Jakarta (ANTARA) - Kehidupan anak muda saat ini menampilkan transformasi yang signifikan jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Perubahan tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari teknologi, gaya hidup, hingga nilai-nilai yang dianut.
Anak muda saat ini bergelut dengan berbagai isu, mulai dari identitas diri, kesehatan mental, defisit literasi, hingga persoalan relasi sosial dan empati, isu-isu yang mungkin belum pernah di bahas pada anak muda generasi jauh sebelumnya.
Berangkat dari fenomena ini, MudaBerdaya, yang memiliki visi untuk menghasilkan anak muda Indonesia yang "Berdaya Sejak Muda", menggagas Festival MudaBerdaya 2024 di Auditorium Sanctuary, Menara Kuningan Jakarta, Sabtu 27 Januari.
“Latar belakang dari event ini sendiri sebenarnya kami melihat keresahan terhadap anak muda saat ini, terutama gen Z, dimana memang banyak sekali isu-isu yang terjadi terkait dengan bagaimana cara berpikir anak muda zaman sekarang, kurangnya empati, dan juga rasa sosial, bagaimana mereka juga bisa kurang berpikir kritis,” ujar Co Founder Muda Berdaya Ryan Batchin di Jakarta, Sabtu.
Keresahan tersebut yang akhirnya membuat perusahaan pemberdayaan anak muda yang bergerak di bidang pendidikan, etika, filsafat, kreativitas, dan entrepreneurship tersebut menggelar acara ini.
Pameran dan festival perdana dari MudaBerdaya itu sejatinya adalah perayaan tentang akal pemikiran, nalar dan logika. Beragam tema akan dibahas selama acara itu, seperti "Cinta dan Perbudakannya", "Tirani Asumsi", "Penjajahan dalam Pikiran", "Hidup yang Egois" hingga "Hustle Culture".
Menghadirkan Narator yang tepat
Panggung Festival MudaBerdaya akan menampilkan sejumlah narator yang mumpuni di bidangnya, antara lain Rocky Gerung, Raditya Dika, Kang Maman, Ferry Irwandi, Bhante Dhirapuñño, Guru Gembul, Iyas Lawrence, Maya Hasan, Patra Gumala, Cania Citta, dan Fauzan Al Rasyid.
Festival MudaBerdaya ingin membangun literasi dan membahas tentang keresahan, fenomena, realitas dan segala permasalahan nyata yang dialami anak-anak muda di era saat ini.
Melalui acara itu, diharapkan anak muda bisa mendapat penalaran yang sehat berbasis filsafat, pengetahuan, etika dan moral.
Acara Festival MudaBerdaya yang terbuka bagi setiap anak muda ini bertujuan mengembangkan diri tiap insan muda menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual serta memiliki kepribadian, mental dan spiritualitas yang kuat.
“Sehingga bisa membuat dampak setidaknya untuk diri sendiri bagi yang berpartisipasi, kita juga berharap dengan ini anak-anak muda di Indonesia bisa memiliki nalar, logika, dan kesadaran lebih untuk masa depannya,” imbuh Ryan.
Antusias Anak Muda
Di balik isu-isu dan segala permasalahan yang terjadi di generasi muda saat ini, nyatanya, mereka masih memiliki semangat untuk memperbaiki diri, membuka diri untuk menyerap lebih banyak ilmu pengetahuan, salah satunya dengan berpartisipasi festival MudaBerdaya.
“Penasaran karena narator-naratornya hebat-hebat dan mereka berwawasan banget. Usia seperti kita ini memang butuh banget pandangan lebih luas, yang logis. Mereka adalah sosok yang tepat untuk bisa memberikan sudut pandang yang baru, yang unik, yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya,” kata seorang pemuda 23 tahun yang ikut serta dalam festival, Naufal.
“Kita kan punya cara pikir yang beda-beda, dan itu yang perlu kita olah lebih dalam, dan dari narasumber ini juga kita jadi tahu nih misalnya, ‘oh iya ya sebenarnya pendapat dia bukan berarti salah’ Jadi kita juga perlu evaluasi lagi pandangan kita sendiri, caranya dengan lebih banyak mengetahui pola pikir orang lain yang jauh lebih luas,” ujar anak muda lain bernama Hazar, 22 tahun.
Anak muda saat ini menunjukkan semangat yang luar biasa dalam mengeksplorasi dunia, mengembangkan diri, dan mengejar pengetahuan. Mereka tidak hanya terpaku pada kenyamanan, tetapi juga memiliki dorongan kuat untuk memahami dunia secara lebih luas. Festival ini, menjadi wahana yang tepat bagi mereka untuk mencapai pengembangan diri tersebut.
Festival yang juga jembatani pendidikan
Festival MudaBerdaya tidak hanya sekedar basa basi atau membiarkan anak muda mendengarkan paparan dari narator, namun juga menjembatani mereka untuk meraih pendidikan yang semakin tinggi.
Pada gelaran ini, MudaBerdaya menghadirkan lima lembaga beasiswa pendidikan luar negeri yang terdiri dari Nuffic Southeast Asia, Erasmus, Institut Francais d’Indonesie, Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), dan Beasiswa Korea.
“Kami melibatkan mereka disini bukan hanya sekedar presentasi tetapi juga kita membuka sesi mentoring atau bimbingan, terutama untuk anak muda yang hadir sehingga mereka bisa secara intensif konsultasi dengan para lembaga beasiswa, untuk mengetahui strategi mendapat beasiswa luar negeri,” Ryan menjelaskan.
Persiapan menuju Indonesia Emas 2030-2045
Pada tahun 2045 sebagai puncaknya, Indonesia akan berusia emas 100 tahun dan mendapatkan bonus demografi, di mana 70 persen penduduknya dalam usia produktif (15-64 tahun). Dominasi usia produktif tersebut juga telah dimulai sejak 2030.
Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, hingga tingkat kriminalitas yang tinggi.
Festival pemberdayaan anak muda mungkin terdengar sepele, namun merupakan suatu cara yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Sejumlah alasan mengapa festival pemberdayaan anak muda penting untuk mencapai tujuan tersebut antara lain menggali potensi dan bakat yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia melalui berbagai kompetisi, workshop, dan kegiatan lainnya, festival ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengembangkan bakat serta keterampilan yang dimiliki oleh anak muda.
Festival seperti ini juga dapat menjadi ajang penyuluhan dan pendidikan bagi anak muda, memberikan dorongan kuat bagi kreativitas dan inovasi, membangun kepemimpinan dan karakter, mendorong semangat kewirausahaan, meningkatkan keterlibatan sosial, hingga menciptakan kesempatan untuk membangun jaringan dan kolaborasi antara anak muda dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu.