Jakarta (ANTARA) - Tiga perancang busana yakni Hannie Hananto, Putri Anjani, dan Monika Jufry memperkenalkan koleksi busana mereka di bawah tema "Cyber-Xotic" yang diusung Indonesian Fashion Chamber (IFC) untuk Jakarta Fashion Trend (JFT) 2024 di Jakarta, Rabu.
Hannie melalui koleksi "TINGERE" atau "Semburat" menghadirkan dress, outer dan tunik, potongan yang menurut dia disukai umum.
Dia menggunakan warna-warna seperti pink fuchsia, pink salmon, semburat ungu dan semburat biru di antara warna-warna hitam, putih dan abu untuk menggambarkan keadaan polusi udara di Indonesia yang berasap yang menjadi polutan bagi keseharian masyarakat.
Baca juga: Pakaian serba praktis dan ringan lebih disukai saat ini
Dari sisi bahan, Hannie memilih organdi, sifon dan satin untuk menyelipkan aura mewah dalam koleksi print-nya.
Koleksi busana perancang Putri Anjani dalam "Jakarta Fashion Trend" 2024 yang ditampilkan di Jakarta, Rabu (24/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Di sisi lain, perancang Putri Anjani memperkenalkan busana siap pakai dengan tema etnik modern kontemporer. Dia menggunakan kain tenun Tuban, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan aneka linen untuk total enam tampilan.
Putri mengusung konsep "NAUHA", sebuah kata dalam Bahasa Finlandia yang berarti anyaman. Dia terinspirasi dari semua bentuk anyaman dari berbagai jenis material, baik alam maupun sintetis yang dapat didaur ulang.
Bentuk anyaman ini dikatakannya bisa sebagai simbol kekuatan detail, yang punya peran penting dalam keseharian hidup manusia. Berbekal kesadaran pada sustainability ethic, selain pemilihan serat kain yang lebih natural, Putri juga memanfaatkan sisa kain atau perca.
Dari sisi warna, dia memilih konsep warna hangat, gradasi dari gelap ke terang (warna hitam ke warna putih).
Terakhir, ada Monika Jufry melalui koleksi "Winter Game" yang terinspirasi dari keindahan alam Eropa saat musim dingin. Dia menggunakan warna-warna seperti dark grey, offwhite dan siluet monokrom demi menciptakan terkesan dingin. Monika menuangkan ide itu dalam detail bordir dan payet.
Sebelumnya, Local Chair Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Erika Ardianto dalam konferensi pers "Jakarta Fashion Trend 2024" sebelum pergelaran dimulai mengatakan, JFT tahun ini ini menampilkan parade busana karya 51 perancang yakni 15 perancang busana konvensional, 8 perancang busana syar’i, 4 desainer anak, dari berbagai kota antara lain Jakarta, D.I. Yogyakarta, Kediri, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Buton Tengah, serta merek.
Koleksi busana yang ditampilkan pun memiliki berbagai gaya mulai dari busana etnik kontemporer, urban wear, party wear, kids wear, modest wear, dan busana muslim syar'i yang meleburkan semangat digital dengan konten lokal serta tetap mengusung semangat berkelanjutan dalam berbagai sisi.
Baca juga: Buttonscarves tampil dan buat gebrakan instalasi tas raksasa
Baca juga: Hilmanita menawarkan busana kebaya encim mewah khas Jakarta
Hannie melalui koleksi "TINGERE" atau "Semburat" menghadirkan dress, outer dan tunik, potongan yang menurut dia disukai umum.
Dia menggunakan warna-warna seperti pink fuchsia, pink salmon, semburat ungu dan semburat biru di antara warna-warna hitam, putih dan abu untuk menggambarkan keadaan polusi udara di Indonesia yang berasap yang menjadi polutan bagi keseharian masyarakat.
Baca juga: Pakaian serba praktis dan ringan lebih disukai saat ini
Dari sisi bahan, Hannie memilih organdi, sifon dan satin untuk menyelipkan aura mewah dalam koleksi print-nya.
Di sisi lain, perancang Putri Anjani memperkenalkan busana siap pakai dengan tema etnik modern kontemporer. Dia menggunakan kain tenun Tuban, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan aneka linen untuk total enam tampilan.
Putri mengusung konsep "NAUHA", sebuah kata dalam Bahasa Finlandia yang berarti anyaman. Dia terinspirasi dari semua bentuk anyaman dari berbagai jenis material, baik alam maupun sintetis yang dapat didaur ulang.
Bentuk anyaman ini dikatakannya bisa sebagai simbol kekuatan detail, yang punya peran penting dalam keseharian hidup manusia. Berbekal kesadaran pada sustainability ethic, selain pemilihan serat kain yang lebih natural, Putri juga memanfaatkan sisa kain atau perca.
Dari sisi warna, dia memilih konsep warna hangat, gradasi dari gelap ke terang (warna hitam ke warna putih).
Terakhir, ada Monika Jufry melalui koleksi "Winter Game" yang terinspirasi dari keindahan alam Eropa saat musim dingin. Dia menggunakan warna-warna seperti dark grey, offwhite dan siluet monokrom demi menciptakan terkesan dingin. Monika menuangkan ide itu dalam detail bordir dan payet.
Sebelumnya, Local Chair Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Erika Ardianto dalam konferensi pers "Jakarta Fashion Trend 2024" sebelum pergelaran dimulai mengatakan, JFT tahun ini ini menampilkan parade busana karya 51 perancang yakni 15 perancang busana konvensional, 8 perancang busana syar’i, 4 desainer anak, dari berbagai kota antara lain Jakarta, D.I. Yogyakarta, Kediri, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Buton Tengah, serta merek.
Koleksi busana yang ditampilkan pun memiliki berbagai gaya mulai dari busana etnik kontemporer, urban wear, party wear, kids wear, modest wear, dan busana muslim syar'i yang meleburkan semangat digital dengan konten lokal serta tetap mengusung semangat berkelanjutan dalam berbagai sisi.
Baca juga: Buttonscarves tampil dan buat gebrakan instalasi tas raksasa
Baca juga: Hilmanita menawarkan busana kebaya encim mewah khas Jakarta