Madiun (ANTARA) - Wali Kota Madiun Maidi meraih penghargaan ketahanan pangan bidang pemanfaatan pangan yang diberikan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat peringatan ke-43 Hari Pangan Sedunia Provinsi Jawa Timur di Jatim Expo Surabaya, Rabu.
Dalam keterangannya, Wali Kota Maidi mengatakan penghargaan tersebut diraih terkait sejumlah kebijakan di bidang pemanfaatan pangan. Yakni, atas program "Save Generation Save Earth", Warung Setop Stunting, dan Warung Tekan Inflasi. Ketiga program tersebut dinilai sebagai bentuk kepedulian terhadap ketahanan pangan.
"Kota kita memang tidak banyak memiliki sumber daya alam. Tetapi bagaimana kita mengoptimalkan alam yang sedikit ini agar bisa maksimal. Dan Alhamdulillah, hari ini kita berhasil mendapatkan penghargaan terkait itu," ujar Wali Kota Maidi.
Ia menjelaskan, Save Generation Save Earth merupakan kebijakan terkait keharusan bagi pasangan orang tua yang baru saja dikaruniai keturunan untuk menanam pohon. Program itu dijalankan sejak awal 2023 dengan "tagline" merawat bumi menjaga generasi.
"Tiap kelahiran, pasangan orang tua wajib menanam minimal lima pohon. Kebijakan itu juga sekaligus sebagai wujud investasi untuk biaya pendidikan sang anak kelak. Sebab, hasil dari pohon tersebut bisa dipanen untuk membantu biaya sekolah," katanya.
Begitu juga dengan program Warung Setop Stunting (WSS). Pemkot Madiun setidaknya mengalokasikan anggaran sampai Rp5,4 miliar untuk menekan stunting melalui WSS tersebut. Bantuan diberikan kepada anak stunting dan ibu hamil. Setiap minggu, sasaran mendapatkan voucher senilai Rp374 ribu untuk anak stunting dan Rp386 ribu untuk ibu hamil.
"Voucher tersebut bisa ditukarkan melalui WSS untuk mendapatkan bahan makanan dengan jenis yang sudah ditentukan. Mulai beras, sayur, minyak, telur, daging, ikan, dan lain sebagainya. Selain itu, baik balita dan ibu hamil juga akan mendapatkan voucher makanan siap saji sebesar Rp36 ribu," ujarnya.
Sementara untuk Warung Tekan Inflasi (Wartek) merupakan program sembako murah bagi keluarga tidak mampu. Pemerintah Kota Madiun memberikan subsidi sehingga masyarakat bisa mendapatkan beras, minyak, gula, dan lainnya dengan harga yang lebih murah dari harga pasar.
Kebijakan itu bukan hanya untuk menekan laju inflasi. Tetapi juga dinilai bisa mewujudkan ketahanan pangan.
"Ketahanan pangan itu bukan hanya urusan bahan pangan yang cukup. Tetapi juga harus terjangkau dan masyarakat mudah mendapatkannya. Pemerintah harus hadir agar bagaimana masyarakat mudah dan murah dalam mendapatkan bahan makanan," katanya.
Capaian tersebut menambah sejumlah penghargaan yang telah diraih Kota Madiun. Hingga saat ini, setidaknya sudah tercatat sebanyak 315 penghargaan sepanjang era kepemimpinan Wali Kota Maidi.
Baca juga: Sukabumi Jabar meminta P3A terus bersinergi jaga ketahanan pangan
Baca juga: Petrokimia Gresik komitmen jaga ketahanan pangan
"Ini penghargaan kita bersama. Tanpa kerja keras kita, hasil terbaik akan sulit kita dapatkan," katanya.
Dalam keterangannya, Wali Kota Maidi mengatakan penghargaan tersebut diraih terkait sejumlah kebijakan di bidang pemanfaatan pangan. Yakni, atas program "Save Generation Save Earth", Warung Setop Stunting, dan Warung Tekan Inflasi. Ketiga program tersebut dinilai sebagai bentuk kepedulian terhadap ketahanan pangan.
"Kota kita memang tidak banyak memiliki sumber daya alam. Tetapi bagaimana kita mengoptimalkan alam yang sedikit ini agar bisa maksimal. Dan Alhamdulillah, hari ini kita berhasil mendapatkan penghargaan terkait itu," ujar Wali Kota Maidi.
Ia menjelaskan, Save Generation Save Earth merupakan kebijakan terkait keharusan bagi pasangan orang tua yang baru saja dikaruniai keturunan untuk menanam pohon. Program itu dijalankan sejak awal 2023 dengan "tagline" merawat bumi menjaga generasi.
"Tiap kelahiran, pasangan orang tua wajib menanam minimal lima pohon. Kebijakan itu juga sekaligus sebagai wujud investasi untuk biaya pendidikan sang anak kelak. Sebab, hasil dari pohon tersebut bisa dipanen untuk membantu biaya sekolah," katanya.
Begitu juga dengan program Warung Setop Stunting (WSS). Pemkot Madiun setidaknya mengalokasikan anggaran sampai Rp5,4 miliar untuk menekan stunting melalui WSS tersebut. Bantuan diberikan kepada anak stunting dan ibu hamil. Setiap minggu, sasaran mendapatkan voucher senilai Rp374 ribu untuk anak stunting dan Rp386 ribu untuk ibu hamil.
"Voucher tersebut bisa ditukarkan melalui WSS untuk mendapatkan bahan makanan dengan jenis yang sudah ditentukan. Mulai beras, sayur, minyak, telur, daging, ikan, dan lain sebagainya. Selain itu, baik balita dan ibu hamil juga akan mendapatkan voucher makanan siap saji sebesar Rp36 ribu," ujarnya.
Sementara untuk Warung Tekan Inflasi (Wartek) merupakan program sembako murah bagi keluarga tidak mampu. Pemerintah Kota Madiun memberikan subsidi sehingga masyarakat bisa mendapatkan beras, minyak, gula, dan lainnya dengan harga yang lebih murah dari harga pasar.
Kebijakan itu bukan hanya untuk menekan laju inflasi. Tetapi juga dinilai bisa mewujudkan ketahanan pangan.
"Ketahanan pangan itu bukan hanya urusan bahan pangan yang cukup. Tetapi juga harus terjangkau dan masyarakat mudah mendapatkannya. Pemerintah harus hadir agar bagaimana masyarakat mudah dan murah dalam mendapatkan bahan makanan," katanya.
Capaian tersebut menambah sejumlah penghargaan yang telah diraih Kota Madiun. Hingga saat ini, setidaknya sudah tercatat sebanyak 315 penghargaan sepanjang era kepemimpinan Wali Kota Maidi.
Baca juga: Sukabumi Jabar meminta P3A terus bersinergi jaga ketahanan pangan
Baca juga: Petrokimia Gresik komitmen jaga ketahanan pangan
"Ini penghargaan kita bersama. Tanpa kerja keras kita, hasil terbaik akan sulit kita dapatkan," katanya.