini program ini melibatkan 48 peserta terdiri dari 21 perempuan dan 27 laki-laki untuk kelas kecantikan dan ketampanan bagi tenaga perhotelan," ujarnya di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat.
Ia mengatakan, program PKK Platinum ini sejalan dengan kebutuhan industri di NTB yakni pariwisata yang kini menjadi industri utama di wilayah itu.
"Dengan bertambahnya investasi di perhotelan tentu juga bertambah pada kebutuhan tenaga kerja di bidang perhotelan dan ini menjadi salah satu jawaban itu untuk memberikan SDM yang berkualitas di bidang perhotelan," terangnya.
Dewi menjelaskan para peserta yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan pendidikan selama 8 bulan. Diharapkan usai kegiatan ini mereka bisa mengisi peluang kerja di industri pariwisata yang ada di NTB maupun luar negeri, termasuk kapal pesiar.
"Jadi program ini akan diajarkan kompetensi perhotelan maupun keterampilan atau "soft skill"-nya karena bagaimana pun ini sangat penting di dunia "hospitality". Karena kompetensi yang dimiliki tidak akan bisa diterapkan secara maksimal apabila mereka tidak memiliki soft skill yang bagus," kata Dewi.
Dewi menjelaskan ada 200 mitra yang selama ini bekerjasama dengan LPKN Mataram baik hotel, restoran dan "catering". Dari 200 mitra itu, semuanya mampu menyerap seluruh lulusan LPKN Mataram.
"Setiap tahun kami mencetak tenaga kerja antara 450 sampai 500 orang lulusan per tahun-nya. Mereka ini mengisi (bekerja, red) di NTB dan luar negeri di bidang perhotelan," ujarnya.
Menurutnya program ini diharapkan menurunkan angka pengangguran secara nasional khususnya di NTB. "Jadi program ini dilaksanakan selama dua bulan teori dan praktek kemudian 6 bulan magang di industri, khusus untuk kejuruan per hotel-an," kata Dewi.
Selain mengurangi angka pengangguran, program ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan terhadap peserta pelatihan, karena peserta pelatihan diharapkan bisa langsung masuk ke dalam dunia kerja. "Selain mengikuti pelatihan peserta juga diwajibkan mengikuti uji kompetensi dengan sertifikat di akhir program sebagai pembuktian bahwa mereka telah berkompeten untuk masuk di dunia industri dan siap bekerja," katanya.
Sementara itu salah satu peserta Ahmad Irfan Andrian (19) mengaku mengapresiasi kegiatan itu. Karena bagaimana pun menurutnya program seperti ini sangat penting, terlebih lagi bagi para mahasiswa jurusan perhotelan.
Baca juga: Kampanye di lembaga pendidikan bisa jadi ajang adu gagasan
Baca juga: MPR serukan cegah kekerasan seksual di lembaga pendidikan
"Kegiatan ini sangat bagus. Karena kami bisa memahami bahwa masih banyak yang perlu dipelajari sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja," ujarnya.
Ia berharap ke depan melalui pelatihan seperti ini usai menempuh pendidikan dan pelatihan bisa menapaki ke jenjang yang lebih tinggi dunia kerja khususnya di bidang perhotelan. "Harapan pasti bisa diterima bekerja," katanya.
Direktur LPKN Mataram Naktika Sari Dewi mengatakan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) Platinum ini adalah program Kemendikbud-Ristek melalui Direktorat Advokasi Kursus dan Pelatihan dengan menggandeng LPKN Mataram.
"Untuk tahun ini program ini melibatkan 48 peserta terdiri dari 21 perempuan dan 27 laki-laki untuk kelas kecantikan dan ketampanan bagi tenaga perhotelan," ujarnya di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat.
Ia mengatakan, program PKK Platinum ini sejalan dengan kebutuhan industri di NTB yakni pariwisata yang kini menjadi industri utama di wilayah itu.
"Dengan bertambahnya investasi di perhotelan tentu juga bertambah pada kebutuhan tenaga kerja di bidang perhotelan dan ini menjadi salah satu jawaban itu untuk memberikan SDM yang berkualitas di bidang perhotelan," terangnya.
Dewi menjelaskan para peserta yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan pendidikan selama 8 bulan. Diharapkan usai kegiatan ini mereka bisa mengisi peluang kerja di industri pariwisata yang ada di NTB maupun luar negeri, termasuk kapal pesiar.
"Jadi program ini akan diajarkan kompetensi perhotelan maupun keterampilan atau "soft skill"-nya karena bagaimana pun ini sangat penting di dunia "hospitality". Karena kompetensi yang dimiliki tidak akan bisa diterapkan secara maksimal apabila mereka tidak memiliki soft skill yang bagus," kata Dewi.
Dewi menjelaskan ada 200 mitra yang selama ini bekerjasama dengan LPKN Mataram baik hotel, restoran dan "catering". Dari 200 mitra itu, semuanya mampu menyerap seluruh lulusan LPKN Mataram.
"Setiap tahun kami mencetak tenaga kerja antara 450 sampai 500 orang lulusan per tahun-nya. Mereka ini mengisi (bekerja, red) di NTB dan luar negeri di bidang perhotelan," ujarnya.
Menurutnya program ini diharapkan menurunkan angka pengangguran secara nasional khususnya di NTB. "Jadi program ini dilaksanakan selama dua bulan teori dan praktek kemudian 6 bulan magang di industri, khusus untuk kejuruan per hotel-an," kata Dewi.
Selain mengurangi angka pengangguran, program ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan terhadap peserta pelatihan, karena peserta pelatihan diharapkan bisa langsung masuk ke dalam dunia kerja. "Selain mengikuti pelatihan peserta juga diwajibkan mengikuti uji kompetensi dengan sertifikat di akhir program sebagai pembuktian bahwa mereka telah berkompeten untuk masuk di dunia industri dan siap bekerja," katanya.
Sementara itu salah satu peserta Ahmad Irfan Andrian (19) mengaku mengapresiasi kegiatan itu. Karena bagaimana pun menurutnya program seperti ini sangat penting, terlebih lagi bagi para mahasiswa jurusan perhotelan.
Baca juga: Kampanye di lembaga pendidikan bisa jadi ajang adu gagasan
Baca juga: MPR serukan cegah kekerasan seksual di lembaga pendidikan
"Kegiatan ini sangat bagus. Karena kami bisa memahami bahwa masih banyak yang perlu dipelajari sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja," ujarnya.
Ia berharap ke depan melalui pelatihan seperti ini usai menempuh pendidikan dan pelatihan bisa menapaki ke jenjang yang lebih tinggi dunia kerja khususnya di bidang perhotelan. "Harapan pasti bisa diterima bekerja," katanya.