Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan kuota elpiji 3 kilogram (kg) pada 2024 dari Pertamina untuk warga kurang mampu sebanyak 25.856 tabung.

"Kami usulkan 30 ribu, namun yang diberikan 25.856 tabung gas," kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Tengah, Raden Roro Sri Mulianingsih di Praya, Rabu.

Ia mengatakan untuk jumlah sasaran penggunaan elpiji 3 kg di Lombok Tengah ini cukup banyak, meski begitu selama ini keberadaan elpiji 3 kg tidak pernah langka, karena masih banyak masyarakat yang seharusnya mendapatkan gas elpiji ini namun lebih memilih menggunakan kayu bakar.

"Sasaran penerima elpiji 3 Kg di Lombok Tengah dalam kategori kepala keluarga (KK) ada 42.000, kemudian 303 nelayan sasaran dan 100 untuk warga yang bekerja di bidang pertanian seperti buruh tani dan lainnya," katanya.

Baca juga: 500 nelayan Lombok Tengah terima konvertir kit elpiji
Baca juga: Sebanyak 507.404 NIK warga NTB tercatat transaksi elpiji bersubsidi

Ia mengatakan pada 2024 ini pihaknya mengusulkan 30.000 tabung gas elpiji 3 kg dan yang terealisasi 25.856 tabung gas. Dilihat dari sisi jumlah jika mengacu pada sasaran yang berhak menerima, stok elpiji kurang tapi selama ini tidak pernah ada kelangkaan LPG di Lombok Tengah.

"Stok tabung gas elpiji 3 kg di Lombok Tengah masih aman," katanya.

Meskipun banyak warga miskin, namun fakta di lapangan ternyata ditemukan masih banyak masyarakat yang tergolong miskin ini yang memilih dalam memasak menggunakan kayu bakar dan tidak menggunakan elpiji. Hal inilah yang menyebabkan meski stok elpiji terbatas, namun selama ini masyarakat tetap tercukupi.

“Kita tidak pernah mendengar adanya keluhan kekurangan stok, kalaupun ada kekurangan misalnya tapi ini pada persoalan telat pendistribusian hanya sebentar saja," katanya .

Untuk memastikan agar penggunaan elpiji ini tepat sasaran, pihaknya tetap memantau pendistribusian ke agen, pangkalan hingga ke pengecer. Bahkan di agen pangkalan ini para pembeli harus dimintai foto copy KTP pembeli untuk di unggah di sistem secara daring untuk memastikan penggunaan gas elpiji ini tepat sasaran.

“Agen kita ada sembilan dan masing- masing agen ini punya pangkalan yang jumlahnya mencapai 18.000 dan pangkalan inilah yang kemudian tempat membeli yang biasa Rp19.000 tapi kalau sudah di pengecer sudah menjadi Rp20.000 per tabung," katanya.


Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024