Cirebon (ANTARA) -
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon, Jawa Barat, menyebutkan sarana transportasi Bus Rapid Transit (BRT) sudah menjangkau lokasi pelosok sehingga membantu mobilitas warga di daerah itu.
Kepala Dishub Kota Cirebon Andi Armawan di Cirebon, Sabtu, mengatakan kawasan itu merupakan Kelurahan Argasunya yang lokasinya jauh dari pusat pemerintahan kota setempat.
Oleh karena itu, menurut dia, hadirnya sarana transportasi yang terintegrasi seperti layanan BRT dapat membantu warga di Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon, untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain dengan biaya terjangkau.
“Rute yang menguntungkan itu ke Argasunya. Masyarakat sudah bisa merasakan pelayanan transportasi keliling kota dengan biaya Rp5.000 (umum),” katanya.
Andi menyebutkan selain biaya perjalanannya murah, di tiga unit bus BRT yang kini beroperasi sudah dilengkapi dengan fasilitas modern sehingga penumpang lebih nyaman saat bepergian. Selain itu, pihaknya akan menambah jumlah trayek layanan BRT sehingga rute perjalanannya tidak hanya berada di kawasan dalam Kota Cirebon.
‘Khusus BRT kami sedang kembangkan jalur lain agar tidak hanya di dalam kota saja. Rute sekarang masih 38 kilometer,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan layanan BRT di Kota Cirebon pun dimanfaatkan warga untuk kegiatan tamasya. Misalnya pada akhir pekan, tingkat okupansi dari tiga bus yang beroperasi selalu di atas 50 persen. Andi menganggap hal tersebut terdengar wajar, karena pengoperasian layanan BRT itu secara umum memang menjangkau beberapa titik strategis di Kota Cirebon.
“Tingkat okupansi dari koridor bisa penuh kalau 'weekend'. Di atas 50 persen untuk berwisata,” tuturnya.
Baca juga: Kemenhub apresiasi Pemerintah Medan membangun transportasi seperti Jakarta
Baca juga: Kemenhub luncurkan angkutan Feeder LRT dan BRT Sumsel
Baca juga: Kemenhub apresiasi Pemerintah Medan membangun transportasi seperti Jakarta
Baca juga: Kemenhub luncurkan angkutan Feeder LRT dan BRT Sumsel
Meski layanan BRT sudah lama ada, namun pihaknya mengakui masih terdapat sejumlah kekurangan pada sarana transportasi tersebut. Salah satunya belum pengoperasian armada BRT di Kota Cirebon belum optimal. Andi menambahkan permasalahan itu tengah dikaji secara serius untuk mencari solusi efektif, sehingga jangkauan dan armada BRT yang beroperasi dapat bertambah banyak.
“Cukup sayang dengan angka Rp1,5 miliar belum bisa memungkinkan 10 bus BRT mengaspal. Kita nanti gandeng provinsi,” ucap dia.