Mataram (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi mengharapkan kawasan Gili Balu di Kabupaten Sumbawa Barat bisa menjadi destinasi unggulan di wilayah itu.
"Kami berharap Gili Balu ini bisa menjadi destinasi pariwisata yang menakjubkan, menciptakan peluang ekonomi baru, dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat lokal," ujarnya saat peluncuran logo baru Gili Balu di Poto Tano, Sumbawa Barat dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan kedepannya kawasan di Gili Balu akan di bangun sejumlah fasilitas pendukung. Untuk itu sebagai destinasi, peluncuran logo baru Gili Balu tidak hanya selesai secara seremonial.
Selain itu Miq Gite sapaan akrabnya, menegaskan Gili Balu akan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, di mana kawasan itu diharapkan dapat berkembang dan menjadi destinasi unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
"Gili Balu ini akan menjadi kawasan wisata berkesinambungan dan berkelanjutan, kita berharap kedepannya nanti ada pembangunan penginapan restoran dan fasilitas pendukung lainnya," kata Gita.
Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat NTB untuk mendukung dan berpartisipasi dalam keberhasilan proyek tersebut.
"Gili Balu bukan hanya tentang pesona alamnya, tetapi juga tentang kolaborasi kita dalam membangun NTB sebagai destinasi pariwisata utama di Indonesia," katanya.
Setelah resmi di luncurkan Gili Balu akan segera dibuka untuk masyarakat. Gili Balu, sebagai proyek unggulan menargetkan pengembangan pulau kecil yang indah di sekitar wilayah Poto Tano, Kabupaten Sumbawa.
Proyek ini mencakup pengembangan infrastruktur pariwisata, pelestarian lingkungan, dan peningkatan aksesibilitas ke pulau-pulau kecil di sekitar Gili Balu. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat setempat.
Gili Balu atau delapan dalam Bahasa Sumbawa, terletak di Desa Poto Tano Kabupaten Sumbawa.
Gili Balu merupakan kawasan konservasi khusus untuk terumbu karang dan berbagai ekosistem lainnya.
Baca juga: Gili Balu permata tersembunyi yang kini mulai bersinar
Kawasan ini memiliki luas 5.000 mil, kawasan Gili Balu menawarkan aktivitas bahari yang menarik.
Selain kondisi ekosistem laut yang masih alami, Gili Balu juga mempunyai sembilan spot menyelam yang memiliki daya tarik tersendiri.
Pengelolaan Gili Balu merupakan kerjasama berbagai pihak. Selain Pemkab Sumbawa Barat pengelolaan Gili Balu juga melibatkan PT AMAN Mineral Nusa Tenggara dan sejumlah pakar pengembangan lingkungan.
Manager Social Impact PT AMAN Mineral, Dimas Purnama menjelaskan pengelolaan Gili Balu akan dilakukan secara berkesinambungan melibatkan berbagai pihak dan para pakar.
Pelibatan berbagai pihak ini lebih ditekankan agar kondisi Gili Balu tetap terjaga dan terawat meski kedepannya akan dikunjungi oleh wisatawan.
"Kita bekerjasama juga dengan para expert (ahli) jadi kita bangun destinasi ini untuk wisata sekaligus menjaga kelestarian alam bawah laut yang masih murni, kedepannya akan dibangun sejumlah infastruktur penunjang," ujarnya.
Dimas melanjutkan dibanding wisata bahari lainnya yang berada di Sumba Barat, Gili Balu menawarkan sembilan spot menyelam (diving) dengan karakteristik yang berbeda.
"Ada sembilan titik untuk diving, setiap titik memiliki keunikan tersendiri, jadi Gili Balu menawarkan aktivitas bahari dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem bawah laut yang masih alami," katanya.
Baca juga: Gili Matra dan Gili Balu menjadi pusat rehabilitasi terumbu karang
Baca juga: AMNT luncurkan konservasi Gili Balu
"Kami berharap Gili Balu ini bisa menjadi destinasi pariwisata yang menakjubkan, menciptakan peluang ekonomi baru, dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat lokal," ujarnya saat peluncuran logo baru Gili Balu di Poto Tano, Sumbawa Barat dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan kedepannya kawasan di Gili Balu akan di bangun sejumlah fasilitas pendukung. Untuk itu sebagai destinasi, peluncuran logo baru Gili Balu tidak hanya selesai secara seremonial.
Selain itu Miq Gite sapaan akrabnya, menegaskan Gili Balu akan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, di mana kawasan itu diharapkan dapat berkembang dan menjadi destinasi unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
"Gili Balu ini akan menjadi kawasan wisata berkesinambungan dan berkelanjutan, kita berharap kedepannya nanti ada pembangunan penginapan restoran dan fasilitas pendukung lainnya," kata Gita.
Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat NTB untuk mendukung dan berpartisipasi dalam keberhasilan proyek tersebut.
"Gili Balu bukan hanya tentang pesona alamnya, tetapi juga tentang kolaborasi kita dalam membangun NTB sebagai destinasi pariwisata utama di Indonesia," katanya.
Setelah resmi di luncurkan Gili Balu akan segera dibuka untuk masyarakat. Gili Balu, sebagai proyek unggulan menargetkan pengembangan pulau kecil yang indah di sekitar wilayah Poto Tano, Kabupaten Sumbawa.
Proyek ini mencakup pengembangan infrastruktur pariwisata, pelestarian lingkungan, dan peningkatan aksesibilitas ke pulau-pulau kecil di sekitar Gili Balu. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat setempat.
Gili Balu atau delapan dalam Bahasa Sumbawa, terletak di Desa Poto Tano Kabupaten Sumbawa.
Gili Balu merupakan kawasan konservasi khusus untuk terumbu karang dan berbagai ekosistem lainnya.
Baca juga: Gili Balu permata tersembunyi yang kini mulai bersinar
Kawasan ini memiliki luas 5.000 mil, kawasan Gili Balu menawarkan aktivitas bahari yang menarik.
Selain kondisi ekosistem laut yang masih alami, Gili Balu juga mempunyai sembilan spot menyelam yang memiliki daya tarik tersendiri.
Pengelolaan Gili Balu merupakan kerjasama berbagai pihak. Selain Pemkab Sumbawa Barat pengelolaan Gili Balu juga melibatkan PT AMAN Mineral Nusa Tenggara dan sejumlah pakar pengembangan lingkungan.
Manager Social Impact PT AMAN Mineral, Dimas Purnama menjelaskan pengelolaan Gili Balu akan dilakukan secara berkesinambungan melibatkan berbagai pihak dan para pakar.
Pelibatan berbagai pihak ini lebih ditekankan agar kondisi Gili Balu tetap terjaga dan terawat meski kedepannya akan dikunjungi oleh wisatawan.
"Kita bekerjasama juga dengan para expert (ahli) jadi kita bangun destinasi ini untuk wisata sekaligus menjaga kelestarian alam bawah laut yang masih murni, kedepannya akan dibangun sejumlah infastruktur penunjang," ujarnya.
Dimas melanjutkan dibanding wisata bahari lainnya yang berada di Sumba Barat, Gili Balu menawarkan sembilan spot menyelam (diving) dengan karakteristik yang berbeda.
"Ada sembilan titik untuk diving, setiap titik memiliki keunikan tersendiri, jadi Gili Balu menawarkan aktivitas bahari dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem bawah laut yang masih alami," katanya.
Baca juga: Gili Matra dan Gili Balu menjadi pusat rehabilitasi terumbu karang
Baca juga: AMNT luncurkan konservasi Gili Balu