Lombok Barat (Antara NTB) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nusa Tenggara Barat menargetkan di tahun 2017 sudah terbentuk 114 kampung keluarga berencana di 10 kabupaten/kota di daerah itu.
"Target 2017 itu, satu kecamatan satu kampung KB, sehingga total 144 sesuai dengan jumlah kecamatan di NTB," kata Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin seusai Rakor Program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Senggigi Kabupaten Lombok Barat, Kamis.
Makripuddin menjelaskan secara keseluruhan jumlah kampung KB yang sudah terbentuk di NTB sejak diluncurkan Presiden Joko Widodo di tahun 2016 mencapai 89 di 10 kabupaten/kota mulai Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan kota Bima.
"Karena semua semangat, seperti Lombok Timur, ketua PKK dan bupatinya semangat. Sehingga Lombok Timur sudah semua kecamatan begitu juga Sumbawa sudah semua kecamatan terbentuk," jelasnya.
Menurut dia, pembentukan kampung KB di NTB bisa jadi bertambah, dari tadinya satu kampung KB di setiap kecamatan, namun karena semangat yang ditunjukkan kabupaten/kota begitu besar, bisa jadi ke depan satu kecamatan lebih dari satu kampung KB.
"Selama intervensi dilakukan oleh kabupaten, lintas instansi terlibat, maka terbentuknya kampung KB lainnya akan terdorong," ujarnya.
Ia mencontohkan salah satu kampung di Sumbawa yang tadinya jalannya terlihat kumuh, namun karena termasuk kampung KB, infrastruktur yang tadinya rusak kemudian diubah menjadi "hot mix".
"Jadi Kepala Desa juga boleh mengajukan usulan sesuai masalah yang ada ke instansi, sehingga tidak hanya pada program KB, tetapi juga ada rehab rumah, seperti yang dilakukan desa di Sumbawa Barat yang mendapat bantuan jamban keluarga dan bantuan modal," terangnya.
Lebih lanjut, Makripuddin mengatakan dampak yang dirasakan dengan terbentuknya kampung KB, keikutsertaan masyarakat menjadi peserta KB meningkat, kehadiran posyandu tinggi dan perbaikan infrastruktur jalan.
"Kalau ini jalan maka angka kematian bayi dan ibu bisa di tekan. Usia kawin dini di kampung sudah jarang, sehingga kalau ini berhasil akan pindah ke kampung lainnya. Dengan begitu tidak ada kampung yang tertinggal," tandasnya. (*)
"Target 2017 itu, satu kecamatan satu kampung KB, sehingga total 144 sesuai dengan jumlah kecamatan di NTB," kata Kepala BKKBN NTB Lalu Makripuddin seusai Rakor Program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga di Senggigi Kabupaten Lombok Barat, Kamis.
Makripuddin menjelaskan secara keseluruhan jumlah kampung KB yang sudah terbentuk di NTB sejak diluncurkan Presiden Joko Widodo di tahun 2016 mencapai 89 di 10 kabupaten/kota mulai Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan kota Bima.
"Karena semua semangat, seperti Lombok Timur, ketua PKK dan bupatinya semangat. Sehingga Lombok Timur sudah semua kecamatan begitu juga Sumbawa sudah semua kecamatan terbentuk," jelasnya.
Menurut dia, pembentukan kampung KB di NTB bisa jadi bertambah, dari tadinya satu kampung KB di setiap kecamatan, namun karena semangat yang ditunjukkan kabupaten/kota begitu besar, bisa jadi ke depan satu kecamatan lebih dari satu kampung KB.
"Selama intervensi dilakukan oleh kabupaten, lintas instansi terlibat, maka terbentuknya kampung KB lainnya akan terdorong," ujarnya.
Ia mencontohkan salah satu kampung di Sumbawa yang tadinya jalannya terlihat kumuh, namun karena termasuk kampung KB, infrastruktur yang tadinya rusak kemudian diubah menjadi "hot mix".
"Jadi Kepala Desa juga boleh mengajukan usulan sesuai masalah yang ada ke instansi, sehingga tidak hanya pada program KB, tetapi juga ada rehab rumah, seperti yang dilakukan desa di Sumbawa Barat yang mendapat bantuan jamban keluarga dan bantuan modal," terangnya.
Lebih lanjut, Makripuddin mengatakan dampak yang dirasakan dengan terbentuknya kampung KB, keikutsertaan masyarakat menjadi peserta KB meningkat, kehadiran posyandu tinggi dan perbaikan infrastruktur jalan.
"Kalau ini jalan maka angka kematian bayi dan ibu bisa di tekan. Usia kawin dini di kampung sudah jarang, sehingga kalau ini berhasil akan pindah ke kampung lainnya. Dengan begitu tidak ada kampung yang tertinggal," tandasnya. (*)