Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kebijakan hilirisasi mineral melalui fasilitas pemurnian dan pengolahan atau smelter yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat berpeluang mendongkrak pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Dua perusahaan tambang yang ada di sana menggaet tenaga kerja cukup banyak dan mendongkrak ekonomi di Nusa Tenggara Barat," kata Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin di Mataram, Selasa.
Wahyudin mengatakan bila fasilitas smelter yang dimiliki oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara mampu mengolah produk tambang tidak hanya dari Sumbawa Barat, namun juga dari daerah lain, maka daya dongkrak terhadap ekonomi bakal lebih besar.
Dia mencontohkan manfaat keberadaan smelter nikel di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Meski di daerah itu tidak memiliki tambang nikel, namun smelter tersebut mampu mengolah nikel yang diproduksi dari daerah lain.
"NTB sudah punya tambang dan smelter, kenapa kita tidak meraih dari yang lain. Itulah yang kami kembangkan," ujar Wahyudin.
Baca juga: Hilirisasi tembaga dongkrak ekonomi di kawasan NTB
Lebih lanjut, ia mengungkapkan fasilitas smelter yang dibangun di suatu wilayah punya efek berganda bagi masyarakat sekitar, seperti menjamurnya rumah makan, penginapan, dan transportasi.
Walau ada penurunan pendapatan dari ekspor konsentrat, namun smelter yang mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi mampu meningkatkan nilai tambah bagi sumber daya alam. Hal itu berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah dari sektor tambang.
Pemerintah daerah mendapatkan pajak dan retribusi dari operasional smelter, serta royalti dan bagi hasil sumber daya alam.
"Smelter masih mencari sebagian pangsa pasar di luar negeri yang nanti mempengaruhi penerimaan negara," kata Wahyudin.
Baca juga: Hilirisasi pertanian langkah krusial tekan impor
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Barat pada November 2024 mengalami penurunan tajam sebesar 97,78 persen bila dibandingkan nilai ekspor Oktober 2024 akibat tidak ada lagi ekspor konsentrat yang dilakukan oleh Amman Mineral.
Pada November 2024, nilai komoditas ekspor Nusa Tenggara Barat hanya berjumlah 5,56 juta dolar AS yang ditopang oleh ekspor ikan dan udang sebanyak 2,87 juta dolar AS atau setara 51,67 persen, buah-buahan sebanyak 1,12 juta dolar AS atau sekitar 20,08 persen, dan perhiasan sebesar 900.254 dolar AS atau setara 16,19 persen.
Baca juga: BRIN mendukung NTB mengembangkan hilirisasi industri rumput laut
Baca juga: PLN dukung hilirisasi untuk wujudkan ekosistem industri EV tanah air
Baca juga: Bank Indonesia mendorong hilirisasi komoditas pertanian NTB