Jakarta (ANTARA) - Akuatik Indonesia merencanakan road map cabang olahraga akuatik menuju prestasi dunia secara bertahap. Rapat kerja nasional (rakernas) Akuatik Indonesia mengusung tema "Sukses PON/XXI 2024 Menuju Prestasi Dunia" yang diagendakan untuk mengevaluasi program sepanjang tahun 2023 dan menyusun rencana ke depan yang berlangsung di Jakarta, Jumat malam.
"Jadi acara kali ini sesuai dengan AD/ART melakukan evaluasi bukan hanya untuk PON tapi juga prestasi dunia, tentu ini bertahap mulai dari SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade. Tadi dapat masukan dari KONI dan pengprov daerah, saya rasa besok ini akan menjadi diskusi yang menarik untuk membawa akuatik Indonesia lebih baik ke depannya," kata Ketua Umum Akuatik Indonesia Anindya Bakrie.
Anindya Bakrie menjelaskan ada dua agenda yang kini tengah berlangsung yakni Rakernas dan juga Musyawarah Nasional Khusus (Munasus). Rakernas yang dihadiri 30 Provinsi tersebut akan fokus dalam membedah berbagai kendala untuk mensukseskan PON, supaya mencetak rekor-rekor baru dan peningkatan prestasi secara bertahap di ajang olahraga level internasional.
"Kami masih banyak pekerjaan rumah (PR), kami tadi juga diskusi kalau dari sisi SEA Games ada kenaikan perolehan medali emas. Tapi kalau kita ingin Indonesia di SEA Games menjadi nomor satu, Akuatik dan atletik harus menjadi mesin pencetak emas itu yang mesti dipersiapkan secara masif," ujar Anindya Bakrie.
"Baik menggunakan berbagai macam cara, seperti cara pembinaan usia dini, ada diaspora atau naturalisasi lalu juga mengirim atlet kita di luar negeri untuk berlatih lama di lingkungan yang kompetitif. Jadi hal-hal semua itu akan kami diskusikan," tambahnya.
Baca juga: Perenang Zhanle kunci medali emas di nomor 100 m gaya bebas
Baca juga: Atlet renang Siobhan Haughey persembahkan emas untuk Hong Kong
Dalam agenda tersebut juga dibahas mengenai posisi Akuatik Indonesia yang ditunjuk menjadi tuan rumah 2nd Open Water Swimming Southeast Asia yang akan berlangsung di Pantai Jimbaran, Bali pada 28-30 Juni mendatang.
Sedangkan agenda Munasus menjadi agenda untuk pembahasan mengenai perubahan nama PB PRSI menjadi PB Akuatik Indonesia berdasarkan arahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
"Jadi acara kali ini sesuai dengan AD/ART melakukan evaluasi bukan hanya untuk PON tapi juga prestasi dunia, tentu ini bertahap mulai dari SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade. Tadi dapat masukan dari KONI dan pengprov daerah, saya rasa besok ini akan menjadi diskusi yang menarik untuk membawa akuatik Indonesia lebih baik ke depannya," kata Ketua Umum Akuatik Indonesia Anindya Bakrie.
Anindya Bakrie menjelaskan ada dua agenda yang kini tengah berlangsung yakni Rakernas dan juga Musyawarah Nasional Khusus (Munasus). Rakernas yang dihadiri 30 Provinsi tersebut akan fokus dalam membedah berbagai kendala untuk mensukseskan PON, supaya mencetak rekor-rekor baru dan peningkatan prestasi secara bertahap di ajang olahraga level internasional.
"Kami masih banyak pekerjaan rumah (PR), kami tadi juga diskusi kalau dari sisi SEA Games ada kenaikan perolehan medali emas. Tapi kalau kita ingin Indonesia di SEA Games menjadi nomor satu, Akuatik dan atletik harus menjadi mesin pencetak emas itu yang mesti dipersiapkan secara masif," ujar Anindya Bakrie.
"Baik menggunakan berbagai macam cara, seperti cara pembinaan usia dini, ada diaspora atau naturalisasi lalu juga mengirim atlet kita di luar negeri untuk berlatih lama di lingkungan yang kompetitif. Jadi hal-hal semua itu akan kami diskusikan," tambahnya.
Baca juga: Perenang Zhanle kunci medali emas di nomor 100 m gaya bebas
Baca juga: Atlet renang Siobhan Haughey persembahkan emas untuk Hong Kong
Dalam agenda tersebut juga dibahas mengenai posisi Akuatik Indonesia yang ditunjuk menjadi tuan rumah 2nd Open Water Swimming Southeast Asia yang akan berlangsung di Pantai Jimbaran, Bali pada 28-30 Juni mendatang.
Sedangkan agenda Munasus menjadi agenda untuk pembahasan mengenai perubahan nama PB PRSI menjadi PB Akuatik Indonesia berdasarkan arahan dari Kementerian Hukum dan HAM.