Kalbar (ANTARA) -
Gusdurian Pontianak menggelar Gardu Jalanan guna memberikan pendidikan politik kepada masyarakat demi menyambut Pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Pontianak.
"Gardu Jalanan merupakan bentuk pendidikan politik bagi masyarakat tapi hanya dalam skala kecil," ujar PIC Gusdurian Kalbar, Andi Muslim, di Tugu Digulist Pontianak, Minggu.
Bentuk pendidikan politik skala kecil yang dimaksud ialah dengan memberikan edukasi lewat sosialisasi dengan membagikan selebaran, dan stiker yang mengandung kutipan terkait ajakan pemilu jujur, adil, damai dan bermartabat, serta adanya gerakan menuliskan harapan untuk Pemilu 2024 yang ditujukan sebagai bahan refleksi bagi Gusdurian untuk pemilu periode mendatang.
Menurutnya tidak cukup dengan pemilu yang damai saja, namun juga harus jujur adil dan bermartabat, maka dengan itu hadirlah gerakan yang dinamai dengan Gardu Pemilu yang menjadi induk dari Gardu Jalanan.
"Gardu Pemilu ini ada beberapa program salah satunya Gardu Jalanan yang merupakan bentuk pendidikan politik bagi masyarakat," katanya kepada Antara.
Sementara itu Koordinator Aksi Gardu Jalanan, Luluh Musyarofah mengatakan, yang menjadi pemantik kegiatan atau aksi ini ialah fenomena politik yang dinamis setiap periodenya, dan untuk mengantisipasi adanya konflik karena perbedaan pilihan atau intimidasi seperti di pemilu sebelumnya, Gusdurian mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk pemilu jujur, adil, damai dan bermartabat, mengingat pesan Gusdur yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.
"Berbeda pilihan tidak masalah, namun kita tetap harus rukun, kompak, dan saling jaga," ujarnya.
Selain aksi Gardu Jalanan, pihaknya akan terus melakukan pendidikan politik lainnya hingga menjelang pemilu dan pilkada mendatang.
Ia berharap kegiatan ini akan terus berlanjut hingga pilkada yang menurutnya tidak kalah rawan dibanding pemilu, sehingga lewat kegiatan ini masyarakat dapat teredukasi.
"Jadi jangan sampai aman di pemilu tapi ribut di pilkada. Jadi harapannya masyarakat bisa teredukasi dari kegiatan ini, dan adanya perubahan dari masyarakat," katanya.
Menurutnya tidak cukup dengan pemilu yang damai saja, namun juga harus jujur adil dan bermartabat, maka dengan itu hadirlah gerakan yang dinamai dengan Gardu Pemilu yang menjadi induk dari Gardu Jalanan.
"Gardu Pemilu ini ada beberapa program salah satunya Gardu Jalanan yang merupakan bentuk pendidikan politik bagi masyarakat," katanya kepada Antara.
Sementara itu Koordinator Aksi Gardu Jalanan, Luluh Musyarofah mengatakan, yang menjadi pemantik kegiatan atau aksi ini ialah fenomena politik yang dinamis setiap periodenya, dan untuk mengantisipasi adanya konflik karena perbedaan pilihan atau intimidasi seperti di pemilu sebelumnya, Gusdurian mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk pemilu jujur, adil, damai dan bermartabat, mengingat pesan Gusdur yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.
"Berbeda pilihan tidak masalah, namun kita tetap harus rukun, kompak, dan saling jaga," ujarnya.
Selain aksi Gardu Jalanan, pihaknya akan terus melakukan pendidikan politik lainnya hingga menjelang pemilu dan pilkada mendatang.
Ia berharap kegiatan ini akan terus berlanjut hingga pilkada yang menurutnya tidak kalah rawan dibanding pemilu, sehingga lewat kegiatan ini masyarakat dapat teredukasi.
"Jadi jangan sampai aman di pemilu tapi ribut di pilkada. Jadi harapannya masyarakat bisa teredukasi dari kegiatan ini, dan adanya perubahan dari masyarakat," katanya.