Jakarta (ANTARA) -
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengirim 20 dai ke Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bagian pengiriman penceramah ke wilayah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan) untuk memberi pemahaman tentang Islam Wasathiyah.
"Harapan saya satu, mereka ini dapat membantu masyarakat di mana mereka berada. Membantu dalam hal bagaimana memahami tentang Islam wasathiyah, Islam moderat," ujar Ketua Umum MUI Anwar Iskandar saat pelepasan dai di Kantor MUI, Jakarta, Selasa.
Anwar mengatakan, dai-dai yang dikirimkan itu akan bertugas selama enam bulan ke depan dan bisa diperpanjang menjadi satu tahun. Mereka tak hanya berceramah, tetapi juga membantu masalah-masalah yang ada di masyarakat. Menurutnya, materi yang disampaikan tidak hanya berkutat pada Ukhuwah saja, termasuk wawasan-wawasan kebangsaan demi memperkuat persatuan dan kesatuan antarumat beragama.
"Mengingat bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang amat plural dan tentu itu dibutuhkan satu pemahaman dari ideologinya. Supaya di tengah-tengah masyarakat nanti tidak akan terjadi benturan-benturan di bidang keyakinan," katanya.
Kepada para dai, Anwar berpesan agar menyampaikan bagaimana khazanah Islam, akhlak Islam, dan tuntutan Islam hingga akhirnya ajaran Islam ini disyukuri dan diamalkan dengan baik oleh masyarakat setempat.
"Karena bagaimanapun dan apapun sama-sama sebagai bangsa yang harus menjunjung dan menyelamatkan Indonesia ini ke depan," katanya.
Baca juga: Isra Mikraj jadi inspirasi jaga kerukunan umat beragama
Baca juga: MUI sebut putusan ICJ ke Israel langkah penting secara hukum internasional
Baca juga: Isra Mikraj jadi inspirasi jaga kerukunan umat beragama
Baca juga: MUI sebut putusan ICJ ke Israel langkah penting secara hukum internasional
Ia juga mengingatkan kepada para dai jangan menyampaikan dakwah dengan nada mengumpat, karena sejatinya hal tersebut bukan wajah Islam yang penuh kasih sayang.
"Mengajarkan kebaikan itu harus dengan kebaikan, kebaikan ucapan, kebaikan sikap. Ajaran agama itu mesti disampaikan dengan cara yang baik," katanya.
Sebelum mengirim dai ke NTT, MUI juga pernah mengirim sejumlah dai ke Papua dalam program Dai Berkhidmat untuk melayani kebutuhan dakwah di bumi cenderawasih.