Mataram (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggelar kegiatan sosialisasi pengawasan berita bohong atau hoaks serta isu-isu negatif saat pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Kegiatan sosialisasi tersebut diikuti lebih dari 50 peserta unsur media dan pihak terkait lain yang dibuka langsung Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Kota Mataram Efendi di Mataram, Senin.
Efendi mengatakan keterlibatan media dalam fungsi pengawasan selama pemilu dapat membantu menciptakan lingkungan politik yang bersih, sehat, dan demokratis.
"Karena itu, kegiatan ini kami laksanakan untuk bersama-sama menyamakan pemahaman agar semua proses dan tahapan Pemilu 2024 berjalan lancar dan baik," katanya.
Dengan demikian, melalui kegiatan sosialisasi Peraturan Bawaslu Nomor 11/2023 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum pada Pemilu 2024 terhadap Pengawasan Berita Bohong/Hoaks serta Isu-isu Negatif dapat Mewujudkan Tujuan Bersama, yakni Pemilu yang Berintegritas.
Oleh karena itu, Efendi mengajak kalangan media dan masyarakat untuk sama-sama menjaga dan mengawasi pemilu agar tercipta pemilu yang bersih, adil, jujur, dan berintegritas.
"Bersama rakyat awasi pemilu dan bersama Bawaslu tegakkan keadilan pemilu," katanya menutup.
Kegiatan sosialisasi tersebut menghadirkan tiga narasumber terdiri atas perwakilan dari organisasi wartawan, yakni dari PWI NTB, pimpinan redaksi dari salah satu media lokal, dan kalangan akademisi dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Mataram Fathulrrijal.
Dalam kesempatan itu, Fathulrrijal menyampaikan strategi menangkal gelombang berita bohong dan isu-isu negatif pada tahap kampanye pemilu di era digital.
Maraknya media sosial saat ini, katanya, membuat orang dengan mudah menyebar hoaks dalam skala luas setiap hari yang tujuannya mengganggu harmoni sosial.
"Sementara maraknya penyebaran hoaks saat pemilu menjadi masalah serius dalam praktek demokrasi di Indonesia. Karena itulah, media memiliki peran penting dalam mengawasi dan menyampaikan informasi pemilu secara riil di publik," katanya.
Kegiatan sosialisasi tersebut diikuti lebih dari 50 peserta unsur media dan pihak terkait lain yang dibuka langsung Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Kota Mataram Efendi di Mataram, Senin.
Efendi mengatakan keterlibatan media dalam fungsi pengawasan selama pemilu dapat membantu menciptakan lingkungan politik yang bersih, sehat, dan demokratis.
"Karena itu, kegiatan ini kami laksanakan untuk bersama-sama menyamakan pemahaman agar semua proses dan tahapan Pemilu 2024 berjalan lancar dan baik," katanya.
Dengan demikian, melalui kegiatan sosialisasi Peraturan Bawaslu Nomor 11/2023 tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum pada Pemilu 2024 terhadap Pengawasan Berita Bohong/Hoaks serta Isu-isu Negatif dapat Mewujudkan Tujuan Bersama, yakni Pemilu yang Berintegritas.
Oleh karena itu, Efendi mengajak kalangan media dan masyarakat untuk sama-sama menjaga dan mengawasi pemilu agar tercipta pemilu yang bersih, adil, jujur, dan berintegritas.
"Bersama rakyat awasi pemilu dan bersama Bawaslu tegakkan keadilan pemilu," katanya menutup.
Kegiatan sosialisasi tersebut menghadirkan tiga narasumber terdiri atas perwakilan dari organisasi wartawan, yakni dari PWI NTB, pimpinan redaksi dari salah satu media lokal, dan kalangan akademisi dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Mataram Fathulrrijal.
Dalam kesempatan itu, Fathulrrijal menyampaikan strategi menangkal gelombang berita bohong dan isu-isu negatif pada tahap kampanye pemilu di era digital.
Maraknya media sosial saat ini, katanya, membuat orang dengan mudah menyebar hoaks dalam skala luas setiap hari yang tujuannya mengganggu harmoni sosial.
"Sementara maraknya penyebaran hoaks saat pemilu menjadi masalah serius dalam praktek demokrasi di Indonesia. Karena itulah, media memiliki peran penting dalam mengawasi dan menyampaikan informasi pemilu secara riil di publik," katanya.