Toronto (ANTARA) - PBB pada Kamis menyambut baik rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun pelabuhan di Jalur Gaza guna menyalurkan bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina tersebut, khususnya bantuan yang disalurkan melalui jalur darat.

"Untuk menyalurkan lebih banyak bantuan ke Gaza, baik jalur laut atau udara merupakan hal baik," kata juru bicara untuk Sekjen Antonio Guterres, Stephane Dujarric, kepada wartawan.

"Fokus kami dan masyarakat internasional harus terus meningkatkan distribusi skala besar dan masuknya bantuan melalui jalur darat," katanya lebih lanjut.

Seraya menekankan bahwa bantuan yang disalurkan melalui jalur darat "hemat biaya" dan "efektif secara kuantitatif," Dujarric mengatakan: "Itu sebabnya kami mengatakan sejak awal, kami membutuhkan lebih banyak titik masuk, dan kami memerlukan jumlah bantuan lebih besar untuk disalurkan melalui jalur darat."

"Menurut OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan), setengah dari 224 misi bantuan yang direncanakan ke area yang memerlukan koordinasi difasilitasi oleh otoritas Israel," katanya.

"Menyusul serangan penembakan oleh angkatan laut Israel yang menghantam konvoi pangan yang dikoordinasikan PBB menuju Gaza utara pada 5 Februari, ada jeda operasional. Hasilnya hanya 24 misi yang direncanakan ke wilayah utara yang terkepung bulan lalu, dan hanya enam misi yang difasilitasi."

Israel meluncurkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 30.800 korban dan melukai hampir 73 ribu lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, khususnya warga di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Baca juga: PBB: Situasi di Gaza bagai malapetaka, tak bermoral, memalukan
Baca juga: Jepang jadi ketua Dewan Keamanan PBB

Sekitar 85 persen warga Gaza menjadi pengungsi akibat serangan Israel, di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah tersebut mengalami kerusakan atau hancur.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.

Sumber: Anadolu
 

 

Pewarta : Katriana
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024