Mataram (ANTARA) - Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat meminta klarifikasi pihak akademi penerbangan dari PT Lombok Institute of Flight Technology (LIFT) sebagai nasabah PT Bank NTB Syariah yang menerima dana pinjaman pembiayaan senilai Rp14 miliar.
Juru Bicara Kejati NTB Efrien Saputera di Mataram, Jumat, membenarkan adanya permintaan klarifikasi tersebut.
"Iya, satu orang dari pihak nasabah hari ini diklarifikasi. Dari akademi penerbangan (PT LIFT)," kata Efrien.
Terkait identitas dan jabatan dari perwakilan PT LIFT, Efrien mengaku belum mendapatkan informasi dari tim penyelidik kejaksaan.
Dia hanya memastikan bahwa permintaan klarifikasi ini bagian dari proses penyelidikan kasus dugaan korupsi dalam pemberian dana pinjaman pembiayaan PT Bank NTB Syariah senilai Rp24 miliar.
Efrien mengungkapkan bahwa permintaan klarifikasi terhadap perwakilan PT LIFT itu berlangsung sejak pagi sekitar pukul 10.00 wita.
Dari pantauan, satu orang perwakilan PT LIFT tersebut mengakhiri klarifikasi di hadapan tim penyelidik kejaksaan sekitar pukul 14.00 wita.
Usai memberikan klarifikasi di Gedung Kejati NTB, perwakilan PT LIFT tersebut enggan menyebutkan identitasnya kepada wartawan. Namun, dari hasil penelusuran informasi, yang bersangkutan merupakan Direktur Operasional PT LIFT bernama Lalu Didiek Yuliadi.
Saat disinggung perihal dana pinjaman pembiayaan dari PT Bank NTB Syariah senilai Rp14 miliar, Didiek enggan memberikan keterangan.
Sembari berjalan menuju kendaraan di areal basemen parkir Gedung Kejati NTB, Didiek hanya menimpali perihal jumlah pesawat latih yang menjadi fasilitas pendukung PT LIFT.
"Ada lima (pesawat latih), yang Cessna ada. Semua (operasional) di Sumbawa," ujarnya.
Dia turut mengonfirmasi bahwa PT LIFT kini masih memanfaatkan lima pesawat latih tersebut sebagai fasilitas pendukung dalam melatih para siswa akademi. "Masih (beroperasi)," ucap dia.
Lima pesawat latih PT LIFT selain jenis Cessna, ada juga Liberty XL2. Sumbawa yang disebut Didiek sebagai tempat keberadaan dari pesawat latih tersebut merupakan salah satu sarana praktik para siswa akademi di NTB.
Selain di Sumbawa, sarana praktik PT LIFT ada yang berada di Bima, dan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
PT LIFT ini merupakan sebuah akademi penerbangan yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh pengusaha asal Lombok. Kantor dari PT LIFT ini berada di wilayah Ampenan, Kota Mataram.
Juru Bicara Kejati NTB Efrien Saputera di Mataram, Jumat, membenarkan adanya permintaan klarifikasi tersebut.
"Iya, satu orang dari pihak nasabah hari ini diklarifikasi. Dari akademi penerbangan (PT LIFT)," kata Efrien.
Terkait identitas dan jabatan dari perwakilan PT LIFT, Efrien mengaku belum mendapatkan informasi dari tim penyelidik kejaksaan.
Dia hanya memastikan bahwa permintaan klarifikasi ini bagian dari proses penyelidikan kasus dugaan korupsi dalam pemberian dana pinjaman pembiayaan PT Bank NTB Syariah senilai Rp24 miliar.
Efrien mengungkapkan bahwa permintaan klarifikasi terhadap perwakilan PT LIFT itu berlangsung sejak pagi sekitar pukul 10.00 wita.
Dari pantauan, satu orang perwakilan PT LIFT tersebut mengakhiri klarifikasi di hadapan tim penyelidik kejaksaan sekitar pukul 14.00 wita.
Usai memberikan klarifikasi di Gedung Kejati NTB, perwakilan PT LIFT tersebut enggan menyebutkan identitasnya kepada wartawan. Namun, dari hasil penelusuran informasi, yang bersangkutan merupakan Direktur Operasional PT LIFT bernama Lalu Didiek Yuliadi.
Saat disinggung perihal dana pinjaman pembiayaan dari PT Bank NTB Syariah senilai Rp14 miliar, Didiek enggan memberikan keterangan.
Sembari berjalan menuju kendaraan di areal basemen parkir Gedung Kejati NTB, Didiek hanya menimpali perihal jumlah pesawat latih yang menjadi fasilitas pendukung PT LIFT.
"Ada lima (pesawat latih), yang Cessna ada. Semua (operasional) di Sumbawa," ujarnya.
Dia turut mengonfirmasi bahwa PT LIFT kini masih memanfaatkan lima pesawat latih tersebut sebagai fasilitas pendukung dalam melatih para siswa akademi. "Masih (beroperasi)," ucap dia.
Lima pesawat latih PT LIFT selain jenis Cessna, ada juga Liberty XL2. Sumbawa yang disebut Didiek sebagai tempat keberadaan dari pesawat latih tersebut merupakan salah satu sarana praktik para siswa akademi di NTB.
Selain di Sumbawa, sarana praktik PT LIFT ada yang berada di Bima, dan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
PT LIFT ini merupakan sebuah akademi penerbangan yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh pengusaha asal Lombok. Kantor dari PT LIFT ini berada di wilayah Ampenan, Kota Mataram.