Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan anggaran sebesar Rp200 juta ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI, untuk pelaksanaan kegiatan bursa kerja (job fair) sebagai wadah bagi para pencari kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan di Mataram, Kamis, mengatakan, jika anggaran tersebut bisa diakomodasi maka kegiatan job fair akan dilaksanakan sekitar Februari atau Maret 2024.
"Kegiatan job fair kita percepat, karena tahun ini (2023-red) kami batal laksanakan sebab anggaran yang ada tidak bisa digunakan," katanya.
Menurut Rudi, anggaran yang tersedia tahun 2023 untuk kegiatan bursa kerja bersumber dari DBHCT (dana bagi hasil cukai tembakau), sehingga dinilai tidak sinkron.
Lebih jauh Rudi mengatakan, job fair dimaksudkan sebagai wadah bagi pemberi pekerjaan kepada pelamar kerja sehingga bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Selain itu, kegiatan bursa kerja memberi manfaat besar kepada para pencari kerja karena mereka bisa melamar kerja secara langsung.
"Jadi kita menghimpun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pekerja untuk di publikasi dan siapapun baik warga kota maupun luar Kota Mataram berhak untuk ikut melamar sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan," katanya.
Sementara target-nya,kata Rudi, diharapkan melalui kegiatan bursa kerja itu, memberikan ruang bagi pencari kerja untuk melamar kerja sesuai kualifikasi.
Apalagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram mencatat angka pengangguran di Mataram tahun 2022 sebanyak 15.420 orang. Jumlah itu bertambah 1.900 orang dibandingkan tahun 2021.
"Karena itu, kita harapkan kegiatan bursa kerja itu mampu mengurangi angka pengangguran di Kota Mataram sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan di Mataram, Kamis, mengatakan, jika anggaran tersebut bisa diakomodasi maka kegiatan job fair akan dilaksanakan sekitar Februari atau Maret 2024.
"Kegiatan job fair kita percepat, karena tahun ini (2023-red) kami batal laksanakan sebab anggaran yang ada tidak bisa digunakan," katanya.
Menurut Rudi, anggaran yang tersedia tahun 2023 untuk kegiatan bursa kerja bersumber dari DBHCT (dana bagi hasil cukai tembakau), sehingga dinilai tidak sinkron.
Lebih jauh Rudi mengatakan, job fair dimaksudkan sebagai wadah bagi pemberi pekerjaan kepada pelamar kerja sehingga bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Selain itu, kegiatan bursa kerja memberi manfaat besar kepada para pencari kerja karena mereka bisa melamar kerja secara langsung.
"Jadi kita menghimpun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pekerja untuk di publikasi dan siapapun baik warga kota maupun luar Kota Mataram berhak untuk ikut melamar sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan," katanya.
Sementara target-nya,kata Rudi, diharapkan melalui kegiatan bursa kerja itu, memberikan ruang bagi pencari kerja untuk melamar kerja sesuai kualifikasi.
Apalagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram mencatat angka pengangguran di Mataram tahun 2022 sebanyak 15.420 orang. Jumlah itu bertambah 1.900 orang dibandingkan tahun 2021.
"Karena itu, kita harapkan kegiatan bursa kerja itu mampu mengurangi angka pengangguran di Kota Mataram sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.