Jakarta (ANTARA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memberikan tiga bentuk dukungan nyata untuk mengembangkan kualitas pelaku usaha ultramikro serta mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berupa pembinaan, pembiayaan, dan perluasan pemasaran.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita mengatakan, tiga hal tersebut yang paling dibutuhkan oleh pelaku ultramikro dan UMKM dalam mengembangkan usahanya.
"Dia membutuhkan pembinaan, dia membutuhkan pembiayaan dan juga membutuhkan pemasaran. Kami tidak cukup hanya mendukung pembiayaan saja atau pembinaan saja, pelatihan atau pasarnya saja," ujar Loto, di Jakarta, Selasa.
Loto menyampaikan, pembinaan dan pelatihan sangat diperlukan oleh pelaku usaha ultramikro dan UMKM. Sebab, setiap masalah yang dihadapi oleh kelompok usaha tersebut berbeda-beda, seperti peningkatan kapasitas usaha, legalitas hingga permasalahan kualitas produk.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BUMN untuk memberikan pelatihan dan pembinaan adalah melalui Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia dengan melihatkan 17 korporasi negara.
Terkait dengan perluasan pasar, BUMN membangun platform Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau PaDi UMKM. Per September 2023 tercatat total belanja perusahaan BUMN terhadap produk UMKM melalui PadDi mencapai Rp31,3 triliun.
Selain itu, Kementerian BUMN juga melakukan bazar UMKM secara luring di Sarinah, Jakarta, dan menjual produk-produk lokal kelas premium melalui gerai-gerai Sarinah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) maupun bandar udara.
"Kami juga MoU dengan Kementerian Koperasi, Kementerian Perindustrian untuk bermitra dengan BUMN dan UMKM. Harapannya bisa memberikan kesempatan kepada UMKM untuk memasok produk barang dan jasanya," kata Loto.
Baca juga: Indonesia Reasuransi komitmen mendukung rekrutmen bersama BUMN
Baca juga: PLN menjual 1.000 paket sembako murah di Lombok Tengah
Dari sisi ketersediaan pembiayaan, BUMN telah menyiapkan berbagai skema pembiayaan, seperti pinjaman tanpa agunan melalui program pendanaan usaha ultramikro lewat dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) maupun pinjaman melalui PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar).
BUMN juga membangun holding ultramikro, dengan semua BUMN yang menyalurkan pembiayaan kepada ultramikro menjadi satu rumah.
"Dari waktu ke waktu, capaian ini menjadi baik dari sisi skema penyaluran karena masyarakat yang dulu tidak terakses dengan simpanan perbankan menjadi familiar dengan menabung. Kemudian nasabah Mekaar juga jadi tahu investasi tabungan emas," ujar Loto pula.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita mengatakan, tiga hal tersebut yang paling dibutuhkan oleh pelaku ultramikro dan UMKM dalam mengembangkan usahanya.
"Dia membutuhkan pembinaan, dia membutuhkan pembiayaan dan juga membutuhkan pemasaran. Kami tidak cukup hanya mendukung pembiayaan saja atau pembinaan saja, pelatihan atau pasarnya saja," ujar Loto, di Jakarta, Selasa.
Loto menyampaikan, pembinaan dan pelatihan sangat diperlukan oleh pelaku usaha ultramikro dan UMKM. Sebab, setiap masalah yang dihadapi oleh kelompok usaha tersebut berbeda-beda, seperti peningkatan kapasitas usaha, legalitas hingga permasalahan kualitas produk.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BUMN untuk memberikan pelatihan dan pembinaan adalah melalui Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia dengan melihatkan 17 korporasi negara.
Terkait dengan perluasan pasar, BUMN membangun platform Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau PaDi UMKM. Per September 2023 tercatat total belanja perusahaan BUMN terhadap produk UMKM melalui PadDi mencapai Rp31,3 triliun.
Selain itu, Kementerian BUMN juga melakukan bazar UMKM secara luring di Sarinah, Jakarta, dan menjual produk-produk lokal kelas premium melalui gerai-gerai Sarinah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) maupun bandar udara.
"Kami juga MoU dengan Kementerian Koperasi, Kementerian Perindustrian untuk bermitra dengan BUMN dan UMKM. Harapannya bisa memberikan kesempatan kepada UMKM untuk memasok produk barang dan jasanya," kata Loto.
Baca juga: Indonesia Reasuransi komitmen mendukung rekrutmen bersama BUMN
Baca juga: PLN menjual 1.000 paket sembako murah di Lombok Tengah
Dari sisi ketersediaan pembiayaan, BUMN telah menyiapkan berbagai skema pembiayaan, seperti pinjaman tanpa agunan melalui program pendanaan usaha ultramikro lewat dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) maupun pinjaman melalui PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar).
BUMN juga membangun holding ultramikro, dengan semua BUMN yang menyalurkan pembiayaan kepada ultramikro menjadi satu rumah.
"Dari waktu ke waktu, capaian ini menjadi baik dari sisi skema penyaluran karena masyarakat yang dulu tidak terakses dengan simpanan perbankan menjadi familiar dengan menabung. Kemudian nasabah Mekaar juga jadi tahu investasi tabungan emas," ujar Loto pula.