Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua mengimplementasikan delapan aksi berhasil menurunkan kasus stunting anak hingga 6,3 persen, atau di bawah angka nasional 14 persen. Bupati Biak Herry Ario Naap di Biak, Senin, mengatakan delapan aksi mengurangi stunting tersebut, yakni analisis situasi, aksi dia rencana kegiatan, aksi tiga rembuk stunting.

Aksi lainnya, kata dia, menetapkan Peraturan Bupati Biak tentang Penanganan Stunting, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data stunting, pengukuran dan publikasi stunting dan reviuw kinerja tahunan.

"Kasus stunting anak di Kabupaten Biak Numfor, mengalami penurunan,  yakni pada Agustus 2023 menjadi 6,3 persen dibanding bulan Juni 6,57 persen," kata Bupati Biak Numfor Herry.

Diakuinya, sejak tiga tahun terakhir kasus stunting anak di Kabupaten Biak Numfor terus mengalami penurunan signifikan di bawah target nasional 14 persen. Pada tahun 2021, lanjut dia, kasus stunting anak sebesar 9,43 persen, dan tahun 2022 sebesar 6,59 dan Juni 2023 sebesar 6,57 persen dan Agustus 6,3 persen.

"Pemkab Biak Numfor konsisten melaksanakan delapan mencegah stunting anak melalui koordinasi, kerjasama dan sinkronisasi program mengurangi stubting," ujar Bupati Herry.

Ia mengharapkan, pada tahun 2024 ditargetkan kasus stunting di Kabupaten Biak Numfor telah nol. Untuk mewujudkan Biak nol stunting, menurut Bupati Herry, telah dilakukan koordinasi antar organisasi perangkat daerah, Bappeda serta instansi lintas sektoral serta satuan TNI/Polri sebagai bapak asuh stunting.

Upaya lain dilakukan pemerintah menekan angka stunting, lanjut dia, menyediakan makanan bergizi sehat bagi anak PAUD/TK. Ia mengatakan, pemda lewat BP3AKB dan dinas kesehatan menggencarkan dapur sehat untuk mengolah menu makanan bergizi yang dimasak dari potensi ketersediaan pangan lokal.

Diakuinya, hasil olahan pangan lokal di dapur sehat dibuat dari keladi, ikan, telur, sagu, daun kelor dan beragam sayur mayur.

'Pencegahan stunting anak dalam upaya mewujudkan Generasi Emas Biak Berkualitas dan Indonesia Emas 2045.

Ia berharap, dibutuhkan kolaborasi bersama dari lintas organisasi perangkat daerah, TNI/Polri serta para pemangku kepentingan lainnya untuk ikut berperan mengatasi stunting anak. Selain itu para orang tua, lanjut dia, untuk memperhatikan awal 1.000 hari kehidupan anak hingga wajib memberikan air susu ibu ekslusif.

Baca juga: Diskan Sukabumi Jabar gencar lepasliarkan benih ikan lokal
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah memperkuat kolaborasi penurunan stunting

"Sedangkan upaya lain dilakukan pemerintah daerah dalam menurunkan angka kasus stunting anak melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu setempat," katanya.

 

Pewarta : Muhsidin
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024