Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mendukung pembentukan tim yustisi penanggulangan dan pencegahan (P2) kasus tuberkulosis (TBC) sebagai upaya percepatan mencapai target eliminasi TBC tahun 2030.
"Inovasi-inovasi dari Dinas Kesehatan seperti inilah yang kita harapkan, agar bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kami siap mendukung dan memfasilitasi pembentukan tim yustisi P2 TBC," katanya di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Hal itu disampaikan menyikapi rencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram akan membentuk tim yustisi P2 TBC tahun 2024. Tim tersebut beranggotakan lintas sektor sehingga terjadi percepatan eliminasi TBC di Mataram.
Tim yustisi P2 TBC seperti halnya tim penanggulangan COVID-19, Forum Jiwa Sehat, satgas stunting dan lainnya yang dapat menggerakkan lintas sektor untuk melakukan P2 TBC di Mataram.
Terkait dengan itu, wali kota mendorong Dinkes bisa segera merealisasikan pembentukan tim tersebut agar kasus TBC di Mataram bisa ditangani dengan pola yang sama seperti kasus kesehatan sebelumnya.
"Sistem kerjanya kita bisa replikasi dari satgas stunting, COVID-19, dan lainnya. InsyaAllah, target eliminasi TBC 2030 bisa kita capai bahkan lebih cepat," katanya.
Menurut wali kota, sistem kerja untuk penanganan kasus TBC sebenarnya sudah ada ada karena jika bentuknya tim atau satgas maka penanganan dan pola kerja hampir sama.
"Intinya ini kerja sama lintas sektor dan kita keroyok ramai-ramai, serta isunya yang kita tingkatkan agar menjadi perhatian semua pihak sehingga kita punya komitmen sama untuk bergerak bersama," katanya.
Data Dinas Kesehatan Kota Mataram menyebutkan, capaian indikator penanggulangan dan pencegahan TBC di Mataram tahun 2023 mencapai 71,98 persen atau 8.457 kasus dari 11.738 terduga tuberkulosis.
Sementara temuan kasus tercatat 1.974 orang dari target 2.414 orang. Sedangkan keberhasilan pengobatan (succses rate) mencapai 90 persen.
Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, untuk mencapai target percepatan menuntaskan kasus TBC di Kota Mataram diperlukan gerakan dan kerja sama semua pihak terutama keluarga untuk segera membawa anggota keluarga atau orang di sekitarnya yang terindikasi TBC.
Peran keluarga dalam proses penyembuhan pasien TBC sangat penting, sebab pengobatan TBC ini harus dilakukan secara berkelanjutan tanpa putus.
"TBC bukan kutukan, TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan sampai tuntas dan tidak boleh setengah hati," katanya.
"Inovasi-inovasi dari Dinas Kesehatan seperti inilah yang kita harapkan, agar bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kami siap mendukung dan memfasilitasi pembentukan tim yustisi P2 TBC," katanya di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Hal itu disampaikan menyikapi rencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram akan membentuk tim yustisi P2 TBC tahun 2024. Tim tersebut beranggotakan lintas sektor sehingga terjadi percepatan eliminasi TBC di Mataram.
Tim yustisi P2 TBC seperti halnya tim penanggulangan COVID-19, Forum Jiwa Sehat, satgas stunting dan lainnya yang dapat menggerakkan lintas sektor untuk melakukan P2 TBC di Mataram.
Terkait dengan itu, wali kota mendorong Dinkes bisa segera merealisasikan pembentukan tim tersebut agar kasus TBC di Mataram bisa ditangani dengan pola yang sama seperti kasus kesehatan sebelumnya.
"Sistem kerjanya kita bisa replikasi dari satgas stunting, COVID-19, dan lainnya. InsyaAllah, target eliminasi TBC 2030 bisa kita capai bahkan lebih cepat," katanya.
Menurut wali kota, sistem kerja untuk penanganan kasus TBC sebenarnya sudah ada ada karena jika bentuknya tim atau satgas maka penanganan dan pola kerja hampir sama.
"Intinya ini kerja sama lintas sektor dan kita keroyok ramai-ramai, serta isunya yang kita tingkatkan agar menjadi perhatian semua pihak sehingga kita punya komitmen sama untuk bergerak bersama," katanya.
Data Dinas Kesehatan Kota Mataram menyebutkan, capaian indikator penanggulangan dan pencegahan TBC di Mataram tahun 2023 mencapai 71,98 persen atau 8.457 kasus dari 11.738 terduga tuberkulosis.
Sementara temuan kasus tercatat 1.974 orang dari target 2.414 orang. Sedangkan keberhasilan pengobatan (succses rate) mencapai 90 persen.
Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang sebelumnya mengatakan, untuk mencapai target percepatan menuntaskan kasus TBC di Kota Mataram diperlukan gerakan dan kerja sama semua pihak terutama keluarga untuk segera membawa anggota keluarga atau orang di sekitarnya yang terindikasi TBC.
Peran keluarga dalam proses penyembuhan pasien TBC sangat penting, sebab pengobatan TBC ini harus dilakukan secara berkelanjutan tanpa putus.
"TBC bukan kutukan, TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan sampai tuntas dan tidak boleh setengah hati," katanya.