Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan dukungan berupa Bantuan Operasional Dana Siap Pakai (DSP) untuk upaya mitigasi dan penanganan bencana hidrometeorologi di Jawa Timur.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/1) malam, menyebut bantuan tersebut untuk Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Timur yang telah menetapkan status siaga dan tanggap darurat bencana hidrometeorologi basah masing-masing sebesar Rp250 juta.
Selain itu, BNPB menyalurkan dukungan peralatan logistik kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa 8 unit Perahu Katamaran 3,2 meter, 13 set tenda pengungsi, 33 set tenda keluarga, 45 unit genset 2 KVA, 1.900 lembar selimut dan matras serta 110 unit tempat tidur lipat (velbed).
“Lakukan stimulan awal dengan bantuan yang diberikan, siapkan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak dari potensi bencana hidrometeorologi basah yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tutup Suharyanto.
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi kepada BNPB atas dukungan yang selalu diberikan guna percepatan penanganan bencana di daerah.
“Sejak masa siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan, BNPB terus memberikan dukungan dana operasional dan peralatan. Sekarang pun demikian, dalam masa persiapan dan siaga darurat bencana hidrometeorologi basah kepada Jawa Timur,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhi Karyono.
Pihaknya menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada BNPB yang terus mendukung tidak hanya pada masa tanggap darurat, namun sejak fase kesiapsiagaan. Sehingga diharapkan upaya awal ini dapat berjalan dengan maksimal.
Adhi menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan dua kali apel kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah, yaitu apel siaga peralatan serta personel yang terdiri dari lintas sektor.
Baca juga: Kepala BNPB Suharyono meminta warga Jatim waspadai curah hujan Februari
Baca juga: BNPB salurkan Rp250 juta tangani darurat banjir
“Tidak hanya itu, kami juga memperkuat sistem penanggulangan bencana melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur terkait Klaster Logistik Tahun 2023 - 2024 sehingga alokasi bantuan ketika tanggap darurat dapat terorganisir dengan baik,” jelas Adhi.
Rapat Koordinasi Antisipasi dan Siaga Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024 di wilayah Provinsi Jawa Timur turut dihadiri oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Tenaga Ahli BNPB serta diikuti oleh 120 orang yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota serta organisasi perangkat daerah se-Jawa Timur.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/1) malam, menyebut bantuan tersebut untuk Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Timur yang telah menetapkan status siaga dan tanggap darurat bencana hidrometeorologi basah masing-masing sebesar Rp250 juta.
Selain itu, BNPB menyalurkan dukungan peralatan logistik kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa 8 unit Perahu Katamaran 3,2 meter, 13 set tenda pengungsi, 33 set tenda keluarga, 45 unit genset 2 KVA, 1.900 lembar selimut dan matras serta 110 unit tempat tidur lipat (velbed).
“Lakukan stimulan awal dengan bantuan yang diberikan, siapkan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak dari potensi bencana hidrometeorologi basah yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” tutup Suharyanto.
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi kepada BNPB atas dukungan yang selalu diberikan guna percepatan penanganan bencana di daerah.
“Sejak masa siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan, BNPB terus memberikan dukungan dana operasional dan peralatan. Sekarang pun demikian, dalam masa persiapan dan siaga darurat bencana hidrometeorologi basah kepada Jawa Timur,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhi Karyono.
Pihaknya menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada BNPB yang terus mendukung tidak hanya pada masa tanggap darurat, namun sejak fase kesiapsiagaan. Sehingga diharapkan upaya awal ini dapat berjalan dengan maksimal.
Adhi menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan dua kali apel kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah, yaitu apel siaga peralatan serta personel yang terdiri dari lintas sektor.
Baca juga: Kepala BNPB Suharyono meminta warga Jatim waspadai curah hujan Februari
Baca juga: BNPB salurkan Rp250 juta tangani darurat banjir
“Tidak hanya itu, kami juga memperkuat sistem penanggulangan bencana melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur terkait Klaster Logistik Tahun 2023 - 2024 sehingga alokasi bantuan ketika tanggap darurat dapat terorganisir dengan baik,” jelas Adhi.
Rapat Koordinasi Antisipasi dan Siaga Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024 di wilayah Provinsi Jawa Timur turut dihadiri oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Tenaga Ahli BNPB serta diikuti oleh 120 orang yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten/Kota serta organisasi perangkat daerah se-Jawa Timur.