Lampung Selatan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, memperkuat pelayanan posyandu untuk menekan penurunan angka penderita stunting.
"Untuk saat ini sebanyak 1.067 posyandu di Lampung Selatan yang aktif," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Devi Arminanto di Kalianda, Jumat.
Ia mengatakan kegiatan layanan posyandu antaranya kesehatan ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare. Menurutnya, posyandu disebut aktif ketika rutin melakukan pelayanan rutin setiap bulan dan paling minimal delapan kali setahun.
Pengelola posyandu kata dia, untuk sukarela melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat terutama bagi kesehatan anak balita dan ibu-ibu hamil guna mencegah stunting. Ia mengingatkan peran Posyandu sangat nyata memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita di setiap Desa, Kelurahan hingga Kecamatan.
Kemudian prevalensi stunting yang ada saat ini agar terus dipertahankan sehingga tidak naik kembali. Kader posyandu terus diberikan sosialisasi mengenai stunting sehingga mereka bisa mencegah masalah gizi buruk yang terjadi di tengah masyarakat.
"Stunting tersebut dapat terjadi karena asupan makanan ibu hamil kurang baik, bayi dan balita tidak diberikan nutrisi secara seimbang sehingga umur dan berat badan tidak seimbang," ujarnya
Ia menjelaskan pula Kabupaten Lampung Selatan selama ini sangat serius menekan prevalensi stunting dengan dibentuknya tim percepatan pengendalian stunting.
Baca juga: Mataram optimistis penurunan kasus stunting melampaui target nasional
Baca juga: Pemkot Madiun Jatim menerima dana insentif fiskal Rp11,4 miliar
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh buruknya aspek gizi anak dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan kondisi gagal tumbuh pada anak yang mengakibatkan tinggi dan panjang badan anak yang tidak sesuai dengan umur.
"Untuk saat ini sebanyak 1.067 posyandu di Lampung Selatan yang aktif," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Devi Arminanto di Kalianda, Jumat.
Ia mengatakan kegiatan layanan posyandu antaranya kesehatan ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare. Menurutnya, posyandu disebut aktif ketika rutin melakukan pelayanan rutin setiap bulan dan paling minimal delapan kali setahun.
Pengelola posyandu kata dia, untuk sukarela melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat terutama bagi kesehatan anak balita dan ibu-ibu hamil guna mencegah stunting. Ia mengingatkan peran Posyandu sangat nyata memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita di setiap Desa, Kelurahan hingga Kecamatan.
Kemudian prevalensi stunting yang ada saat ini agar terus dipertahankan sehingga tidak naik kembali. Kader posyandu terus diberikan sosialisasi mengenai stunting sehingga mereka bisa mencegah masalah gizi buruk yang terjadi di tengah masyarakat.
"Stunting tersebut dapat terjadi karena asupan makanan ibu hamil kurang baik, bayi dan balita tidak diberikan nutrisi secara seimbang sehingga umur dan berat badan tidak seimbang," ujarnya
Ia menjelaskan pula Kabupaten Lampung Selatan selama ini sangat serius menekan prevalensi stunting dengan dibentuknya tim percepatan pengendalian stunting.
Baca juga: Mataram optimistis penurunan kasus stunting melampaui target nasional
Baca juga: Pemkot Madiun Jatim menerima dana insentif fiskal Rp11,4 miliar
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh buruknya aspek gizi anak dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan kondisi gagal tumbuh pada anak yang mengakibatkan tinggi dan panjang badan anak yang tidak sesuai dengan umur.