Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membagikan lima ton ikan layang segar untuk 16.000 santri Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, sebagai bagian dari perluasan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, mengemukakan, santri adalah calon pemimpin negeri.
Karena itu, penting untuk terus mengingatkan pentingnya asupan bergizi untuk mereka.
"Salah satunya ikan dengan manfaat dan keunggulan yang dimilikinya," katanya.
Karena itu, penting untuk terus mengingatkan pentingnya asupan bergizi untuk mereka.
"Salah satunya ikan dengan manfaat dan keunggulan yang dimilikinya," katanya.
Budi menjelaskan bahwa ikan merupakan pangan kaya nutrisi terutama Omega 3 yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan. Sedangkan kegiatan santri yang senantiasa menghafal dan sering beribadah hingga tengah malam membutuhkan asupan penjaga daya tahan tubuh.
Budi kagum dengan semangat dan kebersamaan yang ditunjukkan para santri. Terlebih bantuan ikan yang diterima langsung diolah dan dimakan bersama untuk menu sarapan dan makan sore.
Ia berharap semangat tersebut menjadi energi sekaligus inspirasi agar para santri semakin doyan dan bangga makan ikan. "Jangan lupa, kita adalah bangsa maritim. Jadi kita perlu doyan dan bangga makan ikan," katanya.
Baca juga: KKP perkuat produk hukum dalam implementasi ekonomi biru
Baca juga: Ekspor tuna-cakalang-tongkol pada 2023 capai 518,4 persen
Baca juga: KKP perkuat produk hukum dalam implementasi ekonomi biru
Baca juga: Ekspor tuna-cakalang-tongkol pada 2023 capai 518,4 persen
Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat, KH Ali Ghofur mengapresiasi hadirnya pemerintah melalui KKP untuk para santri. Pemberian lima ton ikan untuk 16.000 santri ini adalah komitmen bahwa KKP juga memperhatikan santri sebagai generasi penerus negeri.
Ali berharap KKP senantiasa hadir, terutama untuk memberikan gambaran peluang usaha di sektor kelautan dan perikanan bagi para santri. Para santri yang terbiasa mandiri telah terlatih secara mental dalam menghadapi tantangan sekaligus peluang kehidupan di masa mendatang.
"Jiwa mandiri jika ditambah dengan mental enterpreneur, tentu akan jadi modal besar agar mereka menjadi wirausahawan di sektor kelautan dan perikanan," katanya.