Mataram (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi menyerahkan bantuan kepada warga yang menjadi korban kebakaran di Desa Monta Baru Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.
Gita Ariadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram Sabtu menegaskan, kehadirannya di tengah masyarakat sebagai abdi rakyat, dan sebagai abdi masyarakat.
"Kita harus berpikir bagaimana bisa terjadi normalisasi kondisi kehidupan setelah terjadinya kebakaran, sehingga peran serta semua pihak dimungkinkan ada," katanya.
Ia menjelaskan, musibah bukan untuk kita saling tonton. Tetapi bagaimana kekuatan gotong-royong masyarakat, mengerahkan potensi positif, menangani musibah yang terjadi.
Karena itu dia berharap agar ada koordinasi dengan semua pihak terkait.
"Kepada Dinas Sosial, tolong dikonfirmasi PLN. Semoga bisa ada CSR atau semacam-nya, PLN bisa membantu agar ada jaringan listrik yang tepat. Pentingnya PLN memberikan sosialisasi penggunaan listrik yang tepat dan aman dari bencana kebakaran," katanya.
Sementara itu, mengantisipasi musim hujan mendatang, Pj Gubernur NTB itu mengimbau bagaimana caranya Pemdes bisa berbagi beban gotong-royong, sambil menunggu solusi nyata bagi yang terdampak musibah kebakaran, selain memberikan motivasi kepada masyarakat sekitar.
"Kalau kita tabah dan sabar pada akhirnya kita bisa bersyukur. Tiap musibah ada hikmah terbaiknya," kata Gita Ariadi.
Kepala Biro Kesra Setda NTB Sahnan menyatakan, Pemprov NTB membantu dan menyerahkan dalam bentuk voucher Rp50 juta dari Baznas NTB untuk 70 warga terdampak kebakaran.
Selain itu bantuan dari Dinas Sosial NTB dengan nominal barang senilai Rp62 juta lebih, lalu berupa 160 paket makanan anak, 20 lembar tenda gulung, 20 paket kid ware, 300 paket makanan siap saji, 20 paket sandang bayi, 50 paket sandang dewasa, 15 paket food ware, serta lima buah kasur.
Kepala Desa Monta Baru Didin Priansyah mengapresiasi perhatian Pj Gubernur NTB kepada korban bencana kebakaran yang terjadi di desanya.
Kebakaran melanda Desa Monta Baru tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 2021 terdapat empat rumah ludes, tahun 2022 sebanyak delapan rumah terlalap api, sedangkan pada tahun 2023 sejumlah 13 rumah. Kesemuanya yang terdampak sebanyak 70 kepala keluarga (KK).
"Dengan musibah ini, ada kesadaran untuk lebih berhati-hati. Memang tidak semudah membalik telapak tangan. Pemerintah terus berupaya mencari solusi, terpenting perlunya kesadaran bersama belajar dari peristiwa kebakaran tiga tahun berturut-turut," katanya.
Gita Ariadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram Sabtu menegaskan, kehadirannya di tengah masyarakat sebagai abdi rakyat, dan sebagai abdi masyarakat.
"Kita harus berpikir bagaimana bisa terjadi normalisasi kondisi kehidupan setelah terjadinya kebakaran, sehingga peran serta semua pihak dimungkinkan ada," katanya.
Ia menjelaskan, musibah bukan untuk kita saling tonton. Tetapi bagaimana kekuatan gotong-royong masyarakat, mengerahkan potensi positif, menangani musibah yang terjadi.
Karena itu dia berharap agar ada koordinasi dengan semua pihak terkait.
"Kepada Dinas Sosial, tolong dikonfirmasi PLN. Semoga bisa ada CSR atau semacam-nya, PLN bisa membantu agar ada jaringan listrik yang tepat. Pentingnya PLN memberikan sosialisasi penggunaan listrik yang tepat dan aman dari bencana kebakaran," katanya.
Sementara itu, mengantisipasi musim hujan mendatang, Pj Gubernur NTB itu mengimbau bagaimana caranya Pemdes bisa berbagi beban gotong-royong, sambil menunggu solusi nyata bagi yang terdampak musibah kebakaran, selain memberikan motivasi kepada masyarakat sekitar.
"Kalau kita tabah dan sabar pada akhirnya kita bisa bersyukur. Tiap musibah ada hikmah terbaiknya," kata Gita Ariadi.
Kepala Biro Kesra Setda NTB Sahnan menyatakan, Pemprov NTB membantu dan menyerahkan dalam bentuk voucher Rp50 juta dari Baznas NTB untuk 70 warga terdampak kebakaran.
Selain itu bantuan dari Dinas Sosial NTB dengan nominal barang senilai Rp62 juta lebih, lalu berupa 160 paket makanan anak, 20 lembar tenda gulung, 20 paket kid ware, 300 paket makanan siap saji, 20 paket sandang bayi, 50 paket sandang dewasa, 15 paket food ware, serta lima buah kasur.
Kepala Desa Monta Baru Didin Priansyah mengapresiasi perhatian Pj Gubernur NTB kepada korban bencana kebakaran yang terjadi di desanya.
Kebakaran melanda Desa Monta Baru tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 2021 terdapat empat rumah ludes, tahun 2022 sebanyak delapan rumah terlalap api, sedangkan pada tahun 2023 sejumlah 13 rumah. Kesemuanya yang terdampak sebanyak 70 kepala keluarga (KK).
"Dengan musibah ini, ada kesadaran untuk lebih berhati-hati. Memang tidak semudah membalik telapak tangan. Pemerintah terus berupaya mencari solusi, terpenting perlunya kesadaran bersama belajar dari peristiwa kebakaran tiga tahun berturut-turut," katanya.