Lombok Tengah (ANTARA) - Bentrokan warga Desa Segala Anyar dengan Desa Ketare, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi pada Rabu (7/2) sore sehingga menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun wartawan, peristiwa tersebut terjadi setelah aparat menangkap terduga pelaku penganiaan asal Desa Ketare yang menewaskan korban asal Desa Segala Anyar pada bentrokan pertama Desember 2023.
Bentrokan pertama itu bermula ketika warga Segala Anyar menghakimi terduga pelaku pencurian lampu yang merupakan warga Desa Ketare.
Baca juga: Karena isu yang tidak benar, ratusan warga dua desa di Bima bentrok satu tewas
Baca juga: Dandim mengimbau warga Monjok-Taliwang jaga kamtibmas pascaaksi panah
Selanjutnya aparat kepolisian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap terduga pelaku pada awal Februari 2024, setelah sebelumnya warga Desa Segala Anyar menuntut supaya pelaku ditangkap.
Kemudian bentrokan kembali terjadi antara dua desa tersebut pada Rabu (7/2), sehingga mengakibatkan warga Desa Ketare inisial AL (40) meninggal dunia akibat luka yang cukup parah, setelah sebelumnya sempat mendapat pertolongan medis di RSUD Praya.
Kapolres Lombok Tengah, AKPB Iwan Hidayat di Praya, Kamis, yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa yang menewaskan warga Desa Ketare tersebut.
"Iya betul ada korban, anggota sedang melakukan penjagaan di tengah-tengah batas wilayah dua desa tersebut untuk menghindari bentrokan lanjutan," katanya.
Atas peristiwa itu, Kapolres meminta kepada tokoh masyarakat dari dua desa untuk turut serta mencegah konflik di Pujut, Lombok Tengah.
"Kami meminta para tokoh masyarakat dari kedua desa bersama aparat Kepolisian untuk menghimbau warganya agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi. Hentikan konflik antar sesama," kayanya.
Ia menyayangkan warga Desa Ketara dan Desa Segala Anyar, kembali bentrok pada Rabu (7/2) sore sekitar pukul 17.00 Wita di perbatasan kedua desa yang menyebabkan satu orang meninggal dari Desa Ketara dan satu sepeda motor yang belum diketahui pemiliknya dibakar warga Segala Anyar.
"Kami menghalau atau mengurai masa dengan tembakan peringatan dan gas air mata baik dari Desa Ketara maupun Desa Segala Anyar. Tindakan tersebut merupakan upaya untuk menghalau warga agar tidak saling serang menggunakan senjata tajam," katanya.
Bentrokan yang terjadi, ujar Kapolres, tidak hanya merugikan kedua belah pihak karena dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Namun semua masyarakat khususnya Kabupaten Lombok Tengah ikut terganggu.
Masyarakat juga tidak bisa bekerja atau mencari nafkah, karena akibat bentrokan tersebut akses jalan harus ditutup.
"Sekali lagi kami himbau tokoh-tokoh kedua desa agar dapat membantu menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat dengan meredam amarah warganya masing-masing," ujarnya.
Untuk saat ini, Personel Polres Lombok Tengah dengan di Back Up personel Dalmas Polda NTB, Brimob Polda NTB dan TNI masih disiagakan di perbatasan dua desa.
Informasi yang dihimpun wartawan, peristiwa tersebut terjadi setelah aparat menangkap terduga pelaku penganiaan asal Desa Ketare yang menewaskan korban asal Desa Segala Anyar pada bentrokan pertama Desember 2023.
Bentrokan pertama itu bermula ketika warga Segala Anyar menghakimi terduga pelaku pencurian lampu yang merupakan warga Desa Ketare.
Baca juga: Karena isu yang tidak benar, ratusan warga dua desa di Bima bentrok satu tewas
Baca juga: Dandim mengimbau warga Monjok-Taliwang jaga kamtibmas pascaaksi panah
Selanjutnya aparat kepolisian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap terduga pelaku pada awal Februari 2024, setelah sebelumnya warga Desa Segala Anyar menuntut supaya pelaku ditangkap.
Kemudian bentrokan kembali terjadi antara dua desa tersebut pada Rabu (7/2), sehingga mengakibatkan warga Desa Ketare inisial AL (40) meninggal dunia akibat luka yang cukup parah, setelah sebelumnya sempat mendapat pertolongan medis di RSUD Praya.
Kapolres Lombok Tengah, AKPB Iwan Hidayat di Praya, Kamis, yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa yang menewaskan warga Desa Ketare tersebut.
"Iya betul ada korban, anggota sedang melakukan penjagaan di tengah-tengah batas wilayah dua desa tersebut untuk menghindari bentrokan lanjutan," katanya.
Atas peristiwa itu, Kapolres meminta kepada tokoh masyarakat dari dua desa untuk turut serta mencegah konflik di Pujut, Lombok Tengah.
"Kami meminta para tokoh masyarakat dari kedua desa bersama aparat Kepolisian untuk menghimbau warganya agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi. Hentikan konflik antar sesama," kayanya.
Ia menyayangkan warga Desa Ketara dan Desa Segala Anyar, kembali bentrok pada Rabu (7/2) sore sekitar pukul 17.00 Wita di perbatasan kedua desa yang menyebabkan satu orang meninggal dari Desa Ketara dan satu sepeda motor yang belum diketahui pemiliknya dibakar warga Segala Anyar.
"Kami menghalau atau mengurai masa dengan tembakan peringatan dan gas air mata baik dari Desa Ketara maupun Desa Segala Anyar. Tindakan tersebut merupakan upaya untuk menghalau warga agar tidak saling serang menggunakan senjata tajam," katanya.
Bentrokan yang terjadi, ujar Kapolres, tidak hanya merugikan kedua belah pihak karena dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Namun semua masyarakat khususnya Kabupaten Lombok Tengah ikut terganggu.
Masyarakat juga tidak bisa bekerja atau mencari nafkah, karena akibat bentrokan tersebut akses jalan harus ditutup.
"Sekali lagi kami himbau tokoh-tokoh kedua desa agar dapat membantu menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat dengan meredam amarah warganya masing-masing," ujarnya.
Untuk saat ini, Personel Polres Lombok Tengah dengan di Back Up personel Dalmas Polda NTB, Brimob Polda NTB dan TNI masih disiagakan di perbatasan dua desa.