Mataram (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat membutuhkan pemugaran jaringan instalasi air guna mengatasi persoalan kebocoran pipa yang berdampak pada pengurangan pasokan debit air kepada para pelanggan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama PDAM Lombok Timur Marhaban melalui sambungan telepon dari Mataram, Sabtu, menjelaskan bahwa kondisi pipa yang masuk dalam jaringan instalasi air PDAM saat ini rata-rata sudah rapuh.
"Pipa-pipa utama kami ini pipa zaman dahulu, itu yang sebabkan banyak sekali kebocoran," kata Marhaban.
Untuk melakukan perbaikan, dia mengakui PDAM belum mampu melakukan hal tersebut karena terkendala anggaran mengingat pada tahun ini pihaknya tidak ada mengajukan permintaan modal dari pemerintah.
"Masalahnya, posisi pipa-pipa utama ini banyak di jalan negara, jalan provinsi. Itu kalau kami ubah posisinya, butuh dana ratusan miliar, karena jalan yang dibongkar juga harus kami perbaiki," ujar dia.
Dari kondisi demikian, PDAM kini mengupayakan pemeliharaan dengan menyiagakan tim lapangan. Mereka bertugas untuk melakukan penambalan atau sedikit perbaikan untuk mengurangi dampak kebocoran.
"Ada kebocoran sedikit yang kira-kira tidak merusak jalan, mengganggu jalan. Seperti yang di Masbagik bagian Utara itu, ada sekitar setengah kiloan yang kami ubah posisinya, itu yang enggak merusak jalan," ucapnya.
PDAM Lombok Timur saat ini melayani kebutuhan air untuk 32.000 pelanggan dengan pasokan debit air 400 liter/detik.
Jumlah pelayanan ini masih terbilang cukup kecil apabila dipersentasekan dengan populasi penduduk Kabupaten Lombok Timur yang kini menyentuh angka 1,3 juta.
Sebanyak 400 liter/detik debit air yang dikelola PDAM berasal dari air permukaan maupun sumur bor. Namun, sebagian besar pasokan berasal dari delapan sumber mata air, di antaranya berada di Tojang, Aikmel, Pengadangan, Mencerit, dan Tete Batu.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama PDAM Lombok Timur Marhaban melalui sambungan telepon dari Mataram, Sabtu, menjelaskan bahwa kondisi pipa yang masuk dalam jaringan instalasi air PDAM saat ini rata-rata sudah rapuh.
"Pipa-pipa utama kami ini pipa zaman dahulu, itu yang sebabkan banyak sekali kebocoran," kata Marhaban.
Untuk melakukan perbaikan, dia mengakui PDAM belum mampu melakukan hal tersebut karena terkendala anggaran mengingat pada tahun ini pihaknya tidak ada mengajukan permintaan modal dari pemerintah.
"Masalahnya, posisi pipa-pipa utama ini banyak di jalan negara, jalan provinsi. Itu kalau kami ubah posisinya, butuh dana ratusan miliar, karena jalan yang dibongkar juga harus kami perbaiki," ujar dia.
Dari kondisi demikian, PDAM kini mengupayakan pemeliharaan dengan menyiagakan tim lapangan. Mereka bertugas untuk melakukan penambalan atau sedikit perbaikan untuk mengurangi dampak kebocoran.
"Ada kebocoran sedikit yang kira-kira tidak merusak jalan, mengganggu jalan. Seperti yang di Masbagik bagian Utara itu, ada sekitar setengah kiloan yang kami ubah posisinya, itu yang enggak merusak jalan," ucapnya.
PDAM Lombok Timur saat ini melayani kebutuhan air untuk 32.000 pelanggan dengan pasokan debit air 400 liter/detik.
Jumlah pelayanan ini masih terbilang cukup kecil apabila dipersentasekan dengan populasi penduduk Kabupaten Lombok Timur yang kini menyentuh angka 1,3 juta.
Sebanyak 400 liter/detik debit air yang dikelola PDAM berasal dari air permukaan maupun sumur bor. Namun, sebagian besar pasokan berasal dari delapan sumber mata air, di antaranya berada di Tojang, Aikmel, Pengadangan, Mencerit, dan Tete Batu.