Jakarta (ANTARA) - Pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai bahwa kenaikan pajak pada sepeda motor berbahan bakar bensin (ICE) bisa memicu masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda motor listrik.
"Kenaikan pajak pada sepeda motor bensin dapat memotivasi masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda motor listrik," kata Yannes saat dihubungi ANTARA belum lama ini.
Menurut Yannes, kenaikan pajak akan memberikan tekanan finansial pada kepemilikan dan operasional sepeda motor bensin, menjadikan sepeda motor listrik dengan biaya operasional yang lebih rendah sebagai alternatif yang menarik dalam jangka panjang.
Baca juga: Luhut: Tidak ada rencana naikkan pajak motor BBM
Kebijakan ini, kata dia, juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pilihan kendaraan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Yannes mengatakan dukungan pemerintah melalui insentif seperti pembebasan pajak, subsidi, atau program kredit yang menguntungkan akan menjadikan kendaraan listrik lebih terjangkau.
Selain itu, kemajuan teknologi pada sepeda motor listrik, seperti peningkatan kapasitas baterai dan waktu pengisian yang lebih cepat, juga akan meningkatkan daya tariknya.
Namun, tantangan seperti pembangunan infrastruktur pengisian listrik yang memadai dan ketersediaan model yang terjangkau perlu diatasi untuk memastikan transisi yang sukses.
"Pemerintah harus mempertimbangkan faktor-faktor ini untuk memastikan transisi ke kendaraan listrik berlangsung lancar, ujar dia.
Lebih lanjut Yannes mengatakan bahwa situasi ini juga akan membuka peluang bagi berkembangnya pasar sepeda motor listrik. Momentum ini bisa dimanfaatkan oleh produsen kendaraan listrik untuk memperluas pasar mereka, sekaligus mendorong inovasi dan peningkatan dalam teknologi kendaraan listrik.
"Secara keseluruhan, kenaikan pajak sepeda motor bensin ini menciptakan dinamika baru dalam industri otomotif. Meskipun menimbulkan tantangan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan produsen sepeda motor bensin, ini juga menjadi kesempatan bagi pertumbuhan sektor kendaraan listrik dan transisi ke arah ekosistem yang lebih berkelanjutan dalam transportasi pribadi," pungkas dia.
Sebelumnya, dalam sambutannya lewat sebuah video yang diputar pada peresmian peluncuran sebuah jenama dan produk kendaraan berbasis baterai di Jakarta, Kamis (18/1), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan wacana untuk menaikkan pajak kendaraan sepeda motor non-listrik guna mensubsidi transportasi umum seperti LRT atau kereta cepat.
Di sisi lain, wacana tersebut juga dinilai akan mampu mendukung upaya untuk menurunkan polusi udara sekaligus mendukung daya saing Indonesia dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Belakangan, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menegaskan bahwa tidak ada rencana pemerintah untuk menaikkan pajak sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat.
"Kenaikan pajak pada sepeda motor bensin dapat memotivasi masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda motor listrik," kata Yannes saat dihubungi ANTARA belum lama ini.
Menurut Yannes, kenaikan pajak akan memberikan tekanan finansial pada kepemilikan dan operasional sepeda motor bensin, menjadikan sepeda motor listrik dengan biaya operasional yang lebih rendah sebagai alternatif yang menarik dalam jangka panjang.
Baca juga: Luhut: Tidak ada rencana naikkan pajak motor BBM
Kebijakan ini, kata dia, juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pilihan kendaraan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Yannes mengatakan dukungan pemerintah melalui insentif seperti pembebasan pajak, subsidi, atau program kredit yang menguntungkan akan menjadikan kendaraan listrik lebih terjangkau.
Selain itu, kemajuan teknologi pada sepeda motor listrik, seperti peningkatan kapasitas baterai dan waktu pengisian yang lebih cepat, juga akan meningkatkan daya tariknya.
Namun, tantangan seperti pembangunan infrastruktur pengisian listrik yang memadai dan ketersediaan model yang terjangkau perlu diatasi untuk memastikan transisi yang sukses.
"Pemerintah harus mempertimbangkan faktor-faktor ini untuk memastikan transisi ke kendaraan listrik berlangsung lancar, ujar dia.
Lebih lanjut Yannes mengatakan bahwa situasi ini juga akan membuka peluang bagi berkembangnya pasar sepeda motor listrik. Momentum ini bisa dimanfaatkan oleh produsen kendaraan listrik untuk memperluas pasar mereka, sekaligus mendorong inovasi dan peningkatan dalam teknologi kendaraan listrik.
"Secara keseluruhan, kenaikan pajak sepeda motor bensin ini menciptakan dinamika baru dalam industri otomotif. Meskipun menimbulkan tantangan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan produsen sepeda motor bensin, ini juga menjadi kesempatan bagi pertumbuhan sektor kendaraan listrik dan transisi ke arah ekosistem yang lebih berkelanjutan dalam transportasi pribadi," pungkas dia.
Sebelumnya, dalam sambutannya lewat sebuah video yang diputar pada peresmian peluncuran sebuah jenama dan produk kendaraan berbasis baterai di Jakarta, Kamis (18/1), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan wacana untuk menaikkan pajak kendaraan sepeda motor non-listrik guna mensubsidi transportasi umum seperti LRT atau kereta cepat.
Di sisi lain, wacana tersebut juga dinilai akan mampu mendukung upaya untuk menurunkan polusi udara sekaligus mendukung daya saing Indonesia dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Belakangan, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menegaskan bahwa tidak ada rencana pemerintah untuk menaikkan pajak sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat.