Mataram (Antara NTB) - Wakil Ketua Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat HMNS Kasdiono mendorong minat budaya dan ketertarikan dalam membaca, khususnya bagi kalangan pelajar dan generasi muda di perpustakaan.
"Kita harap budaya membaca bisa terus dihidupkan oleh seluruh pihak, terutama kalangan pelajar mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan mahasiswa yang ada di 10 kabupaten/kota di NTB," kata Kasdiono di Mataram.
Tidak hanya itu, Kasdiono, meminta instansi terkait untuk terus berinovasi melakukan pengembangan di dunia kepustakaan sehingga budaya membaca semakin merata diberbagai daerah di NTB.
"Harus ada perpustakaan disetiap sekolah, tidak boleh tidak ada," tegasnya.
Menurut dia, Perpustakaan harus di hidupkan, baik di lingkungan sekolah, kampus dan perpustakaan milik pemerintah daerah karena begitu secara tidak langsung dapat terus mendongkrak budaya membaca melalui pengembangan perpustakaan.
Meski demikian, ia menyadari bahwa menggalakkan budaya baca tak cukup hanya sebatas imbauan dan sosialisasi. Hal itu perlu ditopang dengan ketersediaan layanan perpustakaan yang dikelola secara profesional.
"Karena dengan ketersediaan layanan yang baik akan mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat untuk mendorong budaya membaca," terang Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB bidang pendidikan, olahraga, sosial, kesehatan dan kesejahteraan itu.
Selain itu, dorongan untuk membaca juga dimulai dari motivasi dan daya tarik, sehingga inovasi untuk menarik minat baca ini juga diperlukan. Karena, bagaimanapun, Kasdiono menilai penyelenggaraan perpustakaan yang profesional juga sebagai wujud pelestarian nilai-nilai sosial di masyarakat.
Sebab, sebagai sarana kepentingan publik yang demokratis, fungsi perpustakaan adalah sebagai pendidikan, informasi, penelitian, rekreasi ilmiah dan pelestari budaya. Hal ini seperti tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI.
Maka dari itu sambungnya, penyelenggaraan perpustakaan secara profesional salah satu upaya mewujudkan tujuan tersebut.
"Yang jelas, perpustakaan harus hidup. Minat baca harus terus kita dorong. Bila perlu dimaksimalkan perpustakaan keliling agar bisa merata sampai ke plosok," tandas politisi dari Partai Demokrat ini. (*)
"Kita harap budaya membaca bisa terus dihidupkan oleh seluruh pihak, terutama kalangan pelajar mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan mahasiswa yang ada di 10 kabupaten/kota di NTB," kata Kasdiono di Mataram.
Tidak hanya itu, Kasdiono, meminta instansi terkait untuk terus berinovasi melakukan pengembangan di dunia kepustakaan sehingga budaya membaca semakin merata diberbagai daerah di NTB.
"Harus ada perpustakaan disetiap sekolah, tidak boleh tidak ada," tegasnya.
Menurut dia, Perpustakaan harus di hidupkan, baik di lingkungan sekolah, kampus dan perpustakaan milik pemerintah daerah karena begitu secara tidak langsung dapat terus mendongkrak budaya membaca melalui pengembangan perpustakaan.
Meski demikian, ia menyadari bahwa menggalakkan budaya baca tak cukup hanya sebatas imbauan dan sosialisasi. Hal itu perlu ditopang dengan ketersediaan layanan perpustakaan yang dikelola secara profesional.
"Karena dengan ketersediaan layanan yang baik akan mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat untuk mendorong budaya membaca," terang Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB bidang pendidikan, olahraga, sosial, kesehatan dan kesejahteraan itu.
Selain itu, dorongan untuk membaca juga dimulai dari motivasi dan daya tarik, sehingga inovasi untuk menarik minat baca ini juga diperlukan. Karena, bagaimanapun, Kasdiono menilai penyelenggaraan perpustakaan yang profesional juga sebagai wujud pelestarian nilai-nilai sosial di masyarakat.
Sebab, sebagai sarana kepentingan publik yang demokratis, fungsi perpustakaan adalah sebagai pendidikan, informasi, penelitian, rekreasi ilmiah dan pelestari budaya. Hal ini seperti tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI.
Maka dari itu sambungnya, penyelenggaraan perpustakaan secara profesional salah satu upaya mewujudkan tujuan tersebut.
"Yang jelas, perpustakaan harus hidup. Minat baca harus terus kita dorong. Bila perlu dimaksimalkan perpustakaan keliling agar bisa merata sampai ke plosok," tandas politisi dari Partai Demokrat ini. (*)