Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan kegiatan tender dini untuk lanjutan pembangunan pasar ikan higienis di kampung nelayan Bintaro, Kecamatan Ampenan.
Asisten II Setda Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Jumat, mengatakan, tender dini itu dilaksanakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan pasar ikan agar bisa segera ditempati.
"Tender dini kami jadwalkan pada Desember 2024. Januari 2025, pembangunan pasar ikan higienis tahap dua bisa mulai dikerjakan," katanya.
Untuk kegiatan tender pasar ikan tersebut, katanya, pemerintah kota sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp500 juta melalui APBD 2025, untuk pemasangan atap dan pengurukan areal parkir.
Baca juga: Pasar ikan bersih di Mataram dikonsep terintegrasi dengan wisata kuliner
Dengan dua jenis kegiatan itu, dinilai tidak terlalu berat sehingga pada semester pertama pasar ikan sudah bisa ditempati dan merelokasi pedagang ikan yang berada di pasar ikan depan Makam Bintaro.
Para pedagang ikan di pasar ikan lama, lanjutnya, juga harus segera direlokasi karena areal yang mereka tempati saat ini menjadi bagian untuk pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo dengan luas lahan satu hektare.
"Proyek pembangunan TPST Kebon Talo, saat ini juga dalam tahap tender di tingkat pemerintah pusat," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Irwan Harimansyah sebelumnya mengatakan, pembangunan pasar ikan higienis itu menjadi bagian dari konsep besar untuk pembangunan pasar ikan bersih terintegrasi wisata kuliner.
"Desain pasar ikan bersih terintegrasi wisata kuliner sudah kita siapkan dengan asumsi kebutuhan anggaran sekitar Rp8 miliar hingga Rp10 miliar," katanya.
Baca juga: Tender pasar ikan higienis Mataram tunggu pengurukan rampung
Menurutnya, besarnya anggaran yang dibutuhkan itu karena pasar ikan bersih yang juga terintegrasi dengan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) nelayan akan dibangun dengan fasilitas pendukung yang lengkap.
Fasilitas pendukung yang dimaksudkan itu antara lain, instalasi pengelolaan air limbah (Ipal), ruang pendingin ikan (cold storage), pasar ikan bersih seperti halnya sebuah "supermarket", dan bagian pinggir pantai di tata untuk areal lapak pedagang kuliner ikan.
"Jadi masyarakat bisa datang ke areal itu bisa memilih jenis ikan yang diinginkan, kemudian dimasak langsung sesuai selera selanjutnya dinikmati di tempat sambil melihat suasana pantai," katanya.
Dia menilai, dengan konsep pasar ikan terintegrasi itu diyakini dapat menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan nelayan sekitar.
"Karena itulah, kebutuhan anggaran itu sedang kami perjuangkan juga di pemerintah pusat. Semoga bisa terealisasi," katanya.
Baca juga: Mataram mengusulkan Rp14 miliar untuk bangun pasar ikan higienis