Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan realokasi pedagang kaki lima (PKL) ke lapak Wisata Kuliner Ampenan setelah revitalisasi kawasan Pantai Ampenan rampung.
"Kami sudah komunikasi dengan pedagang, dan mereka siap direlokasi setelah revitalisasi selesai tahun ini, agar kita tidak kerja dua kali. Jadi pedagang sekarang kita silakan berjualan di tempat biasa," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi kondisi lapak Wisata Kuliner Ampenan yang sudah direnovasi pada 2023 dengan anggaran Rp400 juta dari APBD Kota Mataram, tapi hingga kini belum ditempati para pedagang.
Dikatakan, tahun ini Pemerintah Kota Mataram kembali melakukan penataan di areal destinasi wisata Kota Tua Ampenan secara keseluruhan baik lapak maupun beberapa bagian yang lain di kawasan itu.
"Karena itu, relokasi pedagang untuk penempatan lapak kita lakukan sekaligus setelah penataan tahun ini rampung," katanya.
Pasalnya, penataan Pantai Ampenan yang akan dilaksanakan saat terintegrasi dengan lapak Kuliner Ampenan yang sudah dibangun tahun 2023.
Lapak kuliner PKL yang sudah diperbaiki Pemkot Mataram di bekas Pelabuhan Ampenan saat ini baru sekitar 18 unit, sementara jumlah PKL lebih dari itu.
"Oleh karena itulah, kami akan menyiapkan 50 unit lapak PKL dan untuk gabung dengan yang sudah dibangun tahun 2023 agar semua pedagang terakomodasi," katanya.
Menurutnya, para pedagang yang akan menempati lapak-lapak tersebut sudah dilakukan pendataan dengan Camat Ampenan dan lurah setempat untuk menghindari adanya protes pedagang, jika ada pedagang baru lagi.
Untuk revitalisasi Pantai Ampenan tahun 2024, Dispar Mataram mendapatkan anggaran sebesar Rp4,5 miliar dari bantuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Dalam desain perencanaan objek wisata Pantai Ampenan akan direvitalisasi secara bertahap, dengan desain syarat kearifan lokal salah satu membuat tempat duduk seperti "bale lumbung" (rumah khas Suku Sasak).
Untuk revitalisasi tahap pertama ini, diprioritaskan pada perbaikan lapak PKL yang kondisinya sudah tidak beraturan dan terkesan kumuh dan menutup kawasan pantai karena pedagang menambah lapak dengan bahan seadanya.
"Lapak PKL yang ada saat ini, akan kita steril karena terkesan menutup pantai. Setelah bersih, begitu pengunjung datang dari pintu masuk timur, sudah bisa langsung melihat pantai," katanya.
Sementara, lapak-lapak di bagian depan akan dipindahkan pada areal lapak yang akan disiapkan di bagian selatan. Sedangkan, anjungan akan dibangun sebagai tempat pengunjung menikmati laut dan "sunset" atau matahari tenggelam.
Untuk penataan di bagian utara, sambungnya, akan disiapkan khusus untuk sarana permainan anak-anak, plaza sebagai tempat duduk-duduk serta tempat pertunjukan seni dan budaya akan dibuat mirip di Teras Udayana dengan desain terbuka seperti "bale lumbung", dan akan dibangun fasilitas tempat baca.
"Semoga dengan penataan tersebut, kita dapat mewujudkan Pantai Ampenan menjadi sebuah destinasi unggulan di daerah ini," katanya.
"Kami sudah komunikasi dengan pedagang, dan mereka siap direlokasi setelah revitalisasi selesai tahun ini, agar kita tidak kerja dua kali. Jadi pedagang sekarang kita silakan berjualan di tempat biasa," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi kondisi lapak Wisata Kuliner Ampenan yang sudah direnovasi pada 2023 dengan anggaran Rp400 juta dari APBD Kota Mataram, tapi hingga kini belum ditempati para pedagang.
Dikatakan, tahun ini Pemerintah Kota Mataram kembali melakukan penataan di areal destinasi wisata Kota Tua Ampenan secara keseluruhan baik lapak maupun beberapa bagian yang lain di kawasan itu.
"Karena itu, relokasi pedagang untuk penempatan lapak kita lakukan sekaligus setelah penataan tahun ini rampung," katanya.
Pasalnya, penataan Pantai Ampenan yang akan dilaksanakan saat terintegrasi dengan lapak Kuliner Ampenan yang sudah dibangun tahun 2023.
Lapak kuliner PKL yang sudah diperbaiki Pemkot Mataram di bekas Pelabuhan Ampenan saat ini baru sekitar 18 unit, sementara jumlah PKL lebih dari itu.
"Oleh karena itulah, kami akan menyiapkan 50 unit lapak PKL dan untuk gabung dengan yang sudah dibangun tahun 2023 agar semua pedagang terakomodasi," katanya.
Menurutnya, para pedagang yang akan menempati lapak-lapak tersebut sudah dilakukan pendataan dengan Camat Ampenan dan lurah setempat untuk menghindari adanya protes pedagang, jika ada pedagang baru lagi.
Untuk revitalisasi Pantai Ampenan tahun 2024, Dispar Mataram mendapatkan anggaran sebesar Rp4,5 miliar dari bantuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Dalam desain perencanaan objek wisata Pantai Ampenan akan direvitalisasi secara bertahap, dengan desain syarat kearifan lokal salah satu membuat tempat duduk seperti "bale lumbung" (rumah khas Suku Sasak).
Untuk revitalisasi tahap pertama ini, diprioritaskan pada perbaikan lapak PKL yang kondisinya sudah tidak beraturan dan terkesan kumuh dan menutup kawasan pantai karena pedagang menambah lapak dengan bahan seadanya.
"Lapak PKL yang ada saat ini, akan kita steril karena terkesan menutup pantai. Setelah bersih, begitu pengunjung datang dari pintu masuk timur, sudah bisa langsung melihat pantai," katanya.
Sementara, lapak-lapak di bagian depan akan dipindahkan pada areal lapak yang akan disiapkan di bagian selatan. Sedangkan, anjungan akan dibangun sebagai tempat pengunjung menikmati laut dan "sunset" atau matahari tenggelam.
Untuk penataan di bagian utara, sambungnya, akan disiapkan khusus untuk sarana permainan anak-anak, plaza sebagai tempat duduk-duduk serta tempat pertunjukan seni dan budaya akan dibuat mirip di Teras Udayana dengan desain terbuka seperti "bale lumbung", dan akan dibangun fasilitas tempat baca.
"Semoga dengan penataan tersebut, kita dapat mewujudkan Pantai Ampenan menjadi sebuah destinasi unggulan di daerah ini," katanya.