Jakarta (ANTARA) - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) berdialog dengan para tokoh adat di Kalimantan Timur dalam acara buka bersama puasa Ramadhan sebagai upaya untuk meningkatkan kebersamaan dan menyamakan persepsi terkait pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam pembangunan IKN.
Dikutip dari siaran pers OIKN, Jumat, Direktur Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif OIKN Muhsin Palinrungi mengatakan bahwa pertemuan dengan dengan para tokoh adat ini penting untuk mempererat hubungan dan komunikasi, dan memastikan pembangunan IKN berjalan lancar.
“Melalui kegiatan buka bersama puasa Ramadhan ini kami ingin seluruh tokoh adat di Kalimantan Timur dan Indonesia bersatu padu dalam kebersamaan untuk Indonesia yang kini sedang giat-giatnya membangun IKN,” ujar Muhsin selepas acara buka puasa bersama dengan tokoh-tokoh budaya dan adat di Balikpapan, Rabu (3/4).
Ia menambahkan, kegiatan silaturahmi ini juga bertujuan sebagai sarana untuk menyamakan persepsi tentang pembangunan IKN, yang merupakan salah satu upaya pemerataan pembangunan.
Menurut Muhsin, para tokoh adat memiliki peran penting dalam pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Mereka bertanggung jawab untuk memelihara nilai-nilai budaya setempat, yang tidak hanya penting untuk menjaga identitas, tetapi juga menjadi inti dari semangat pembangunan IKN itu sendiri.
“Nilai budaya nasional adalah ruh dari pembangunan IKN, sehingga harus tetap terjaga dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut dia.
Sementara itu, Sultan Paser, YM Aji Muhammad Jarnawi, menyatakan dukungan penuhnya terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara. Dia juga menekankan pentingnya terciptanya simbiosis budaya yang menguntungkan bagi suku-suku di sekitar Nusantara sebagai bagian dari upaya pelibatan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Dia menuturkan strategi pembangunan yang dicanangkan harus harmonis dan sejalan dengan aspirasi pemerintah daerah, menghormati, dan memperkaya keberagaman budaya daerah. Ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Bahasa Daerah, yang menggarisbawahi pentingnya melindungi dan melestarikan bahasa serta budaya daerah sebagai aset nasional yang berharga.
Baca juga: Kemenko Polhukam mengodok rencana bangun sistem pertahanan semesta di IKN
Baca juga: OIKN dan BSI berkolaborasi dalam penyediaan perbankan syariah
“Harapan kami pemajuan kebudayaan ini bukan sekedar orang, bahasa, budaya tetapi juga mempertahankan keberagaman dan ketahanan RI. Etnis apa pun bisa bersama mempertahankan agar tetap utuh keberadaannya,” ujarnya.
Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur, Martinus Usat, mengatakan pentingnya merencanakan pembangunan IKN sebagai sebuah pusat budaya.
Menurutnya, inisiatif ini bukan hanya perlu direncanakan dengan baik, tetapi juga harus diperjuangkan untuk memastikan bahwa kebudayaan lokal mendapat tempat yang layak dalam kerangka pembangunan yang lebih luas, sebagai upaya untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Dayak di Kalimantan Timur.
“Kami juga berharap jangan sampai ada orang lokal yang terpinggirkan,” kataya.
Dikutip dari siaran pers OIKN, Jumat, Direktur Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif OIKN Muhsin Palinrungi mengatakan bahwa pertemuan dengan dengan para tokoh adat ini penting untuk mempererat hubungan dan komunikasi, dan memastikan pembangunan IKN berjalan lancar.
“Melalui kegiatan buka bersama puasa Ramadhan ini kami ingin seluruh tokoh adat di Kalimantan Timur dan Indonesia bersatu padu dalam kebersamaan untuk Indonesia yang kini sedang giat-giatnya membangun IKN,” ujar Muhsin selepas acara buka puasa bersama dengan tokoh-tokoh budaya dan adat di Balikpapan, Rabu (3/4).
Ia menambahkan, kegiatan silaturahmi ini juga bertujuan sebagai sarana untuk menyamakan persepsi tentang pembangunan IKN, yang merupakan salah satu upaya pemerataan pembangunan.
Menurut Muhsin, para tokoh adat memiliki peran penting dalam pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Mereka bertanggung jawab untuk memelihara nilai-nilai budaya setempat, yang tidak hanya penting untuk menjaga identitas, tetapi juga menjadi inti dari semangat pembangunan IKN itu sendiri.
“Nilai budaya nasional adalah ruh dari pembangunan IKN, sehingga harus tetap terjaga dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut dia.
Sementara itu, Sultan Paser, YM Aji Muhammad Jarnawi, menyatakan dukungan penuhnya terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara. Dia juga menekankan pentingnya terciptanya simbiosis budaya yang menguntungkan bagi suku-suku di sekitar Nusantara sebagai bagian dari upaya pelibatan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Dia menuturkan strategi pembangunan yang dicanangkan harus harmonis dan sejalan dengan aspirasi pemerintah daerah, menghormati, dan memperkaya keberagaman budaya daerah. Ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Bahasa Daerah, yang menggarisbawahi pentingnya melindungi dan melestarikan bahasa serta budaya daerah sebagai aset nasional yang berharga.
Baca juga: Kemenko Polhukam mengodok rencana bangun sistem pertahanan semesta di IKN
Baca juga: OIKN dan BSI berkolaborasi dalam penyediaan perbankan syariah
“Harapan kami pemajuan kebudayaan ini bukan sekedar orang, bahasa, budaya tetapi juga mempertahankan keberagaman dan ketahanan RI. Etnis apa pun bisa bersama mempertahankan agar tetap utuh keberadaannya,” ujarnya.
Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur, Martinus Usat, mengatakan pentingnya merencanakan pembangunan IKN sebagai sebuah pusat budaya.
Menurutnya, inisiatif ini bukan hanya perlu direncanakan dengan baik, tetapi juga harus diperjuangkan untuk memastikan bahwa kebudayaan lokal mendapat tempat yang layak dalam kerangka pembangunan yang lebih luas, sebagai upaya untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Dayak di Kalimantan Timur.
“Kami juga berharap jangan sampai ada orang lokal yang terpinggirkan,” kataya.