Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat menyelamatkan 160 anak dari ancaman stunting.
General Manager PT PLN UIW NTB Sudjarwo dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Senin, mengatakan, hal ini berhasil dilaksanakan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berkolaborasi dengan Komunitas Srikandi PLN, Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN dan Dinas Kesehatan NTB.
"Alhamdulillah, dari program penanggulangan stunting yang kami laksanakan selama 3 bulan, dari 181 anak yang ikut berpartisipasi, 160 di antaranya berhasil mencapai status gizi baik," kata Sudjarwo.
Baca juga: Menutup program penanganan stunting, PLN NTB berhasil entaskan 88 persen gizi buruk
Menurut dia, keberhasilan ini menunjukkan dampak positif dari program kesehatan anak-anak di wilayah tersebut.
"Meskipun belum mencapai 100 persen, namun data menunjukkan adanya perkembangan yang positif. Kami memberikan penghargaan kepada orang tua dan kader posyandu yang telah memberikan yang terbaik untuk perkembangan anak-anak," ujarnya.
Dia berharap untuk ke depannya, para orang tua dan kader posyandu tetap semangat untuk memberikan yang terbaik bagi pertumbuhan anak.
"Semoga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas," ucap Sudjarwo.
Baca juga: Bupati Bima mengajak para ibu perhatikan pemenuhan gizi keluarga
Program pemberantasan stunting ini digelar secara serentak di beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Sumbawa, di antaranya adalah Desa Sambik Bangkol, Desa Baru Tahan, Desa Penyaring dan Desa Sebewe.
Program penanganan stunting PLN ini diinisiasi oleh Srikandi PLN yang dirangkai dalam Program Srikandi Movement. Program ini telah diawali sejak tanggal 7 Desember 2023 dan berakhir Maret 2024.
Program penanganan stunting PLN NTB, dilaksanakan dengan memberikan asupan makanan rutin setiap lima hari dalam tiap pekannya selama tiga bulan berturut-turut dan menyasar desa-desa yang memiliki tingkat stunting cukup tinggi.
Baca juga: Cegah stunting, Pemkab Lombok Utara gelar program pencegahan kurang darah
Baca juga: Angka stunting di Lombok Tengah turun jadi 10,91 persen
General Manager PT PLN UIW NTB Sudjarwo dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Senin, mengatakan, hal ini berhasil dilaksanakan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berkolaborasi dengan Komunitas Srikandi PLN, Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN dan Dinas Kesehatan NTB.
"Alhamdulillah, dari program penanggulangan stunting yang kami laksanakan selama 3 bulan, dari 181 anak yang ikut berpartisipasi, 160 di antaranya berhasil mencapai status gizi baik," kata Sudjarwo.
Baca juga: Menutup program penanganan stunting, PLN NTB berhasil entaskan 88 persen gizi buruk
Menurut dia, keberhasilan ini menunjukkan dampak positif dari program kesehatan anak-anak di wilayah tersebut.
"Meskipun belum mencapai 100 persen, namun data menunjukkan adanya perkembangan yang positif. Kami memberikan penghargaan kepada orang tua dan kader posyandu yang telah memberikan yang terbaik untuk perkembangan anak-anak," ujarnya.
Dia berharap untuk ke depannya, para orang tua dan kader posyandu tetap semangat untuk memberikan yang terbaik bagi pertumbuhan anak.
"Semoga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas," ucap Sudjarwo.
Baca juga: Bupati Bima mengajak para ibu perhatikan pemenuhan gizi keluarga
Program pemberantasan stunting ini digelar secara serentak di beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Sumbawa, di antaranya adalah Desa Sambik Bangkol, Desa Baru Tahan, Desa Penyaring dan Desa Sebewe.
Program penanganan stunting PLN ini diinisiasi oleh Srikandi PLN yang dirangkai dalam Program Srikandi Movement. Program ini telah diawali sejak tanggal 7 Desember 2023 dan berakhir Maret 2024.
Program penanganan stunting PLN NTB, dilaksanakan dengan memberikan asupan makanan rutin setiap lima hari dalam tiap pekannya selama tiga bulan berturut-turut dan menyasar desa-desa yang memiliki tingkat stunting cukup tinggi.
Baca juga: Cegah stunting, Pemkab Lombok Utara gelar program pencegahan kurang darah
Baca juga: Angka stunting di Lombok Tengah turun jadi 10,91 persen