Beijing (ANTARA) - China memprotes permintaan Amerika Serikat (AS) kepada perusahaan Belanda ASML untuk membatasi akses ekspor teknologi semikonduktor ke negara Tirai Bambu itu.
"China menentang upaya AS yang terlalu memaksakan konsep keamanan nasional dan menggunakan segala macam dalih untuk memaksa negara lain agar ikut melakukan blokade teknologi terhadap China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada media di Beijing pada Selasa.
ASML Holding NV diketahui membatalkan pengiriman beberapa mesinnya ke China atas permintaan pemerintah AS beberapa pekan sebelum larangan ekspor semikonduktor mulai berlaku.
Padahal produsen teknologi asal Belanda itu memiliki izin untuk mengirimkan tiga mesin litografi ultraviolet ke perusahaan-perusahaan China hingga Januari 2024 sebelum pembatasan di Belanda mulai diberlakukan sepenuhnya.
ASML memproduksi mesin litografi ultraviolet yang digunakan dalam pembuatan cip untuk berbagai perangkat teknologi seperti komputer, gawai, jam pintar, dan alat elektronik lainnya.
"Semikonduktor adalah industri yang sangat mengglobal. Dalam perekonomian dunia yang sangat terintegrasi, praktik hegemoni dan intimidasi yang dilakukan AS sangat melanggar aturan perdagangan internasional, melemahkan struktur industri semikonduktor global, berdampak pada keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan internasional serta tentunya akan menjadi bumerang," kata Wang Wenbin.
China, kata dia, mendesak Belanda untuk menjunjung tinggi posisi dan prinsip pasar yang obyektif dan adil serta menghormati kontrak yang telah disepakati.
"Kemudian mengambil tindakan nyata untuk melindungi kepentingan bersama China dan Belanda serta perusahaan kedua negara, dan menjaga stabilitas rantai industri, pasokan serta lingkungan perdagangan internasional yang bebas, terbuka, adil dan tidak diskriminatif," kata Wang Wenbin.
Dia menyebut pemerintah China akan mengikuti secara cermat perkembangan yang relevan dan dengan tegas menjaga hak dan kepentingannya yang sah. AS disebut-sebut khawatir dengan kemampuan China memproduksi semikonduktor tercanggih di dunia, yang memiliki aplikasi kecerdasan buatan dan militer.
Tekanan AS terhadap ASML sudah dimulai sejak 2019, ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mendorong pemerintah Belanda untuk melarang penjualan mesin litografi ultraviolet ASML yang paling mutakhir ke China.
Baca juga: Belum ada laporan warga China jadi korban gempa di Jepang
Baca juga: ASEAN khawatirkan ketegangan China-Filipina
ASML adalah satu-satunya produsen teknologi dalam pembuatan semikonduktor yang memberi daya berbagai perangkat elektronik. Pemerintah Belanda semakin memperketat kendali ekspor terhadap China tahun lalu dengan membatasi mesin DUV, lini produk lain yang ditawarkan perusahaan tersebut mulai 1 Januari 2024.
Akibat larangan tersebut, impor mesin litografi ke China melonjak lebih dari lima kali lipat menjadi 3,7 miliar dolar AS, menurut data bea cukai China.
"China menentang upaya AS yang terlalu memaksakan konsep keamanan nasional dan menggunakan segala macam dalih untuk memaksa negara lain agar ikut melakukan blokade teknologi terhadap China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada media di Beijing pada Selasa.
ASML Holding NV diketahui membatalkan pengiriman beberapa mesinnya ke China atas permintaan pemerintah AS beberapa pekan sebelum larangan ekspor semikonduktor mulai berlaku.
Padahal produsen teknologi asal Belanda itu memiliki izin untuk mengirimkan tiga mesin litografi ultraviolet ke perusahaan-perusahaan China hingga Januari 2024 sebelum pembatasan di Belanda mulai diberlakukan sepenuhnya.
ASML memproduksi mesin litografi ultraviolet yang digunakan dalam pembuatan cip untuk berbagai perangkat teknologi seperti komputer, gawai, jam pintar, dan alat elektronik lainnya.
"Semikonduktor adalah industri yang sangat mengglobal. Dalam perekonomian dunia yang sangat terintegrasi, praktik hegemoni dan intimidasi yang dilakukan AS sangat melanggar aturan perdagangan internasional, melemahkan struktur industri semikonduktor global, berdampak pada keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan internasional serta tentunya akan menjadi bumerang," kata Wang Wenbin.
China, kata dia, mendesak Belanda untuk menjunjung tinggi posisi dan prinsip pasar yang obyektif dan adil serta menghormati kontrak yang telah disepakati.
"Kemudian mengambil tindakan nyata untuk melindungi kepentingan bersama China dan Belanda serta perusahaan kedua negara, dan menjaga stabilitas rantai industri, pasokan serta lingkungan perdagangan internasional yang bebas, terbuka, adil dan tidak diskriminatif," kata Wang Wenbin.
Dia menyebut pemerintah China akan mengikuti secara cermat perkembangan yang relevan dan dengan tegas menjaga hak dan kepentingannya yang sah. AS disebut-sebut khawatir dengan kemampuan China memproduksi semikonduktor tercanggih di dunia, yang memiliki aplikasi kecerdasan buatan dan militer.
Tekanan AS terhadap ASML sudah dimulai sejak 2019, ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mendorong pemerintah Belanda untuk melarang penjualan mesin litografi ultraviolet ASML yang paling mutakhir ke China.
Baca juga: Belum ada laporan warga China jadi korban gempa di Jepang
Baca juga: ASEAN khawatirkan ketegangan China-Filipina
ASML adalah satu-satunya produsen teknologi dalam pembuatan semikonduktor yang memberi daya berbagai perangkat elektronik. Pemerintah Belanda semakin memperketat kendali ekspor terhadap China tahun lalu dengan membatasi mesin DUV, lini produk lain yang ditawarkan perusahaan tersebut mulai 1 Januari 2024.
Akibat larangan tersebut, impor mesin litografi ke China melonjak lebih dari lima kali lipat menjadi 3,7 miliar dolar AS, menurut data bea cukai China.