Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan stok ikan untuk kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan 1445 Hijriah/2024 masih aman, meskipun nelayan tidak melaut sebagai dampak cuaca ekstrem di awal puasa.
"Stok ikan masih aman, meskipun nelayan tidak melaut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah Nurjaman di Praya, Jumat.
Ia mengatakan hasil tangkapan ikan laut para nelayan memang berkurang akibat gelombang tinggi. Namun kebutuhan ikan di bulan Ramadhan ini masih bisa dipenuhi oleh ikan air tawar atau hasil budi daya tambak.
"Produksi ikan di Lombok Tengah hingga Maret 2024 ini mencapai 14 persen dari target produksi 38.000 ton per tahun," katanya.
Baca juga: Diskanlut Lombok Tengah sebutkan stok ikan air tawar aman
Ia mengatakan produksi ikan 14 persen saat ini masih ada di petani ikan, sehingga berapapun kebutuhan ikan untuk dikonsumsi pada Ramadhan ini masih aman.
"Produksi budi daya ikan air tawar itu mencapai 6.419 ton per tahun," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat atau para nelayan untuk mengurangi aktivitas di laut, karena cuaca ekstrem diprakirakan masih terjadi hingga akhir Maret 2024.
"Nelayan kita tidak melaut saat terjadi cuaca ekstrem," katanya.
Meskipun para nelayan tidak melaut, perekonomian mereka tetap stabil, karena masih ada usaha lain yang menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan atau tidak hanya dari hasil tangkapan ikan.
"Mereka bisa menjadi pelaku wisata dan UMKM. Artinya hasil tangkapan ikan sebelum di olah, baru dijual," katanya.
Baca juga: Rumah makan di Lombok Tengah diatur saat Ramadhan
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat (NTB), sehingga para nelayan diharapkan untuk tetap waspada saat melakukan aktivitas.
"Potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB mulai 11-17 Maret 2024," kata Kepala Stasiun Meteorologi Zaenuddin Abdul Majid, Lombok Satria Topan Primadi.
BMKG menyatakan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB yaitu kategori tinggi gelombang sedang 1.25 – 2.5 meter di selat Lombok bagian utara, selat Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, dan selat Sape bagian utara.
Kemudian kategori tinggi gelombang tinggi 2,5 – 4,0 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan dan Selat Sape bagian selatan.
"Kategori tinggi gelombang sangat tinggi 4,0 – 6,0 meter di Samudera Hindia Selatan," katanya.
Baca juga: Pemkab Lombok mengimbau tingkatkan pengawasan terhadap anak pada Ramadhan