Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 30 cm terjadi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung yang menyebabkan 458 rumah terendam.
"Pasca kejadian banjir sebanyak 458 unit rumah terendam banjir dan 2 unit kantor pemerintahan, Kantor Lurah Genas dan Koramil Tamansari terdampak," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Selasa.
Abdul menyebut laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB), wilayah terdampak meliputi kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di kecamatan Gerunggang. Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam. Kelurahan Kejaksaan, Genas, Batin Tikal di kecamatan Tamansari, dan kelurahan Sriwijaya di kecamatan Grimaya. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Banjir terjadi pada Senin (15/1), diakibatkan hujan berlangsung selama selama lima jam dengan intesitas sedang hingga lebat disertai angin kencang ditambah pasang air laut di angka 2,6 meter.
Menurut laporan Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang Dedy Revandi, Tim Satuan Reaksi Cepat (BPBD) setempat melakukan pendataan jumlah rumah dan jiwa yang terdampak dan membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan.
Selain itu, BPBD Kota Pangkalpinang juga melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak, dan melakukan pemantauan di daerah banjir dan genangan.
"Fokus penanganan di bulan Desember hingga Januari antisipasi pada banjir rob ditambah kondisi cuaca yang ekstrim di siang hari. Kondisi wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah di Pangkalpinang. Sehingga penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut," kata Dedy.
Ia mengatakan banjir ini terjadi tiap tahun, di awal tahun dan di akhir tahun dikarenakan pasang surut air laut tinggi. Rata-rata waktu 5 jam air sudah surut, tergantung pasang surut air rob, karena air menjadi sulit mengalir ke laut.
Baca juga: PVMBG ingatkan potensi banjir lahar hujan erupsi Lewotobi
Baca juga: BNPB salurkan Rp250 juta tangani darurat banjir
"Bila tidak terjadi air rob air seberapa besar pun akan mengalir ke laut. Antisipasi agar tidak terjadi banjir, pemerintah kota sudah membuat waduk, membuat embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi. Pengerjaan waduk dan embung masih proses karena terkait anggaran dikerjakan berlangsung bertahap," ujar Dedy.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi di Kota Pangkalpinang pada Rabu (17/01) sedangkan pada Kamis (18/01) kondisi cuaca berawan dan hujan.
BNPB mengimbau warga untuk selalu memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dan selalu waspada jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam agar segera bersiap menuju tempat yang lebih aman.
"Pasca kejadian banjir sebanyak 458 unit rumah terendam banjir dan 2 unit kantor pemerintahan, Kantor Lurah Genas dan Koramil Tamansari terdampak," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Selasa.
Abdul menyebut laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB), wilayah terdampak meliputi kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di kecamatan Gerunggang. Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam. Kelurahan Kejaksaan, Genas, Batin Tikal di kecamatan Tamansari, dan kelurahan Sriwijaya di kecamatan Grimaya. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Banjir terjadi pada Senin (15/1), diakibatkan hujan berlangsung selama selama lima jam dengan intesitas sedang hingga lebat disertai angin kencang ditambah pasang air laut di angka 2,6 meter.
Menurut laporan Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang Dedy Revandi, Tim Satuan Reaksi Cepat (BPBD) setempat melakukan pendataan jumlah rumah dan jiwa yang terdampak dan membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan.
Selain itu, BPBD Kota Pangkalpinang juga melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak, dan melakukan pemantauan di daerah banjir dan genangan.
"Fokus penanganan di bulan Desember hingga Januari antisipasi pada banjir rob ditambah kondisi cuaca yang ekstrim di siang hari. Kondisi wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah di Pangkalpinang. Sehingga penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut," kata Dedy.
Ia mengatakan banjir ini terjadi tiap tahun, di awal tahun dan di akhir tahun dikarenakan pasang surut air laut tinggi. Rata-rata waktu 5 jam air sudah surut, tergantung pasang surut air rob, karena air menjadi sulit mengalir ke laut.
Baca juga: PVMBG ingatkan potensi banjir lahar hujan erupsi Lewotobi
Baca juga: BNPB salurkan Rp250 juta tangani darurat banjir
"Bila tidak terjadi air rob air seberapa besar pun akan mengalir ke laut. Antisipasi agar tidak terjadi banjir, pemerintah kota sudah membuat waduk, membuat embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi. Pengerjaan waduk dan embung masih proses karena terkait anggaran dikerjakan berlangsung bertahap," ujar Dedy.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi di Kota Pangkalpinang pada Rabu (17/01) sedangkan pada Kamis (18/01) kondisi cuaca berawan dan hujan.
BNPB mengimbau warga untuk selalu memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dan selalu waspada jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam agar segera bersiap menuju tempat yang lebih aman.