Jakarta (ANTARA) - Majelis Hukama Muslimin (MHM) kembali ikut serta dalam memeriahkan gelaran Islamic Book Fair (IBF) 2025 dan menggelar diskusi perihal kecerdasan buatan (artificial intelligence) pada hari pertama penyelenggaraan.
Pakar Tafsir Al Quran sekaligus pendiri MHM Prof M Quraish Shihab yang menjadi narasumber menekankan tentang pentingnya nilai dalam pemanfaatan ilmu dan teknologi. Sebab, Islam sejak awal sudah menetapkan nilai-nilai dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Sejak dini, Al Quran berkata iqra’ bismirabbik. Yang ditekankan oleh Al Quran adalah membaca demi Tuhan-mu, demi kemanusiaan, demi nilai-nilainya. Al Quran tidak menekankan pada apa yang dibaca. Apa saja yang dibaca tapi kaitkan dengan nilai-nilai. Sebab, tanpa mengaitkan nilai itu, manusia akan terjerumus," kata Quraish Shihab di Jakarta, Rabu.
Quraish Shihab menjelaskan sejumlah nilai penting yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi, tidak terkecuali kecerdasan buatan.
"Pertama, nilai kemanusiaan. Manusia harus dihormati. Karena itu, ketika sekian tahun telah membahas soal teknologi cloning manusia, dan disimpulkan itu bertentangan dengan kemanusiaan," ujar dia.
Nilai kedua, manfaat. Perkembangan teknologi harus didasarkan pada asas kebermanfaatan dan juga ada prioritas.
"Ada nilai bahwa mencegah keburukan lebih baik daripada mendatangkan manfaat. Itu nilai," katanya.
Terkait nilai kebermanfaatan ini, kata Quraish Shihab, penting untuk menggandengkan antara nilai agama dan keistimewaan dari hasil pengembangan teknologi.
Baca juga: Ketika AI mendampingi kemanusiaan
"Kita perlu menggandengkan antara akal dan hati serta ilmu dan iman. Ilmu dan teknologi mempercepat kita sampai tujuan, tapi iman adalah yang menentukan arah yang dituju," ujar dia.
"Ilmu dan teknologi mempercepat kita sampai tujuan sekaligus memberikan kenyamanan, tapi kenyamanan yang sementara. Kenyamanan yang abadi ada pada iman," katanya menambahkan.
Sementara itu, Menko PMK Prof Pratikno yang juga menjadi narasumber mengaku menaruh perhatian pada persoalan AI. Sebab, kementeriannya mengkoordinasi sejumlah kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab pada pembangunan manusia dan kebudayaan.
Baca juga: Kemkomdigi dan SAP kerja sama bangun ekosistem AI
"Kami menyadari urusan anak, perempuan, keluarga, agama, pendidikan, kesehatan, kebudayaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi," ujar Pratikno.
Pratikno menggarisbawahi bahwa manusia tanpa teknologi tidak mungkin bisa mengalahkan manusia dengan teknologi. Manusia tanpa AI juga sangat berat bisa mengalahkan manusia dengan AI.
"Artinya ada manfaat AI, tapi harus digunakan secara bijak. Kalau kita tidak bisa melatih generasi bangsa untuk menggunakan AI secara bijak, maka sangat berbahaya," kata dia.