Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Nursalam menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan akademisi dari berbagai negara untuk menerbitkan buku mini berjudul Commodity Murabahah: an alternative way to scale up Islamic banking and finance industry.
Buku mini tersebut disusun oleh Executive Director Amanie Advisors Dubai, Aiman Aizuddin Rashid, Lalu Dean of International Islamic University Malaysia (IIUM) Institute of Islamic Banking and Finance Malaysia, Rusni Hassan, dan Islamic Finance Expert Brunei Darussalam Central Bank, Mohammad Mahbubi Ali yang juga menjadi narasumber dalam webinar ini.
“Harapan kami, mini book ini dapat menjadi referensi praktis bagi industri perbankan syariah di Indonesia,” kata Nursalam dalam webinar Islamic Finance & Banking Industry Exploration: Emerging Opportunities In Modern Economics di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan laporan Islamic Finance Development tahun 2022, Indonesia ditempatkan pada peringkat ke-7 dengan kaset keuangan syariah secara global. Laporan State of The Global of Islamic Economic (SGEI) tahun 2023 juga mencatatkan ekonomi syariah Indonesia naik menjadi peringkat ketiga.
Kemudian, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pada tahun 2023 hingga Juli, total aset keuangan syariah tercatat sebesar 163 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp2.461 triliun. Angka ini naik sekitar 13 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa optimisme juga datang dari Bank Indonesia (BI) yang memproyeksikan pada tahun 2024, ekonomi syariah Indonesia bertumbuh 4,7-5,5 persen yoy.
“Angka-angka tersebut cukup menggambarkan potensi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia ke depan. Hal ini juga didukung peta demografi Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yang mencapai 237,56 juta jiwa atau 86,7 persen dari total populasi,” ucapnya.
Kendati demikian, data OJK menunjukkan bahwa pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia per Agustus 2023 di angka 7,26 persen. Jika dibandingkan dengan pangsa pasar perbankan syariah di negara lain, Indonesia disebut masih tertinggal cukup jauh.
Kondisi ini dinilai menjadi tantangan bagi semua pemangku kepentingan di sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia untuk semakin meningkatkan literasi terkait keuangan syariah, khususnya produk syariah.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2023 menunjukkan indeks literasi keuangan syariah sebesar 9,14 persen dan 12,12 persen untuk indeks inklusi keuangan syariah.
Baca juga: Bakti BCA mendukung pelepasliaran 500 ekor tukik
Baca juga: Sambut Lebaran, penukaran uang di BI dan perbankan dilayani hingga 7 April 2024
Menurut dia, salah satu produk inovasi yang dapat meningkatkan pangsa pasar Indonesia adalah produk komoditas murabahah (syariah), Data Islamic Financial Services Board (IFSB) turut menyebutkan pada tahun 2022, komoditi murabahah secara global berada di posisi kedua, yakni 32 persen dari total kontrak layanan keuangan syariah di dunia merupakan kontrak murabahah.
"Melalui webinar ini, kami berharap dapat muncul ide-ide segar serta wawasan baru terkait ekonomi dan keuangan syariah, sehingga kita dapat memanfaatkan, serta memaksimalkan potensi besar ekonomi syariah di Indonesia,” ungkap Nursalam.