Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni memberikan penjelasan soal adanya wacana yang berkembang di masyarakat untuk maju dalam perhelatan politik Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2024.
"Hamba diberikan mandat oleh masyarakat untuk mengabdi di Yos Sudarso (Gedung DPRD Surabaya di Jalan Yus Sudarso)," kata Arif Fathoni atau kerap dipanggil Toni dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.
Menguatnya dukungan ke Toni maju pilwali tidak lepas dari perolehan suara Partai Golkar Surabaya yang dipimpinnya mengalami peningkatan yakni pada Pemilu 2019 mendapat sekitar 115 ribu suara dan pada Pemilu 2024 mengalami peningkatan menjadi 136.814 suara.
Bahkan suara di pemilu tahun ini menempatkan Partai Golkar Kota Surabaya di posisi keempat di bawah PDI Perjuangan 336.698 suara, Gerindra 241.231 suara, dan PKB 159.362 suara.
Urutan keempat menjadi penting karena menurut undang-undang, pimpinan DPRD tingkat kota terdiri dari ketua dan tiga wakil ketua. Dengan demikian, Golkar mendapatkan kursi pimpinan atau wakil ketua.
Sedangkan untuk nama yang nantinya mengisi kursi pimpinan masih menunggu keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Namun kebiasaan yang berlaku di semua partai, bahwa yang mendapatkan posisi kursi wakil ketua adalah Ketua DPD. "Itu keputusan partai," katanya.
Sementara itu, informasi yang ada saat ini ada sejumlah nama bakal calon wali kota mulai bermunculan yakni selain majunya kembali petahana Eri Cahyadi dan Armuji dari PDIP juga dari Ahmad Dhani (Musisi sekaligus Calon Anggota DPR RI Dapil Surabaya-Sidoarjo) dan Musyafak Rouf (Ketua DPC PKB Surabaya sekaligus calon anggota DPRD Jatim).
Di sisi lain, Toni berharap Pilkada Surabaya 2024 akan terbangun koalisi besar untuk mengusung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi maju untuk kedua kalinya.
Berkaca dalam hasil pemilihan Presiden yang baru saja selesai, ada pesan politik dari masyarakat yang disalurkan melalui gerakan di tempat pemungutan suara yakni gotong royong antarpartai dalam membangun negara dan keberlanjutan pembangunan.
Hal itu, kata Toni, harus ditangkap oleh segenap parpol yang ada di Surabaya dalam menyongsong Pilkada Surabaya pada November mendatang. Masyarakat tidak ingin ada hiruk pikuk berlebihan, bagi masyarakat yang penting kebutuhan dasar primer terpenuhi, akses pemerataan pembangunan di Surabaya dapat dinikmati, dan yang paling penting proses politik tidak melelahkan.
Sejak awal, Golkar mengusung Eri Cahyadi maju di pilkada mendatang. Golkar ingin agar tercipta gotong royong parpol di Surabaya untuk membangun kerangka kerja sama besar mengusung Eri Cahyadi.
"Ini agar keberlanjutan pembangunan di Surabaya tidak terkendala, karena selama ini kerja sama sudah berjalan dengan baik, karena politik persatuan yang dijalankan oleh wali kota," katanya.
"Hamba diberikan mandat oleh masyarakat untuk mengabdi di Yos Sudarso (Gedung DPRD Surabaya di Jalan Yus Sudarso)," kata Arif Fathoni atau kerap dipanggil Toni dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.
Menguatnya dukungan ke Toni maju pilwali tidak lepas dari perolehan suara Partai Golkar Surabaya yang dipimpinnya mengalami peningkatan yakni pada Pemilu 2019 mendapat sekitar 115 ribu suara dan pada Pemilu 2024 mengalami peningkatan menjadi 136.814 suara.
Bahkan suara di pemilu tahun ini menempatkan Partai Golkar Kota Surabaya di posisi keempat di bawah PDI Perjuangan 336.698 suara, Gerindra 241.231 suara, dan PKB 159.362 suara.
Urutan keempat menjadi penting karena menurut undang-undang, pimpinan DPRD tingkat kota terdiri dari ketua dan tiga wakil ketua. Dengan demikian, Golkar mendapatkan kursi pimpinan atau wakil ketua.
Sedangkan untuk nama yang nantinya mengisi kursi pimpinan masih menunggu keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Namun kebiasaan yang berlaku di semua partai, bahwa yang mendapatkan posisi kursi wakil ketua adalah Ketua DPD. "Itu keputusan partai," katanya.
Sementara itu, informasi yang ada saat ini ada sejumlah nama bakal calon wali kota mulai bermunculan yakni selain majunya kembali petahana Eri Cahyadi dan Armuji dari PDIP juga dari Ahmad Dhani (Musisi sekaligus Calon Anggota DPR RI Dapil Surabaya-Sidoarjo) dan Musyafak Rouf (Ketua DPC PKB Surabaya sekaligus calon anggota DPRD Jatim).
Di sisi lain, Toni berharap Pilkada Surabaya 2024 akan terbangun koalisi besar untuk mengusung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi maju untuk kedua kalinya.
Berkaca dalam hasil pemilihan Presiden yang baru saja selesai, ada pesan politik dari masyarakat yang disalurkan melalui gerakan di tempat pemungutan suara yakni gotong royong antarpartai dalam membangun negara dan keberlanjutan pembangunan.
Hal itu, kata Toni, harus ditangkap oleh segenap parpol yang ada di Surabaya dalam menyongsong Pilkada Surabaya pada November mendatang. Masyarakat tidak ingin ada hiruk pikuk berlebihan, bagi masyarakat yang penting kebutuhan dasar primer terpenuhi, akses pemerataan pembangunan di Surabaya dapat dinikmati, dan yang paling penting proses politik tidak melelahkan.
Sejak awal, Golkar mengusung Eri Cahyadi maju di pilkada mendatang. Golkar ingin agar tercipta gotong royong parpol di Surabaya untuk membangun kerangka kerja sama besar mengusung Eri Cahyadi.
"Ini agar keberlanjutan pembangunan di Surabaya tidak terkendala, karena selama ini kerja sama sudah berjalan dengan baik, karena politik persatuan yang dijalankan oleh wali kota," katanya.