Mataram (ANTARA) - Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat China bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menjajaki kerja sama di segala bidang mulai sektor pariwisata, pertanian, pertambangan hingga transportasi.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Ariadi menawarkan RRC untuk berinvestasi pada aspek pariwisata, pertanian, pertambangan dan transportasi.
"NTB memiliki pariwisata yang tak kalah dengan daerah lain. Potensi pertanian yang bisa dikembangkan serta prospek transportasi dengan adanya Global Hub," ujarnya saat menerima kunjungan resmi Konsulat Jenderal (Konjen) RRC, Zhu Xinglong di Kantor Gubernur NTB dalam keterangan tertulis di Mataram, Kamis.
Ia mengakui, sebelum ini ada pula program yang telah berlangsung sebelumnya diteruskan seperti beasiswa perkuliahan mahasiswa NTB di RRC dan pembangunan Smelter PT Amman Mineral di Kabupaten Sumbawa Barat yang mendatangkan para ahli serta peralatan berat.
Oleh karena itu, menindaklanjutj pertemuan tersebut, pentingnya pertemuan teknis yang lebih luas dan saling menunjang dalam menjajaki kerja sama tersebut. Pada aspek pertanian dan pertambangan, misalnya bagaimana ada pembangunan pabrik pengolahan yang di bangun di NTB, sehingga serapan tenaga kerja langsung berasal dari NTB serta transfer pengetahuan secara bertahap.
Selain itu, potensi Global Hub di Lombok Utara yang telah digaungkan Pemprov NTB sekitar tahun 2019-2020, bisa dijajaki pihak RRC. Mengingat jalur transportasi laut di Selat Malaka sudah begitu padat.
"Sebagaimana dipahami, sekarang Selat Malaka sudah padat pelayarannya. Sedangkan Selat Lombok yang tempatnya strategis sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) bisa menjadi alternatif pelayaran kapal-kapal besar. Pelayaran bisa lebih efektif dan efisien menjangkau kawasan lain, karena letaknya relatif sentral dan strategis," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Brida NTB Lalu Suryadi, mengaku Pj Gubernur NTB berkeinginan menjajaki pola kerja sama seperti yang telah dibahas dalam pertemuan untuk ditindaklanjuti sehingga pada masa mendatang, NTB lebih maju dan berkembang. Hal lainnya seperti usulan membuka penerbangan langsung dari Lombok-Beijing dan sebaliknya.
"Kita bisa lihat dari sisi kerja sama yang telah berlangsung dengan RRC selama ini. Adanya peralatan berat dan tenaga ahli pertambangan pada Smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Ada lagi pengiriman sekitar 29 orang mahasiswa NTB yang mendapat beasiswa dari Pemerintah RRC tahun 2021-2023, bermanfaat dan bisa diteruskan," ucapnya.
Konjen RRC, Zhu Xinglong menanggapi positif tawaran serta penjelasan dari pihak Pj Gubernur NTB. Pihak Konjen rencana meneruskan dan menyampaikan kepada Pemerintah RRC, manakah nantinya yang paling tepat untuk bisa terjadinya kerja sama.
"Termasuk bagaimana mengembangkan kembali pola kerja sama yang telah terbangun dengan baik," katanya.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Ariadi menawarkan RRC untuk berinvestasi pada aspek pariwisata, pertanian, pertambangan dan transportasi.
"NTB memiliki pariwisata yang tak kalah dengan daerah lain. Potensi pertanian yang bisa dikembangkan serta prospek transportasi dengan adanya Global Hub," ujarnya saat menerima kunjungan resmi Konsulat Jenderal (Konjen) RRC, Zhu Xinglong di Kantor Gubernur NTB dalam keterangan tertulis di Mataram, Kamis.
Ia mengakui, sebelum ini ada pula program yang telah berlangsung sebelumnya diteruskan seperti beasiswa perkuliahan mahasiswa NTB di RRC dan pembangunan Smelter PT Amman Mineral di Kabupaten Sumbawa Barat yang mendatangkan para ahli serta peralatan berat.
Oleh karena itu, menindaklanjutj pertemuan tersebut, pentingnya pertemuan teknis yang lebih luas dan saling menunjang dalam menjajaki kerja sama tersebut. Pada aspek pertanian dan pertambangan, misalnya bagaimana ada pembangunan pabrik pengolahan yang di bangun di NTB, sehingga serapan tenaga kerja langsung berasal dari NTB serta transfer pengetahuan secara bertahap.
Selain itu, potensi Global Hub di Lombok Utara yang telah digaungkan Pemprov NTB sekitar tahun 2019-2020, bisa dijajaki pihak RRC. Mengingat jalur transportasi laut di Selat Malaka sudah begitu padat.
"Sebagaimana dipahami, sekarang Selat Malaka sudah padat pelayarannya. Sedangkan Selat Lombok yang tempatnya strategis sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) bisa menjadi alternatif pelayaran kapal-kapal besar. Pelayaran bisa lebih efektif dan efisien menjangkau kawasan lain, karena letaknya relatif sentral dan strategis," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Brida NTB Lalu Suryadi, mengaku Pj Gubernur NTB berkeinginan menjajaki pola kerja sama seperti yang telah dibahas dalam pertemuan untuk ditindaklanjuti sehingga pada masa mendatang, NTB lebih maju dan berkembang. Hal lainnya seperti usulan membuka penerbangan langsung dari Lombok-Beijing dan sebaliknya.
"Kita bisa lihat dari sisi kerja sama yang telah berlangsung dengan RRC selama ini. Adanya peralatan berat dan tenaga ahli pertambangan pada Smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Ada lagi pengiriman sekitar 29 orang mahasiswa NTB yang mendapat beasiswa dari Pemerintah RRC tahun 2021-2023, bermanfaat dan bisa diteruskan," ucapnya.
Konjen RRC, Zhu Xinglong menanggapi positif tawaran serta penjelasan dari pihak Pj Gubernur NTB. Pihak Konjen rencana meneruskan dan menyampaikan kepada Pemerintah RRC, manakah nantinya yang paling tepat untuk bisa terjadinya kerja sama.
"Termasuk bagaimana mengembangkan kembali pola kerja sama yang telah terbangun dengan baik," katanya.